Bab 18: Sweet Girl
♪: Selena Gomez - Good For You
—◈▣◈—Iqbaal melihat (namakamu) yang terbaring di ranjang rumah sakit. Pergelangan tangan gadis itu sudah diperban, dia juga sudah diinfus. Namun belum juga sadarkan diri padahal sudah hampir tiga jam dia pingsan.
“Dia mengalami trauma karna hampir di perkosa oleh mantan pacarnya. Waktu itu, aku melihat Devano yang menggendongnya dan membawanya dengan mobil ke salah satu hotel.” cerita Linda sambil menatap (namakamu) kasihan.
Tangannya mengelus dahi keponakannya pelan lalu melanjutkan cerita, “Jika Bastian tidak membantu waktu itu, baik aku dan (namakamu) tidak akan menjalani hidup seperti sekarang.”
Linda mengecup pipi (namakamu) sekilas.
“Apa yang terjadi waktu itu?” tanya Iqbaal.
“Devano menusukku dengan pisau saat aku menghalangi rencananya untuk meniduri (namakamu). Ku kira aku akan mati waktu itu karna kehabisan darah tapi untungnya Bastian yang kebetulan menginap di hotel yang sama melihat kami dan datang untuk menghajar Devano yang tengah melucuti baju (namakamu).”
Dalam diamnya mendengarkan Linda, Iqbaal mengutuk lelaki bernama Devano Mahendra. Bajingan sialan seperti itu tak pantas hidup begitupun dengan wanita tua bernama Hanah.
Mungkin nanti Iqbaal akan minta maaf pada Linda karna sudah mengumpati ibunya. Tapi bukankan wanita seperti itu harusnya tidak ada di dunia? Tak berperasaan.
“Rasanya aku tidak pernah puas berterima kasih pada Bastian. Jika dia tidak datang, maka aku sangat berdosa pada gadis ini,” Linda tersenyum menatap (namakamu). “Karna ibuku, dia hampir menderita.”
Linda menatap Iqbaal, “Eum, apa selama ini (namakamu) merepotkanmu?” tanya Linda. “Bastian bilang kau bukan temannya, melainkan dosennya.”
Iqbaal bedehem, “Ya, aku dosen sementara di kampusnya dan kami cukup sering bertemu. Jadinya berteman.”
“(namakamu) tidak berteman dengan siapapun kecuali Bastian dan Ari. Kau yakin kalian berteman?” selidik Linda dengan mata memicing.
Iqbaal menggaruk tengkuknya. “sebenarnya tidak. Tapi Dia, dia terus mengajakku untuk tidur dengannya.” ah sial! Kenapa harus jujur, umpat Iqbaal dalam hati. Mulut sialan.
“Astaga! Gadis nakal ini!” Linda menepuk pedas bahu (namakamu) dan Iqbaal meringis melihatnya. “Kau tidak terima ajakannya kan?”
Iqbaal menggeleng.
“Pasti dia sangat merepotkanmu, ya. Jangan diambil hati soal ucapan (Namakamu) yang mengajakmu soal itu, dia hanya sebatas di mulut saja.” ujar Linda.
Iqbaal mengangguk. Ia sudah tahu itu.
“Padahal dia takut soal s*ks, tapi suka bertingkah sembrono dan berkata yang tidak-tidak. Maaf jika itu mengusikmu, Mr. Dhiafakri.” kata Linda. Bastian bilang Iqbaal adalah anak pemilik Universitas tempat (namakamu) kuliah.
“Tidak apa. Selagi aku bisa menahannya.” jawab Iqbaal.
Linda yang mendengar jawaban Iqbaal merasa ambigu. “Selagi bisa menahannya?” apa yang ditahan?
“Menahan (namakamu) untuk tidak bertingkah jauh maksudku.”
“Ah iya.” Linda tersenyum kikuk dan Iqbaal pun sama.
Linda berdehem. “Soal tadi, maafkan ibuku yang berkata kasar padamu.” ucapnya pelan.
“Tidak masalah. Lupakan saja.” Iqbaal menatap (namakamu). “Ternyata hidupnya terlalu sulit.” gumamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)
FanfictionKalian tahu? Dia gadis yang tidak pernah terperpikir olehku sebelumnya. Bertemu setiap hari dengannya membuatku ingin mengubur diri di perut bumi. Sialan! Berantakan, nakal dan tak terajar. Bayangkan jika kalian memiliki siswi seperti itu. Maka kal...