Abram kembali berguling, kini ia sudah terlentang menghadap ke langit-langit kamarnya. Berusaha dienyahkan, ucapan Rose dan apa yang ia lihat masih terus bergumul di fikirannya. Ia juga merasa perjuangannya belakangan ini terlalu banyak kendala.
Kerap kali Abram selalu bentrok dengan yang lain bila ingin menunjukan perasaannya pada Lisa. Mulai dari bekal, sampai memberikan minum saat pelajaran olahraga. Baru saja tadi siang Abram pun bentrok dengan Woffi yang juga ingin mengajak Lisa belajar bersama. Alhasil Abram yang kalah telak karena kepintarannya tak bisa menjangkau otak pemuda yang baru saja menyandang status sebagai ketua kelas itu.
Mengenal Lisa lebih lama daripada yang lain juga tak menguntungkan dirinya saat ini kalau ada Rose yang siap menjual informasi demi asupan makanan. Teyo yang paling diuntungkan karena gadis hilang akal itu mengincar abang tampannya dan Jeff yang bahkan bisa membelikan gadis itu pesawat tempur sekalipun jika ia mau.
Belakangan ini pemuda humoris diminati. Abram termasuk lucu, namun trio yang baru-baru ini kerap bergabung jauh lebih punya bahan lelucon yang bahkan membuat Lisa terbahak. Terlebih Minggu. Kesukaan Lisa terhadap anak kecil juga menguntungkan bagi Jeon yang memiliki wajah seperti bayi yang menggemaskan. Belakangan ini Lisa juga erat dengannya. Abram juga sih, Jeon selalu berbaik hati berbagi bekal buatan bundanya yang sangat lezat. Ia juga baru tau kalau pemuda bergigi kelinci itu bersuara merdu.
Juna, Hao dan Yoga teman dekatnya juga termasuk kedalam pemuda yang dapat memeriahkan suasana. Siapa sangka Juna juga terkenal dengan beberapa puisi romantisnya, bahkan ia sudah cukup famous dikalangan sekolah dibalik sikap bobroknya.
Dan jangan lupakan kegilaan Lisa pada Taeska. Pemuda beribu pesona yang buat Abram rasanya ingin menyerah saja.
"BAM! BANTUIN MBA BEBERES!!"
Abram dengan cepat memutar tubuh menjadi tengkurap dan menyembunyikan kepalanya dengan bantal. Abram merasa ada pergerakan dikasurnya setelahnya tepukan demi tepukan menghantam bokong ratanya.
"BAMBAM IH!! BANTUIN MBA!!"
"Gak mau mba! Kan mba yang disuruh mama!" mbanya yang tidak tinggal diam mulai melompat-lompat diatas tempat tidurnya guna mengganggu sang adik. Sudah kepala dua tingkahnya masih sebocah itu memang.
Abram bangkit dengan kesal, lalu menggoyang-goyangkan kedua kakinya, "Mba Bina mah gak bisa mengerti adik tampannya dengan baik! Kan bisa dikerjain sendiri! Bambam lagi banyak fikiran!"
Bina langsung nempeleng kepala sang adik, "Banyak fikiran! Laganya kaya mama dengan utang-utang pancinya aja!"
"Abam bilangin loh mba ledekin mama."
"Ih! Kamu mah aduan! Memang sih mba bisa ngerjain tugas rumah sendiri. Tapi kan, kalau banyak orang justru kerjaan jadi ringan. Tujuan juga terselesaikan dengan baik."
Kalau didalam kartun, pasti saat ini sudah muncul bolham lampu diatas kepala Abram. Perkataan Bina menampar kekalutan dirinya. Kalau banyak orang kerjaan jadi ringan dan tujuan dapat terselesaikan. Abram menganggukan kepala, mulai mengerti ia harus berbuat apa.
Abram langsung mendekap Bina dan menghujani mbanya itu dengan kecupan-kecupan, "Bambam sayang mba Bina banyak-banyak, kalau kata orang Love you! to the sun and back!"
"Kebakar dong mba kalau matahari mah!" Abram menarik tangan sang mba, mengajaknya keluar kamar. Dikira Abram akan membantunya beberes rumah Bina mah nurut aja, tanpa tau ketika punggungnya terdorong keluar si bungsu malah langsung menutup pintu kamarnya dan menguncinya dari dalam. Setelahnya pintu digedor dengan bar-bar dari luar.
"BAMBAM!! DASAR ADE DURHAKA!! MBA KUTUK KAMU--"
"KALAU MAU NGUTUK, KUTUK BAMBAM SUPAYA JADI KAYA YAH MBA!! NANTI KAN MBA JUGA JADI KAYA!! UTANG PANCI MAMA BISA LUNAS!!"
Abram langsung menghempas tubuhnya kembali keatas tempat tidurnya setelah menyambar ponselnya, menghiraukan teriakan dan makian Bina diluar sana.
Abram created the group 'Belum ada nama'
******
Dua orang yang belum muncul, akan jadi anggota ditengah-tengah nanti
Jangan lupa tekan Bintang dan tinggalkan komentar sebagai bentuk apresiasi
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMBILAN TOEDJOH
Teen FictionKisah perjuangan para pemuda tampan demi memikat hati Lisa, si pemilik manik Bambi dan gummy smile mempesona. Abram yang kerap disapa Bambam yang sadar Lisa --pujaan hatinya sejak masa kanak-kanak--tak dapat diperjuangkan sendirian, mencetuskan pem...