18. Ayam serama

1.4K 318 31
                                    





Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Dicky merasa sangat pintar ketika sepulang dari rumah Juna, ia mendapatkan ide tak terduga. Padahal ia sudah pasrah dengan kemampuan kerja otaknya.

Setelah mengumpulkan apa-apa yang hendak ia bawa sebagai pendukung rencana didalam ranselnya, pemuda itu keluar dari kamarnya dengan senyum ceria.

   "Tumben tas berisi begitu den Iki?"

Ucapan Bi Rami jadi mengalihkan semua atensi orang dimeja makan. Termasuk sang mami yang kini mendelik melihat sang putra sulung.

Dicky langsung terkekeh pelan sambil menggaruk tengkuknya, "Ini loh mi bukunya tebel-tebel, hehe."

  "Setau Ika buku tertebal di kamar abang tuh buku 'Kiat-kiat memikat wanita' kan? Buku pelajaran biasanya ditinggal dikelas?"

Oke. Kenalkan namanya Riska Ambara, adik kembar Dicky yang sedang hobi membokar aib saudaranya demi memikat temannya, Jeon si baby. Karena pada nyatanya kharisma semua anak sembilan toedjoh hanya dapat dilihat para perempuan selain Lisa tentunya. Gak ada yang tau kenapa, masih rahasia illahi.

Dicky mendecih sebelum meraih ponselnya dan mengirim boomerang imut Jeon pada sang adik. Oh lihatlah! Saudari penjilatnya itu kini tersenyum gila dan tak lagi memperdulikan urusannya.

   "Bener begitu bang? Kamu itu--"

   "Udah-udah, anak rajin ko dipermasalahin. Kita lanjut sarapan aja nanti kesiangan."

Dibalik pembelaan papi ada rencana untuk membacklist om Rangga demi keutuhan rumah tangga. Padahal mah om Rangganya juga gak mau sama mami maunya sama tante Indah, ibunya si Hao. Hao bukannya bersyukur malah ngamuk.

Padahal nih yah, kalau tante Indah jadi sama om Rangga, kemungkinan besar keturunannya nanti bakal menakjubkan. Kalau gak dapet Lisa, Dicky bisa nungguin adiknya Hao aja. Gila sih Dicky pinter banget.







****






Setelah jam istirahat, Dicky langsung membawa ranselnya untuk menemui Lisa dikantin. Si sulung Ambara itu langsung mengeluarkan seluruh isi ranselnya dan duduk tepat dihadapan Lisa yang tentunya bersama dengan Rose.

Dahi kedua gadis mengernyit, sebelum mata Lisa membola lalu mengangguk-ngangguk pelan. Tanpa bicara, Lisa bangkit dan menelusuri kantin mencari seseorang.

Dicky kira Lisa mungkin mau beli makanan atau minuman lagi karena terlalu terpesona sama dirinya.

   "Jangan sentuh-sentuh!" Pekik Dicky ketika Rose mencoba memegang salah satu barang miliknya.

Gadis tembam itu mendecih, "Dih pelit banget sih! Nanti kalau pelit lubang pantatnya sempit!"

  "Yaudahlah ngapain juga lebar-lebar." Jawab Dicky asal.

Kedatangan Lisa menghentikan perbincangan absurd keduanya. Dicky kaget karena yang dibawa Lisa bukan makanan atau minuman, melainkan Jeff dan para pengikutnya yang ikutan kepo.

Abram mendekat, mengelus bahu Dicky. Minggu dan Juna yang memang dekat dari zaman sekolah dasar sama Dicky juga ikut mendekat dengan mata berkaca. Yang lainnya hanya diam dengan wajah sedih.

   "Lah, kalian ngapain pada kesini?"

   "Gapapa cerita aja, pundak Jeon masih mampu nampung masalah lagi selain masalah sulitnya mendapatkan dia yang dekat tapi sulit terpikat."

Sekarang jadi Dicky yang bingung setengah mati. Rose juga bingung, tapi selama masih ada yang bisa dia kunyah dia tak memperdulikan itu.

  "Lu mau gue bayarin berapa?" Si pemuda White buka suara, Dicky makin bingung.

  "Lu kenapa gak bilang kalau papi sama mami lu bangkrut bro? Lisa gak bisa bantu makannya dia bawa Jeff. Karena memang yang bisa bantu cuma dia juga sih."

SREK!

Dicky sontak bangkit karena keterkagetannya, "Bangkrut? Kata siapa?"

Semua mata kini terpaku pada si gadis manis disana, "Bukannya emang bangkrut? Kalau gak bangkrut kenapa lo nunjukin ini semua ke gue?"

Dicky belum menjawab, suara lantang yang membelah keramaian kantin sontak mengalihkan atensi mereka.

  "DICKY! KAMU KEMANAIN SURAT RUMAH, TANAH SAMA PERHIASAN MAMI!"

Mampus. Inalillahi. Tamat sudah riwayat si sulung Ambara.

Maminya ada disana sambil berkacak pinggang dengan wajah sangarnya.

  "Ini tante! Katanya Dicky mau jual ini semua ke Jeff!" Kepolosan Jeon selalu muncul diwaktu yang tidak tepat.


****







Dicky: Ini semua salah lu Jun!

Juna: Loh ko gue?

Dicky: Gue dapet ide pas liat ayam lu. Ayam serama yang semakin sombong semakin diminati

Woffi: Jadi lu mau sombong supaya Lisa minat sama lu? Wajar sih gagal, kita tuh gak boleh membanggakan apa yang hanya menjadi titipan.

Dicky: Salah lu pokoknya Jun!

Juna: Lah lagian ngapain lu ngikutin ayam?

Minggu: tau! Kan lu monyet!







******



Fyi: Ayam serama itu ayam dari negeri Jiran, dadanya membusung seolah sombong. Banyak artikel yang bilang juga semakin sombong semakin diminati. Akhirnya kefikiran buat ini hehe.

Untuk fotonya bisa kalian searching yah.

Jangan lupa tekan bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi

SEMBILAN TOEDJOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang