|19| J e m p u t a n

763 166 15
                                    

Pemuda Jung tengah membereskan rumahnya, memasak sarapan untuk dimakannya.

Kini pemuda itu, berada didepan pagar rumah tetangganya.

Menelpon sang pemilik rumah, sebenarnya Jaehyun yang salah datang terlalu pagi atau pemilik rumah didepannya ini terlalu tidur pulas?

Jaehyun melihat ponselnya, sudah jam 5 pagi. Lagipula niat Jaehyun baik, ingin mengantar Jennie ke kantornya.

Intinya Jaehyun tidak salah, iyakan?

Jaehyun memutuskan untuk membuka gerbang rumah Jennie, tidak terkunci.

Pemuda itu iseng membuka pintu rumah Jennie dan juga tidak terkunci.

Jaehyun menghela nafasnya kasar, perempuan itu benar-benar teledor. Walaupun kompleks rumah mereka aman tetapi kan tidak menjamin tidak ada pencuri.

"KAK JENNIE!"

Hening.

Pemuda itu memutuskan untuk merebahkan diri diatas sofa milik Jennie, walaupun sofa itu tidak dapat menampung tubuh Jaehyun dengan baik.

Sedangkan seorang perempuan merasa terusik karena ponselnya yang sedari tadi berdering.

"Halo?" ucapnya dengan suara khas orang bangun tidur.

"Kak Jennie Jae di luar nihh."

"Yaudah pulang aja sana," Jennie menutup mulutnya karena menguap.

"Jae sudah masuk didalam rumah kak Jennie."

"HA?! KOK BISA" Jennie mematikan panggilannya, melangkahkan kakinya dengan cepat walaupun matanya terasa berat.

Saat melewati tangga ia hampir terjungkal.

"Pelan-pelan Kak," ingatnya.

"Kok lo--"

"Kakak ngapain ga kunci pintu?! Kalau ada pencuri gimana? Kalau kakak dirampok?" tanyanya dengan nada kesal.

Jennie hendak membalas perkataan Jaehyun, tapi segera dipotong oleh pemuda tersebut, "Jae ga tinggal dirumah kakak jadi ga bisa jagain kakak, sudah tau tidurnya pulas gitu."

Jaehyun menatap Jennie kesal sekaligus khawatir.

"Santai aja kali lagipula--"

"Iya Jae tau komplek ini aman, bukan berarti gaada kemungkinan suatu saat ada pencuri," Jaehyun menghampiri Jennie, mengelus puncak kepala perempuan itu.

Merapikan rambut Jennie yang berantakan ketika bangun tidur. "Jae kesal sama Kak Jennie karena ga kunci pintu rumah, Jae panik Kak. Kalau Kakak kenapa-kenapa gimana?"

"Besok-besok jangan gitu lagi ya?" ucapnya dengan suara berat.

Jennie mengiyakan perkataan pemuda Jung.

"Maaf ya Kak, Jae marah-marah waktu kakak bangun tidur. Jae ngga mau orang yang Jae sayang kenapa-kenapa." Pemuda itu memberikan senyum manisnya.

"I-iya makasih udah ngingetin gue," dia menunduk sejenak, merasa dirinya sangat teledor.

"Hm, ayo kak!" Jaehyun mengamit tangan Jennie, menuju kearah meja makan.

"Mau makan apa kak?"

Jennie mengangkat wajahnya menatap Jaehyun, "gausah gue masak sendiri aja."

"Gapapa, Jae mau masakin kakak."

Jennie menggeleng, "gue aja! Lagi pula ini masih pagi juga."

Jaehyun memilih mengalah, "yaudah Jae buatin susu ya?"

"NGGA!"

Jennie melangkahkan kakinya ke arah Jaehyun. Mendorong pemuda Jung ke arah meja makan, menyuruhnya duduk.

Perempuan itu mencepol rambutnya lalu memakai celemek.

Jaehyun memainkan handphone sejenak, lalu memperhatikan Jennie yang tengah fokus membuat sandwich.

"Nih Jae," Jennie menaruh sepotong sandwich dihadapan Jaehyun.

Sebenarnya pemuda Jung itu sudah makan, namun ia tetap memakan sandwich buatan Jennie.

"Enak," ucapnya dengan semangat.

Jennie meletakkan segelas susu didepan Jaehyun.

Jennie menaruh pantatnya di kursi makan yang berhadapan dengan Jaehyun.

"Kak, Jae suka masakan kakak eumm sama kak Jennie juga sih."

Jennie menatap Jaehyun dengan pandangan horror nya.

"UDAH DEH BERONDONG! DIEM AJA."

"Jae beneran tau."

"Masakan gue emang enak."

"Padahal maksud Jae, Jae suka beneran sama kakak," batinnya.

"Lu ga pulang? Ga kuliah gitu?" Jennie mengangkat satu alisnya.

"Ngga Jae mau disini, Jae adanya kelas siang."

Jennie mengangguk pasrah, malas berdebat dengan Jaehyun sepagi ini.

Dia melangkahkan kakinya ingin bersiap-siap pergi ke kantor.

"Jae gue berangkat dulu."

Jaehyun segera menarik tangan Jennie, yang justru jatuh di pangkuannya.

"Jae anter kak," bisiknya dengan suara berat.

Jennie yang shock ditarik Jaehyun menuju kerumah pemuda itu, mengambil mobil.

Jaehyun menjalankan mobilnya ke kantor Jennie.

"Kok lo tau kantor tempat gue kerja?!"

"Rose pernah kasih tau dulu," pemuda itu menoleh sekilas ke arah Jennie.

"Oh."

Jaehyun terkekeh, "gausah cemburu kak."

"HAH SIAPA YANG CEMBURU!" ucapnya dengan kesal.

Jaehyun mengelus rambut Jennie, "iya iya percaya."

"Semangat kerjanya kak!"

Jennie mengangguk, "jangan lupa kuliah bocah."

Jaehyun memberenggut kesal.

"Makasih," Jaehyun mengangguk lalu melambaikan tangannya.

"Cie dianter sama Jaehyun nih, katanya gasuka berondong."

"Siapa yang bilang gue suka sama dia, udahlah gue mau ngecek jadwal."

Jennie meninggalkan Rose, menuju ke lift seperti hari-hari biasanya.

"Selamat pagi Pak Lee, Tuan Muda."

"Pagi Jen, oh iya nanti malam ada pesta yang saya adakan untuk kenaikan jabatan CEO ke Taeyong."

Jennie mengangguk paham, "saya usahakan datang."

"Bagus."

"Oh iya Jen nanti malam biar Taeyong saja yang jemput."

Jennie melirik sekilas kearah Taeyong.

"Baik tuan."


















-BERSAMBUNG-

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian.

BERONDONG• JAEHYUN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang