Bab 6: Sweet but Psycho

3.2K 398 43
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bab: Sweet but Psycho
♪: Reza Darmawangsa - I'm in Love
—◈▣◈—

(Namakamu) terusik karna sebuah teriakan menjengkelkan disertai dengan gedoran pintu yang membabi buta di pagi hari. Niat hati ingin tidur hingga pukul 10 kini pupus sudah, ia bangun dengan emosi yang menggumpal didada.

Hanya tiga orang yang mengetahui kode apartemennya selain Linda. Jika saja Linda tidak pamit subuh tadi, mungkin (namakamu) pastikan itu Linda. Tapi tidak, (namakamu) mengenal keributan itu. Ya, Ari dan Bastian.

“(namakamu)! Buka pintunya.”

“Aku sedang tidak pakai baju!” teriak (namakamu) garang.

Terdengar kekehan dari luar, “Tidak masalah, itu lebih bagus.” itu suara Bastian.

“Pergi kalian dari apartemenku!”

“Ayolah sayang, ada yang ingin kami bicarakan padamu. Ini penting.” rayu keduanya.

(Namakamu) kembali merebah tidurnya, menarik selimut untuk menutupi tubuh lalu meraih remote untuk membuka pintu.

Suara kerusuhan memenuhi kamar (namakamu). Ari langsung mendekati (namakamu) yang memejamkan mata di atas ranjang. Sementara Bastian meraih bungkusan roti yang berserakan di atas permadani kemudian memakannya, lalu ia menghempaskan tubuhnya di ranjang di samping (namakamu).

Ari duduk di tepi ranjang, ia meraih selimut (namakamu). Namun ditutupnya kembali saat melihat bahwa teman perempuannya itu benar-benar tidak pakai baju, ah sialan.

“Terlalu bar-bar Ari.” sindir Bastian.

Ari mencebikkan bibirnya, “Mana aku tau kalau dia benar-benar tidak pakai baju.” sungut Ari.

“Cepat katakan apa yang mau kalian bicarakan.” ujar (namakamu) masih memejamkan matanya.

“Kau tau, Caitlin mengetahui bahwa kau yang sudah menyiramnya kemarin. Dia akan mengadukan tindakanmu pada ketua yayasan, dia bilang kalau kau sudah membuat onar di kampus. Bukan hanya pada Caitlin, tapi pada semua gadis yang kau kerjai.” kata Ari.

Bastian mengangguk, “Dia mengataimu jalang pembuat onar yang sombong.” tambahnya.

“Itukah pembicaraan kalian yang kalian bilang penting?” (namakamu) bangkit dari tidurnya. Selimutnya turun secara otomatis, dan Ari langsung menaikkannya.

“Itu memang penting, bukan?” tanya Ari tak yakin.

“Bayangkan, akan diapakan kau oleh ketua yayasan karna aduan Caitlin dan yang lainnya?” ujar Bastian, ia sudah menyelesaikan makan rotinya.

Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang