Bab 2: Fake Rules
♪: Kiana Lede feat Prince Charles - Big Spender
—◈▣◈—(Namakamu) menyunggingkan senyum miringnya. Ia menatap dosen barunya dengan seksama, lalu menoleh menatap teman lelakinya yang duduk disebelahnya sambil melintir rambut putih miliknya.
“Sangat nakal” desis Ari. Pria dengan rambut abu-abu itu tertawa pelan melihat teman perempuannya yang terlihat agresif dengan melontarkan pertanyaan seperti itu.
“Siapa namamu?”
“(namakamu). (Namakamu) Steinfeld Moon” (namakamu) menaikkan dagunya ketika menyebutkan namanya. Wajahnya datar dan terkesan dingin, kembali menatap Iqbaal lama. Menunggu apa yang terjadi selanjutnya.
“Ke ruanganku setelah ini” ucap Iqbaal dingin.
(Namakamu) mengerutkan alisnya. “Untuk apa? Kau ingin melakukan WOT denganku di ruanganmu?” tanyanya yang mengundang tawa dari teman sekelasnya termasuk Ari.
Iqbaal mencebikkan bibirnya dan mengumpat dalam hati. Sialan! Apa sebenarnya gadis itu, mengapa bar-bar sekali.
“Tidak” jawab Iqbaal tegas, lalu mengabaikan tawa (namakamu) yang terdengar seperti cibiran walaupun dirinya merasa sangat kesal.
Iqbaal menatap semua yang ada didalam kelas lalu berkata, “Aku punya peraturan di kelasku, bagi wanita tidak diperbolehkan memakai pakaian minim seperti rok dan baju tipis hingga bra kalian terlihat oleh siapapun” mata Iqbaal jatuh pada (namakamu). Gadis itu hanya berekspresi seakan tidak peduli. Dia malah bercengkrama dengan teman pria disebelahnya. Sial.
Seorang gadis yang duduk paling depan tepat dihadapan Iqbaal mengangkat tangannya untuk menyanggah. “Mengapa kami tidak boleh memakai rok? Itu salah satu pakaian kami, bukan? Membedakan antara wanita dan pria” ujarnya.
Iqbaal mengumpat dalam hati. Sebenarnya ia membuat peraturan seperti itu hanya khusus untuk (namakamu). Karena rok super pendeknya itu membuat Iqbaal terganggu dan tidak fokus.
“Oke maksudku rok yang sangat pendek. Kalian boleh memakai rok, tapi jangan yang terlalu pendek seperti rok yang dipakai Ms. Moon” seru Iqbaal membuat (namakamu) menghentikan obrolannya dengan Ari dan menatap Iqbaal dengan alis terangkat.
(Namakamu) mengangkat tangannya, “Kau bisa langsung menegurku sir, tidak perlu seolah membuat peraturan seperti itu” katanya enteng. Perkataannya diangguki oleh semua teman-teman perempuannya yang ada di kelas ini.
Iqbaal hampir saja menghentakkan kakinya dan memajukan bibirnya sangkin kesalnya dengan gadis itu, tapi tidak jadi karena ia ingat sedang berada didepan para mahasiswa dan bukannya sedang berada didepan Helen. Jika sedang didepan Helen ia bisa saja merajuk seperti anak kecil sangkin kesalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | Iqbaal Dhiafakhri Series (On Going)
FanfictionKalian tahu? Dia gadis yang tidak pernah terperpikir olehku sebelumnya. Bertemu setiap hari dengannya membuatku ingin mengubur diri di perut bumi. Sialan! Berantakan, nakal dan tak terajar. Bayangkan jika kalian memiliki siswi seperti itu. Maka kal...