Bab 22: Be my girl

1.3K 191 11
                                    

Bab 22: Be my girl
♪: Feby Putri - Halu
—◈▣◈—

Iqbaal melangkah masuk kedalam kamar menyusul (namakamu) yang merajuk hingga membanting pintu kamarnya.

Gadis itu duduk di depan meja rias dengan napas memburu, bibir merah mudanya mengerucut tanda ia sedang kesal. “(namakamu),” panggil Iqbaal.

(Namakamu) menatap Iqbaal dari kaca hias, lelaki itu berdiri dibelakangnya. Perlahan, tangan kekar itu menyentuh pundaknya pelan.

Are you mad?” tanyanya.

“Ya.” jawab (namakamu) dingin. Ia menggerakkan bahunya, mengusir tangan Iqbaal yang bertengger di sana.

Iqbaal memutar tubuh (namakamu) jadi menghadapnya. Lalu mengajaknya berdiri, tangan kanan Iqbaal menyelipkan rambut gadis cantik itu kebelakang telinga. Sesaat mata mereka bertubrukan.

“Jangan marah, darl.”

Mata bening (namakamu) membola mendengar panggilan Iqbaal untuknya. “Darl? Darling maksudmu?”

Iqbaal mengangguk, “Aku mengaku, aku tertarik padamu. Pertemuan pertama kita tidak baik jadi aku mengatakan kalau aku tidak tertarik padamu waktu itu. Tapi sekarang, I'm falling in love with you.

Mendadak otak (namakamu) hilang, hingga ia tidak dapat berpikir dan mencerna perkataan Iqbaal. Mengerjapkan matanya beberapa kali, mulut gadis itu menganga kecil. Sungguh ekspresi yang menggemaskan di mata Iqbaal.

“(namakamu), will u be my girl?” tanya Iqbaal semakin membuat (namakamu) hilang akalnya.

“H-hah?”

Iqbaal menaikkan alisnya, kenapa (namakamu) jadi lemot begini. “Hallo?” sapa Iqbaal mencoba menyadarkan gadis cantik itu.

“H-hah? Ka-kau bilang apa tadi?” (namakamu) terlihat linglung. Apa pernyataan Iqbaal membuatnya jadi terlihat idiot seperti ini? Atau karna ia terlalu terkejut karna lelaki yang disukainya menyatakan perasaan padanya.

Will u be my girlfriend, (namakamu) Steinfeld Moon?”

Perut (namakamu) merasa seperti dikocok begitu mendengar kenyataan Iqbaal, apalagi saat mengucapkan nama panjangnya. Uughh.

Y-ya-a, I mean, y-yes I will.” ucapnya gugup. Sialan, kemana hilangnya jiwa bar-bar dalam diri (namakamu) hingga ia terlihat seperti gadis gagu.

Iqbaal merunduk untuk melihat wajah (namakamu) yang tampak bersemu merah, gadis itu terlihat menggigiti bibir bawahnya karna nervous. Sialan.

“Apa aku salah orang? Kurasa (namakamu) Steinfeld Moon bukan gadis yang mudah blushing. Oh tapi aku suka melihatnya.” goda Iqbaal membuat (namakamu) semakin merah pipinya.

Arrghh brengsek. (Namakamu) mengumpati dirinya yang seperti anak SHS yang baru diajak kencan. Padahal dulu saat bersama Devano, ia tidak segugup dan sepemalu ini padahal ia waktu itu masihlah gadis yang amat manis.

“Berhenti menggodaku.” (namakamu) mendorong Iqbaal yang mendekatkan tubuhnya.

(Namakamu) berlari masuk ke dalam kamar mandi, Iqbaal yang melihat itu terkekeh pelan.

“Ayo kita jalan jalan, pacar!” teriak Iqbaal didepan pintu kamar mandi.

(Namajanu) mengerang. Ia tahu Iqbaal menyebalkan, tapi tidak tahu kalau akan semakin menyebalkan saat mereka sudah menjadi sepasang kekasih.

Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang