Punya temen kaya Jeff itu enaknya bukan main. Meskipun berlimpah kekayaan, royalnya kebangetan kalau lagi bahagia. Semisalnya kaya hari ini, pemuda berdimple itu lagi bahagia gara-gara dia dapet kelas yang sama bareng Lisa. Jeff langsung mendeklarasikan kalau ia akan mentraktir Lisa dan teman-teman dekatnya di kantin hari ini. Meski ia tak mengutarakan langsung niat dibalik ajakannya.
"Omong-omong, omong-omong, ada apa traktir kita ganteng?" Abram yang duduk disebelahnya buka suara. Sebenarnya sih Jeff mau traktir Lisa sama Rose doang. Cuma yah, Abram dan yang lain nempelin tuh cewe dua kemana-mana mulu, selain kamar mandi tentunya. Gak enak kalau gak ikut di traktir, sekalian pencitraan juga biar keliatan baik depan gebetan. Calon gebetan.
"Uang bulanan gue gak abis-abis, udah mau abis bulan kan? nanti gue dapet lagi. Kebanyakan kalau ditumpuk-tumpuk. Bingung ngabisinnya." Abram ngangguk-ngangguk menahan diri agar tidak menyuapi pemuda disampingnya dengan sesendok sambal.
"Sering-sering Jeff, gue sama Lisa siap nampung terus." celetuk Rose sambil mengedikan dagu kearah Lisa yang tengah menyantap mie ayamnya. Lisa tenang kalau lagi mencerna, dia cuma ngangguk-ngangguk aja.
"Lu namanya siapa?" Juna yang duduk disebelah Abram menoleh pada Jeff setelah menyeruput es jeruknya.
"Jeff Devana White." Juna memang belum mengenal sebagian besar dari para pemuda yang nempel dengan Lisa, begitupun dengan mereka. Juna geleng-geleng lalu mendesah pelan, "Dari nama aja udah ketauan jumawanya." semua mata kini tertuju padanya.
"Tanpa lu pake kata White dibelakang nama, gue udah tau kalau lu tuh putih. Orang mah kaya Minggu noh merendah, ortunya gak nambahin kata Black walau dia hitam."
Lisa bertepuk tangan, "Ada hinaan dibalik pujian."
"Kamu pengen banget aku sayang-sayang sih Juna." ucap Minggu sambil melambaikan tangannya, pemuda itu duduk tepat didepannya, "Sini-sini mendekat biar keliatan jelas betapa gantengnya gue." yang disuruh mendekat Juna tapi yang ngedekat malah Lisa. Gadis berponi itu miringin kepala dan memperhatikan Minggu dengan seksama, bisa Minggu lihat dengan jelas sepasang mata indahnya itu.
"Minggu gak ganteng tapi manis." Manik sang pemuda membola, setelah Lisa menarik diri sambil terkekeh pelan bersama Rose. Minggu langsung membuang muka kearah Dicky yang duduk disebelah kanannya, tangannya terulur pada sang pemuda yang baru selesai mengunyah,
"Coba cubit tangan gue." Dicky beralih dari aktifitas makannya, mencubit sangat pelan tangan Minggu yang terulur dihadapannya. Bahkan tidak terkesan menyubit, hanya menyentuh sedikit.
Minggu mengernyit, "Ko gak berasa sih?"
"Sengaja, biar lu gak nganggap ucapan Lisa tadi itu kenyataan."
Bunyi kursi bergeser terdengar, pemuda bongsor disebrang sudah bangkit dan menunjuk Dicky, "Fix kita teman sehati!" lalu membentuk love dari kedua tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMBILAN TOEDJOH
Teen FictionKisah perjuangan para pemuda tampan demi memikat hati Lisa, si pemilik manik Bambi dan gummy smile mempesona. Abram yang kerap disapa Bambam yang sadar Lisa --pujaan hatinya sejak masa kanak-kanak--tak dapat diperjuangkan sendirian, mencetuskan pem...