Lisa gak mood banget masuk sekolah hari ini, seluruh persendiannya kaya seketika lemas sejak semalam. Lisa datang pagi-pagi ke sekolah tapi cuma buat lanjutin kegalauannya dia, kepalanya terjatuh diatas lipatan tangannya diatas meja. Sepasang kupingnya ia sumbat dengan lagu, sialannya Juicy luicy. Emang sialan banget pokoknya kemarin, bisa-bisanya dari banyaknya jalan di dunia dia ketemu mantannya, yang sialnya lagi makin gak bisa buat move on.
"Hei Lis, apa kabar?"
Lisa berteriak kesetanan, menyadari jantungnya masih berdetak kencang bahkan hanya dengan mengingat suara mematikannya kemarin.
Abram baru masuk kelas langsung segar ngelihat Lisa udah ada di bangkunya, tapi sebelum mendekat si Rose udah nahan dia duluan. Alis Abram menukik, menatap Rose seolah berkata, "Pagi-pagi jangan ngajak ribut deh Lo!"
"Lisa lagi galau, jangan di deketin kalau lu gak mau di sambit!"
Abram melempar tasnya asal ketempatnya biasa duduk lalu bergabung duduk tepat dihadapan Rose--yang lagi duduk diatas meja sambil sarapan bala-bala.
Abram menoleh sejenak kearah Lisa, yang nampak tidak semangat, lunglai letih dan lesu.
"Ngegalauin siapa tuh anak? Bang Tae?"
Rose geleng-geleng kepala, gak langsung jawab pertanyaan Abram karena mulutnya lagi penuh.
Setelah mengunyah dan menelan dengan benar ia baru menjawab, "Ketemu dan ditegur mantan kemaren."
Abram langsung melompat turun dari atas meja dengan matanya yang membesar. Abram satu TK dan SD sama Lisa tapi pas SMP Abram sekeluarga pindah keluar kota karena kerjaan bokapnya dan balik lagi setelah tamat SMP. Abram gak tau banyak setelah itu tentang Lisa, tapi setelah kembali kerumah yang lama. Mba Bina cerita kalau Lisa pernah punya gebetan yang gantengnya kaya malaikat. Fyi mba Bina emang gak ikut pindah waktu itu, karena males pindah sekolah. Dia tinggal di rumah neneknya Abram yang masih satu lingkungan juga sama rumah Lisa.
"Tau gak? Si Nala temen kecil lu itu udah punya pacar, waktu itu mba papasan depan gang. Silau banget pacarnya, hidungnya gede. Mukanya gak bisa di deskripsikan saking unrealnya. Lu mah nih, ibarat tinggi badan, lu cuma sebatas mata kakinya!"
Abram jadi ingat bagaimana mbanya itu mendeskripsikannya dengan berapi-api.
Lagu yang mengalun ditelinga Lisa tiba-tiba berhenti digantikan dering pesan masuk, Lisa bangkit-melepas headset yang menutupi kedua telingannya. Matanya fokus melihat pesan masuk di ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMBILAN TOEDJOH
Teen FictionKisah perjuangan para pemuda tampan demi memikat hati Lisa, si pemilik manik Bambi dan gummy smile mempesona. Abram yang kerap disapa Bambam yang sadar Lisa --pujaan hatinya sejak masa kanak-kanak--tak dapat diperjuangkan sendirian, mencetuskan pem...