Bab 25: I love you

1.2K 181 18
                                    

Bab 25: I love you
♪: Olivia Rodrigo - Happier
—◈▣◈—

Begitu menginjakkan kaki didalam kediaman Darian, (namakamu) disambut dengan rentangan tangan yang seakan akan membawanya ke dalam pelukan.

“Ah calon menantuku sudah datang,” Darian merentangkan tangannya, ingin memeluk (namakamu). Tapi gadis cantik itu ditarik Iqbaal agar menjauh dari jangkauan ayahnya.

“Apa-apaan, Dad.” desis Iqbaal sarkas.

Darian terkekeh, “Pelit sekali, aku hanya ingin menyambut calon menantuku.” balasnya.

“Tidak dengan pelukan.” tegas Iqbaal. Lalu ia mengajak (namakamu) untuk duduk di sofa yang mana sudah ada Helena—ibunya yang duduk disana.

“Hallo, Mrs. Darian.” sapa (namakamu) formal dan sedikit membungkuk, ia tersenyum manis. Namun Helena hanya menatapnya sekilas, wanita itu membuang muka.

Oh sial, (namakamu) menggeram dalam hati. Padahal yang salah waktu itu adalah Helena tapi kenapa malah dia yang marah. Tapi ia tidak ambil pusing soal wanita yang buang muka itu.

Darian duduk di sebelah istrinya sedangkan Iqbaal dan (namakamu) duduk di sofa didepan pasangan paruh baya itu.

So, dad. Apa yang ingin kau katakan?” tanya Iqbaal. Pasalnya ayahnya itu sampai mengancamnya jika tidak membawa (namakamu) datang ke rumah ini. Dan ya, ia mengira memang ada suatu hal penting yang akan disampaikan Darian.

Darian menaikkan bahunya acuh, lalu terkekeh pelan menatap anaknya, “Tidak ada.”

Iqbaal mencuramkan alisnya, “Tidak ada? Maksudnya?” ia tak mengerti.

“Tidak ada yang mau kusampaikan. Hanya mengundang calon menantuku saja.” Darian melirik Helena sekilas.

Helena tak bergeming. Ia menatap datar anak lelakinya dan gadis yang sedari tadi disebut sebagai calon menantu oleh suaminya. Ia menatap sebal (namakamu), rasa geram dan malu seakan masih menempel di wajahnya begitu melihat gadis yang sialannya cantik itu.

“Sangat tidak lucu.” kata Iqbaal dingin. Menatap Darian geram sekali. Apa-apan coba, Darian semacam mengeprank nya. Ia diancam akan diturunkan jabatannya dan akan dibuat jadi gelandangan jika tidak berhasil membawa gadis bernama (namakamu) Steinfeld Moon.

Sial. Ayahnya keterlaluan.

Darian hanya terkekeh. Dan itu membuat Iqbaal semakin naik pitam.

(Namakamu) menatap Iqbaal yang mengeraskan rahangnya, ia mengusap tangan Iqbaal pelan.

Iqbaal bangkit dari duduknya, menarik tangan (namakamu) untuk mengikutinya. “Mau kemana?” bisik (namakamu) karna sepertinya lelaki itu akan membawanya beranjak dari ruang tamu.

“Mau kemana, son?” suara Darian menggema bertanya.

Iqbaal hanya menatap Darian sekilas dan sangat sinis. Asli, ia sangat geram melihat tingkah ayahnya. Ia bukan menyesal karna membawa (namakamu) ke rumah, hanya saja ancaman Darian kemarin benar-benar membuatnya sakit kepala.

Padahal tidak ada hal penting yang akan dibilang oleh pria tua itu. Ggrrrrh!

“Iqbaal?” panggil (namakamu) pelan saat tangannya terus di tarik Iqbaal, menaiki puluhan anak tangga. Sebelumnya ia sudah membungkukkan badan, berpamitan pada Darian.

Karna tak kunjung mendapat jawaban, (namakamu) terus memanggili Iqbaal.

“Iq-baal—”

Iqbaal—mereka berhenti didepan pintu sebuah kamar. Ia membalikkan badan menatap (namakamu).

Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang