Bab 8: Incredible

1.9K 297 28
                                    

Bab 8: Incredible♪: Sam Smith - Fire on Fire—◈▣◈—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 8: Incredible
♪: Sam Smith - Fire on Fire
—◈▣◈—

Adiba mengerucutkan bibirnya. Niat hati ingin mengajak pria pujaannya untuk makan diluar malah berakhir makan di kafeteria kampus. Namun tidak apa, selagi bersama dengan Iqbaal apapun menjadi indah baginya. Bucin anjir.

“Iqbaal, apa aku mengganggumu?” tanya Adiba. Ia merasa tak enak hati saat mendatangi Iqbaal ke Universitas. Tapi ia tidak bisa menahan rasa rindu dan ingin melihat wajah tampan pria itu, jadi ia nekat menghampiri kemari.

“Tidak, karna kau datang di jam makan siang. Jika di jam ajar, mungkin sangat mengganggu.” jawab Iqbaal.

Adiba tersenyum. Ia menyeruput cappucino dinginnya. Memperhatikan wajah tampan didepannya ini menjadi salah satu hobi baru. Entah mengapa, tidak sulit untuk jatuh hati pada Iqbaal. Sudah tampan, mapan, maskulin, uh terlalu sempurna dimata seorang Adiba.

Dikala memperhatikan wajah itu, tiba-tiba sebuah kecupan mendarat di pipi tegas yang ia kagumi. Adiba melotot saat melihat seorang gadis—yang sialannya sangat cantik—mencium Iqbaal dihadapannya. Kurang ajar.

Adiba berdiri dan hendak menarik rambut gadis yang malah duduk disamping Iqbaal.

“Kau jalang sialan!” maki Adiba dan menarik rambut itu tapi si pemilik menghindar jadi ia hanya menggapai angin. Ia semakin naik darah apalagi saat melihat gadis itu malah tersenyum.

“Iqbaal, kenapa kau diam saja saat dia menciummu!” ucap Adiba kesal melihat Iqbaal hanya diam saja. Entahlah, pria itu terkejut atau apa yang terlihat hanya wajah dingin tanpa ekspresi.

Adiba melangkah mendekati (namakamu) dan menarik bajunya hingga gadis itu berdiri dan mereka berhadapan. Lantas Adiba menampar pipi putih (namakamu) hingga memerah. Kejadian ini mengundang perhatian seisi kafeteria, beberapa dari mereka ada yang mendengus karna objek perhatian mereka lagi-lagi gadis sorotan kampus dan ada juga yang tertarik karna kali ini gadis kontroversial itu mendapat tamparan sadis dari wanita asing di wilayah Universitas.

“Adiba!” seru Iqbaal hendak berdiri, namun (namakamu) menginterupsi agar Iqbaal kembali duduk dengan merentangkan sebelah tangannya didepan Iqbaal.

Kentara sekali rona merah bekas tamparan Adiba pada pipi putih (namakamu). Tangan mungilnya terangkat untuk mengelus lembut pipinya yang terkena tamparan. Berani sekali wanita bernama Adiba ini menyentuhnya bahkan dengan cara menampar. Tidak tahu saja dia kalau (namakamu) baru saja—eum hampir—mengoyak leher seseorang.

Dan karna kebetulan mood (namakamu) belum juga membaik, maka tamatlah Adiba ditangannya saat ini. Kenapa dia susah-susah marah sementara yang di cium saja tidak masalah. Dasar wanita sinting.

“Kau menamparku ya.” gumam (namakamu) mendekati Adiba dengan perlahan membuat gadis itu berlagak heran dengan aura yang dimunculkan (namakamu). Sampai kakinya menabrak kaki kursi yang tadi ia duduki, (namakamu) belum juga berhenti mendekatinya.
Tangan (namakamu) terulur dan menggapai rambut belakang Adiba yang tergerai dengan cepat ia menariknya kuat kebelakang hingga Adiba terpekik begitu juga dengan yang lainnya. Meremasnya kuat seakan-akan ingin melepaskan kulit kepala Adiba dari batok kepalanya.

Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang