19. Bakar-bakaran

1.9K 340 72
                                    


Hal yang Teyo benci setelah Chanu dan Rose adalah malam tahun baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal yang Teyo benci setelah Chanu dan Rose adalah malam tahun baru. Tentunya kalian tau kenapa Teyo benci malam tahun baru? Karena pemuda remaja itu lebih suka kedamaian dan kesunyian yang tak pernah ia dapatkan di malam tahun baru.

Masih sore hari pun, terompet dan petasan sudah terdengar dimana-mana. Teyo berguling, mengubah posisi dari tengkurap menjadi telentang lalu meraih sebuah bantal untuk menutupi wajahnya. Berusaha meminimalisir kebisingan. Tak lama bunyi pintu terbuka terdengar, berlanjut dengan hentakan pelan kaki panjang sang abang yang tertangkap pendengaran tajamnya.

   "Gak usah sok mau ngagetin, mau ngapain? Pinjem charger? Ambil, hp gue cabut aja!"

Chan mendumal tanpa suara menghadapi tingkah dingin adiknya itu.

  "Lu mau tahun baruan? Bakar-bakaran sama yang lain?"

  "Males." Jawab Teyo singkat padat namun tak berisi.

   "Beneran?"

Teyo mengangguk, "Udah sono lu pergi!" Usirnya. Chan sampai elus dada. Setelahnya pemuda jangkung itu mengambil chargernya lalu hendak keluar, sebelum benar-benar keluar ia kembali bertanya,

  "Itu si Abram chat di grup katanya Lisa yang ngajakin bakar-bakaran dirumahnya, lu beneran gak mau ikut?"

Sontak Teyo gedebak-gedebuk bangkit mempersiapkan diri sedang si sulung Benedict hanya geleng-geleng sambil terkekeh pelan lalu kembali kekamarnya untuk lanjut video call dengan sang kekasih si mawar melati semuanya indah.

Kita beralih pada rumah bergaya farm house milik orang tua Juna. Seperti biasa, tiga trio ngumpul satu tempat. Niat awalnya, Dicky mau ngasih tau ayam serama yang dia maksud ke si Minggu. Minggu mau ngingetin, buat apa sih jadi ayam aja sombong, toh nanti akhirnya kalau gak digoreng yah dibakar. Dicky membenarkan, namanya kan sesama hewan memang harus saling mengingatkan.

Minggu jongkok sambil ngelus-ngelus jambul ayam berdada membusung itu. Warnanya eksotik persis kulit Minggu, dia jadi kefikiran, "Eh Jun! Ini ayam boleh gue namain ahad gak? Nih ayam berwibawa kaya gue gitu."

Juna yang lagi nyebarin makanan buat ayam-ayamnya belum menjawab udah di buat kaget sama Dicky yang lari tunggang langgang dari dalam rumah setelah tadi minta izin ke toilet.

   "Bro! Li-lisa ngajakin kita semua bakar-bakaran dirumahnya!" Setelah berteriak, Dicky ngedeket ke Minggu dan langsung ngangkat ayam serama didekatnya itu, "Ini satu, buat dibakar yah Jun?"

Minggu disebelahnya menatap iba sambil ngebatin, 'Baru gue namain yakali mau dibuat bakar-bakaran, tapi buat Lisa kan? Ya allah Minggu bimbang'

  "Yaudah bakar dah, kalau lu mau dibakar bapak gue hidup-hidup."

Ditengah kebimbangan, hidung Minggu menangkap bau sesuatu,

  "Heh Iki bodoh! Lu pan tadi ke toilet mau cuci kaki yang kena tai ayam!"

SEMBILAN TOEDJOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang