Bab 5: Partner?

3K 375 31
                                    

Bab 5: Partner ♪: Billie Eillish feat Khalid - Lovely—◈▣◈—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 5: Partner
♪: Billie Eillish feat Khalid - Lovely
—◈▣◈—

(Namakamu) duduk dengan malas di sofa hitam yang tak jauh dari kolam renang, tangannya menggenggam segelas air jeruk yang segar. Ia menatap satu persatu orang-orang yang berlalu lalang dihadapannya, mengamatinya sambil menggerutu.

Jika bukan karna bibinya, ia tidak akan hadir di pesta yang diselenggarakan oleh ayahnya. Bibinya, Linda, mengatakan jika ia tidak hadir maka wanita itu tidak mau membantunya dalam hal apapun. Oh shit! Bibi Linda menggunakan kelemahannya dalam hal ini. Wanita itu tahu jika selama (namakamu) terlibat masalah apapun, ia selalu meminta bantuan bibi Linda.

Damn! Linda, aku tidak menyukai ini.” sembur (namakamu) saat melihat Linda menghampirinya.

Bibi Linda memukul kepala (namakamu). “Mulut sialan! Panggil aku bibi, berapa kali harus kuingatkan! Aku tidak mau kau masuk neraka karna tidak sopan padaku, ya walaupun dosamu yang banyak itu sudah pasti akan membawamu ke neraka meski kau memanggil ku bibi.”

“Aku ingin pulang.” ketus (namakamu) menatap datar bibi Linda, mengabaikan celotehnya panjang. “Aku salah memakai baju.”

Linda menghela nafas pendek. Keponakannyanya yang nakal ini sungguh menguras tenaga dan juga emosinya.

“Pestanya belum dimulai, bagaimana bisa kau minta pulang. Lagipula bajumu sudah bagus, tidak ada yang salah.” pujuk Linda. “Walaupun aku sedikit heran karna kau memakai baju tertutup.” desis Linda pelan.

Ya, malam ini (namakamu) memakai setelan yang diberikan oleh Iqbaal tadi siang. Entah kenapa dirinya malas memakai baju seksi, dan malah memakai setelan dari Iqbaal.

(Namakamu) malam ini terlihat begitu formal, rambutnya tidak lagi putih gading dan pendek melainkan berwarna cola dan di gelung dengan rapi memperlihatkan leher jenjang yang putih dan mulus. Tak lupa anting bulat, namun lebih kecil dari yang tadi pagi menggantung indah di kedua telinganya. Menambah kesan tersendiri bagi seorang (namakmau).

“Aku mendengar itu Linda Richelieus.” ketus (namakamu).

Linda memutar matanya. “Kau, duduk saja dulu disini dan jangan kemana-mana. Setengah jam lagi kita akan pulang.”

“Baiklah. Aku hitung dari sekarang, 29 menit 59 detik, 58 detik..”

“Sialan!” umpat Linda meninggalkan (namakamu) yang terus menghitung. Berlama-lama dengan gadis menyebalkan seperti (namakamu) membuatnya gila. Tapi ia menyayangi gadis itu seperti anaknya sendiri.

Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang