15. Yoga's taktik

2.3K 467 83
                                    






Terlahir sebagai anak seorang guru dan ketua lurah setempat, membuat jiwa patriot tumbuh mendarah daging pada diri Yoga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terlahir sebagai anak seorang guru dan ketua lurah setempat, membuat jiwa patriot tumbuh mendarah daging pada diri Yoga. Nonton video iyah-iyah memang hobinya, tapi tak mengurangi sedikitpun rasa cinta tanah airnya.

Terlebih belakangan ini Indonesia gonjang ganjing karena sebuah undang-undang yang diduga menitik rendahkan kesejahteraan rakyat. Hampir tiap hari ia dan ibunya mengoceh depan televisi saking gregetnya.

   "Nanti Yoga mau jadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat kalau udah besar bu." Hani-sang ibu-yang semula fokus pada tayangan debat di televisi langsung menatap sangsi anak semata wayangnya.

  "Kenapa bu? Banggakan punya anak kaya Yoga? Jarang-jarang nih remaja tampan ke Korea-korean kaya Yoga cinta banget sama negara." Ucapnya berbangga. Bola mata sang ibu membola sebelum ia mendecih dan mengembalikan pandangannya pada televisi, "Ibu gak kebayang bagaimana kacaunya Indonesia kalau kamu yang mimpin Ga!"

  "Ya ampun Hani kamu berdosa banget." Celetuk Yoga yang langsung dihadiahi kemplangan maut kamus fisika yang semula dipangku ibunya. Yoga sentak mencak-mencak sambil mengelus kepalanya,

  "Ibu! Nanti gimana kalau kepintaran anakmu ini berkurang?"

  "Justru ibu sengaja! biar ilang tuh fikiran-fikiran kotormu."

  "Kalau kotor mah disapu bu bukan di kemplang pake kamus. Bisa-bisa anakmu ini amnesia."

Debat keduanya teralihkan ketika Perdana datang dan ikut nimbrung, "Tumben banget kalian akur." Sontak keduanya mendecih dengan saling melempar tatapan sinis. Perdana cuma senyum aja, tadi dia cuma menggoda aja. Dia sudah hafal bagaimana keduanya kerap bertengkar karena hal kecil saking seringnya bersama.

Tangan sang ayah terulur mengambil pisang goreng setelah sebelumnya menyesap kopi hitamnya yang mulai menghangat karena ditinggal mandi.

   "Sabtu libur sekolah kan?" Yoga mengangguk. Perdana mencerna dulu potongan pisang goreng dalam mulutnya sebelum kembali berbicara.

  "Besok ada aksi demo. Kamu ikut gih sama temen-temen kamu biar lebih berguna."

Oke. Secara gak langsung si lurah bilang kalau dia sama temen-temennya sebelumnya gak ada gunanya. Padahal mah jelas ada gunanya. Ketampanan mereka yang paripurna membantu kebahagiaan orang banyak. Iyah apa iyah?

  "Tau! Kerjaannya ngejar-ngejar anaknya pak Igo! Udah kenapa sih kalau dianya gak mau!"

Yoga elus dada sambil ngebatin, ya ampun ibunya itu kalau ngomong suka--

Batin Yoga teralih karena dering notif pengingat pada ponselnya.

Handsome Yoga days!

Tuh kan saking sibuknya menyuarakan jerit hati sebagai rakyat, Yoga sampai lupa kalau besok udah gilirannya. Dia belum kefikiran apa-apa. Negara nomer satu, Lisa nomer dua. Harusnya ia mesti seimbang memikirkan keduanya.

SEMBILAN TOEDJOHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang