Bab 16: Ten

1.2K 213 15
                                    

Bab 16: Ten
♪: Ruth B - Dandelions
—◈▣◈—

10 Juli 2014. Kelas X-IPA-1, Semester Ganjil.

Seorang gadis berseragam putih dan rok abu kotak-kotak selututnya berjalan santai memasuki pekarangan sekolah. Hari ini adalah hari pertama ia menjadi murid di Cleopatra High School.

Namanya (namakamu) Steinfeld Moon. Gadis membanggakan yang selalu juara umum di masa Junior High Shcool. Pintar dan berprestasi, cantik nan manis, riang dan banyak teman. Dan anak orang kaya tentunya.

(Namakamu) gadis yang nyaris sempurna di mata orang yang memandangnya. Temannya banyak karna ia memang gadis baik hati, semua orang mau berteman dengannya.

Dulu ia punya satu teman dekat, namanya Brina Azalea. Brina adalah gadis manis yang pendiam.

Dua gadis dengan sifat yang bertolakkan itu menjadi teman dekat hingga hari dimana mereka tak lagi menjadi teman melainkan musuh.

Dua minggu sebelum ke kenaikan kelas XI.

“Kau pikir kenapa mereka mau berteman denganmu? Tentu saja karna uang dan otakmu yang pintar!” sungut Brina dengan raut wajah mengejek.

“Dan lagi, laki-laki disekolah ini menyukaimu karna kau terlalu cantik dan polos! Kalau bukan aku yang selalu melindungimu, mungkin kau sudah terhasut dengan rayuan mereka!” ujar Brina lagi.

(Namakamu) yang terkejut dengan Brina yang tiba-tiba marah dan mengata-ngatai nya seperti itu.

“Brina, apa aku buat salah padamu? Kenapa kau marah begini?” tanya (namakamu) mulai menangis. Ia tidak mau kehilangan Brina. Temannya yang ia anggap tulus itu selalu melindunginya dari godaan laki-laki disekolah selama satu tahun di kelas X. Sebentar lagi mereka akan naik ke kelas XI.

Brina tertawa. Ia menunjukkan video pada (namakamu) dimana isinya adalah segerombol siswa yang mengatakan bahwa mereka berteman dengan (namakamu) karna ada maunya. Mereka hanya memanfaatkan kebaikan dan kepolosan (namakamu).

“Aku tidak apa kalau mereka berteman dan menyukaiku karna uang dan otakku yang pintar. Asal kau berteman denganku tulus. Aku cuma mau berteman dengan Brina.” (namakamu) nangis kejer.

Brina menyeringai, “Aku tidak tulus denganmu, (namakamu). Aku suka uangmu, suka kau yang mengerjakan PR-ku setiap hari,” ujarnya menatap (namakamu) tajam. “Dan aku suka Devano, sialan!”

Gadis manis itu mendorong (namakamu) hingga jatuh terduduk di rerumputan karna mereka tengah ada di taman belakang Cleopatra.

(namakamu) mendongak menatap Brina tak percaya. Temannya itu menyukai Devano yang tak lain adalah pacar (namakamu).

“Devano pacarku?” tanya (namakamu) polos yang terdengar memuakkan di telinga Brina.

“Ya. Devano Mahendra!” Brina membungkuk lalu mengguncang kedua bahu (namakamu). “Aku yang menyukainya tapi dia malah suka kau! Dan kalian berpacaran, bangsat!”

(Namakamu) menggeleng pelan. “Aku tidak tau kalau kau suka Devano, Brina.”

Plak!

Brina menampar pipi pualam (namakamu). “Aku benci keluguanmu, munafik! Aku benci padamu!” teriak Brina meninggalkan (namakamu) yang semakin menangis.

(Namakamu) tak menyangka dengan apa yang terjadi hari ini. Ia mengeluarkan sesuatu dari saku roknya. Menatap kotak hitam berisi jam tangan mahal yang akan dia berikan pada Brina. Niatnya sebagai hadiah kenaikan kelas, dan kenangan jikalau mereka pisah kelas di kelas XI nantinya.

Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang