Hari ini sepulang sekolah semua anak sembilan toedjoh ngumpul di basecamp guna melakukan rapat. Ini perihal hari bersejarah terlahirnya bidadari ke dunia, hari Minggu, besok lebih tepatnya.
Jeff sudah menyuruh para pembantunya mengubah ruangan yang biasa dipakai bermain game menjadi ruang formal untuk rapat yang isinya hanya meja, kursi dan sebuah white board di dinding.
Semua mengambil posisi. pembuka rapat seperti biasa dilakukan oleh Woffi.
"Besok hari ulang tahun Lisa. Kira-kira masing-masing dari kalian udah ada yang punya rencana?"
Semua saling menatap satu sama lain sebelum akhirnya Juna angkat tangan, "Tadinya gue mau nembak Lisa." ucap Juna dengan cengiran khasnya yang justru dihujani tatapan tajam yang lain.
"Inget yah, ulang tahun Lisa adalah hari yang di keramatkan. Gak boleh ada yang nembak Lisa di hari itu, kita udah sepakat dari awal." tegas Woffi.
L"Yaelah serius amet gue juga cuma bercanda." saut Juna. Hao disebelahnya menepuk pundaknya, "Lu serius pun belum tentu Lisa mau nerima lu!" ledeknya kemudian.
"Yee, kasih paham Dik berapa orang yang ngantri jadi pacar gue?"
"Banyak, Lisa gak termasuk kedalamnya." Si Dicky emang suka memperjelas ketidak beruntungannya yang satu itu. Setidaknya Juna tidak sendirian.
"Bagaimana kalau kita buat pesta kecil-kecilan di kelas setelah jam ekskul besok?" Usul Abram. Pemuda putih yang duduk disampingnya udah mau menimpali sebelum Minggu lebih dahulu menyela, "Kecil-kecilan yah Jeff. Jangan bilang lu mau bikin pesta tujuh hari tujuh malem buat Lisa?"
"Kalau bisa buat besar-besaran kenapa harus kecil-kecilan?" satu alisnya terangkat, yang lain cuma elus dada.
Jeon yang semula sedang menyeruput susu pisangnya, menghentikan aktifitasnya sejenak, "Boleh ko Jeff, gimana kalau nanti jadi sponsor acara resepsi Jeon sama Lisa. Asal di pelaminannya sama Lisa, Jeon gak apa-apa berdiri tujuh hari tujuh malam nyalamin tamu."
Si pemuda White udah mau nyamperin tuh anak, tapi Teyo yang duduk disamping Jeon udah bertindak lebih dulu. Tanpa berkata satu kata pun, si dingin itu ngambil kotak susu pisang Jeon dan ngarahin sedotannya ke bibir sang empunya lalu mengkode dengan tangan agar Woffi kembali melanjutkan diskusi.
"Hmm apa gak riskan ketauan sama Lisanya yah?" Woffi meragu.
"Ada Rose, kita bisa ajak dia kerja sama buat ngalihin Lisa supaya rencana kita gak ketauan." Jelas Abram lagi.
Kali ini Yoga yang meragu, "Cewe cem ember bocor gitu, yakin gak bakal ngasih tau Lisa? Lagian siapa yang mau ngomong sama tuh anak buat ikut kerja sama. Gue sih ogah, makan ati!"
Dan semua mata serentak menatap Teyo yang sedari tadi duduk bersandar sambil bersedekap, "Apa?!"
Jeon yang duduk tepat disampingnya memiringkan kepalanya, "Teyo mau kan ngomong sama Rose. Cuma sama Teyo aja Rose gak nyebelin, pasti dia nurut. Kan Teyo itu adik ip--"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMBILAN TOEDJOH
Teen FictionKisah perjuangan para pemuda tampan demi memikat hati Lisa, si pemilik manik Bambi dan gummy smile mempesona. Abram yang kerap disapa Bambam yang sadar Lisa --pujaan hatinya sejak masa kanak-kanak--tak dapat diperjuangkan sendirian, mencetuskan pem...