Author POV
"Ma-mas ini rumah siapa?" Tanya Amira kebingungan. Pasalnya ia berpindah ke rumah yang jauh sekali dari yang ia bayangankan, rumah ini yang begitu luas dan mewah. Amira mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan. Mulutnya yang menganga itu menandakan bahwa ia sangat takjub akan isi rumah itu.
"Rumah kita sayang" jawab Daniel yang berdiri di samping Amira.
"Masya Allah, su-sungguh?.." Amira masih tidak percaya. Memang mension itu begitu megah dan mewah. Daniel berniat sekali mencari mansion untuk keluarganya kecilnya itu.
"Iya sayang, ini rumah kita. Mansion yang mas maksudkan.." jelasnya dengan mengecup kening istrinya.
"Ap--
"Woy! Sopankah begitu di depan jomblo?!" Teriak seseorang dari belakang. Rupanya Ayu dan Rima yang berjalan ke arah mereka. Mendengar itu Daniel seketika mengubah posisi untuk terlihat biasa saja.
"Gila ni rumah mewah bangeut.." gumam ayu ketika sudah berdiri di samping Amira. Ayu melirik Daniel dengan tatapan meledek. " Tegang banget ntu muka" ucapnya dengan dengusan.
"Apaan si yu! Di usir sama dia baru tau rasa Lo!" Rima berbisik dengan menyenggol lengan ayu. Seketika ayu tersenyum kikuk ke arah Rima.
"Bener juga mana ada orang nolak kagak lama lama di mari..mana ni rumah gede bangeut lagi" ayu membatin. Iya menggarruk tengkuknya yang tak gatal.
"Hhehe becanda doang jangan dimasukin ke hati" ucapnya dengan cengengesan. Namun muka Daniel tetap saja tidak berubah hanya datar datar saja...
Daniel melirik malas ayu dan berkata dingin " bantu orang orang mindahin barang" Daniel bersidekap dada di.hadapan ayu.
"Ga ah, lagian orang orang udah banyak tuh yang angkutin" tolak Ayu. Memang ada lebih dari 7 orang yang di sewa Daniel untuk memindahkan barang barangnya dan Amira ke rumah Segede gaban ini.
"Kita yang nemenin Amira liat liat rumah ini aja, kamu bantuin orang orang itu. Yakan mir?" Rima menimpali dengan memeluk Amira dari samping.
"Eh? Emmm ta-
"Gapapa mir ga ngerepotin kok, tenang aja" potong ayu kemudian. Dan di balas anggukan ragu Amira.
"Ini kenapa jadi saya yang di kerjain" batin Daniel kesal.
"aku ke atas dulu ngecek ya, kamu tunggu disini, Di temenin sama sahabat kamu yang katanya tidak merasa di repotkan itu.." ucapnya dengan berakhir sinis. Daniel berjalan ke arah tangga berniat ke lantai 2. Amira tak kuasa menahan senyumnya mendengar ucapan sinis Daniel, rupanya suaminya tengah cemburu.
"Kalian tunggu disini ya, Amira mau ke atas liat mas Daniel." Ucap Amira selang beberapa menit Daniel pamit ke lantai atas.
"Tapi kamu bisa kan naik tangga? Ga berat apa itu perut?" Rima meringis ketika melihat perut Amira yang sudah besar.
"Insya Allah bisa, ya udah aku ke atas dulu..".Amira mulai berjalan.
"Apa kita bantu aja? Duh mir itu takut jatoh" Ucap ayu sedikit berteriak ketika sudah melihat Amira di sisi tangga. Amira menolehkan kepalanya ke arah belakang dan tersenyum, ia bahagia karena sahabatnya begitu perhatian terhadap dirinya. " Ini bisa.." ucapnya dengan mencoba melangkahkan kaki.
Ayu dan Rima hanya bisa meringis melihat Amira menaiki tangga.
yaaa walaupun dengan pelan pelan.
.
.
.
"Mas.." panggil Amira ketika ia melihat satu pintu kamar yang terbuka. Ternyata di lantai atas terdapat 2 kamar megah. Dan 1 ruang kerja Daniel. Di tambah balkon besar yang mengarah ke taman depan rumah yang begitu luas dan indah.Amira tidak melihat Daniel di sana, ia celingukan mencari sosok Daniel namun ia tidak menemukannya karena kamar itu memang begitu luas. Saat akan kembali ke luar, Amira mendengar suara gemercik air dari dalam kamar mandi, iapun menghentikan langkahnya dan berbalik. Ternyata benar, tak lama pintu kamar mandi itu terbuka dan menampilkan sosok tampan yang dirinya cari.
"Amira? Aku bilang tunggu di bawah" ucapnya menyadari kehadiran sang istri.
"Memangnya kenapa mas?" Tanya Amira dengan polosnya.
"Itu bahaya buat kamu, bagaimana kalau kamu jatuh di tangga? Dan apa kamu kuat menaiki tangga itu?"
Amira tersenyum, ke khawatiran suaminya sama persis dengan ke khawatiran sahabat sahabatnya." Ini buktinya aku berada disini.." ucap Amira.
.
.
"Mas.." panggil Amira"Hmm?"
"Ini kamar siapa mas?" Tanya Amira
"Ini akan jadi kamar kita, tapi nanti setelah kamu melahirkan.."
"Kenapa?" Tanyanya lagi
"Sebelum kamu melahirkan, kita akan menempati kamar di bawah. Itu memudahkan kamu agar tidak mudah lelah. naik turun tangga membutuhkan tenaga extra sayang.."
Amira mengangguk mengerti."Dan kamar yang di samping itu akan jadi kamar anak kita, besok semua peralatan yang tempo hari kita beli akan di pasang langsung sama mereka di sana."
"Tapi mas, dia terlalu kecil untuk tidur sendiri. Biasanya bayi akan mudah bangun tengah malam, apa mas tidak terlalu keberatan akan hal itu? Itu menyulitkan kita mas.."
Daniel terlihat berfikir karena ucapan Amira. Menurutnya benar juga apa yang Amira katakan itu."Ya sudah,kita satu kamar dengannya sampai dia bisa berjalan sendiri. Bagaimana?" Tanya Daniel.
"Hihi oke ayah.." jawab Amira dengan menirukan suara anak kecil. Daniel tersenyum lebar mendengar gurauan istrinya. Daniel mendekatkan dirinya dan menatap Amira begitu serius. Tangannya terangkat mengelus pipi Amira yang berwarna putih ke pink pink an itu dengan lembut.
"Ada apa mas?" Tanya Amira takut.
"Bagaimana bisa dulu aku menyia-nyiakan wanita se cantik dan sebaik kamu?, maafkan mas ya sayang.." gumamnya dengan masih fokus menatap lekat wajah Amira. Amira mencoba tersenyum dan memegang tangan Daniel yang mengelus pipinya.
"Mas..semua sudah berlalu. Lupakan semua yang pahitnya, bukankah kita akan membuka lembaran baru? Dengan seizin Allah, Kita akan hidup bahagia bersama calon buah hati kita ini" ucap Amira tulus dengan menundukan pandangan melihat ke arah calon sang buah hati. Daniel menatap perut Amira dan kemudian mengecupnya..
"Jangan sedih ayah..aku dan ibu menyayangimu.." ucap Amira dengan menirukan suara anak kecil.
"Ayah juga menyayangi kalian.." balasnya dengan memeluk Amira.
.
.
*Dilarang senyam senyum ya jomblo! Wkwkw canda ah...***
Assalamualaikum guys! Alhamdulillah saya kembali lagi😂 dahlah author ga bisa ngomong apa apa kecuali permintaan maaf karena lama bat buat up☹️maaf ya author sibuk bgt.....
iya sibuk rebahan :( xixixi :DTerimakasih ya udah mau setia nunggu sama cerita ini, sayang bgt deh sama para readers yang ga pernah lupa ninggalin jejak! Yg ga pernah vote sama coment ga sayang! Eeeee tapi boong! Sayang juga Deng tapi lebih sayang sama yang ninggalin jejak hehe---ciitttt maaf jadi curhat-_
❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life (Hiatus)
General FictionAmira. Gadis berusia 18 tahun yang mandiri dan baik hati ini begitu mengalami banyak musibah dalam hidupnya. Akankah dia sanggup menjalani hidupnya yang begitu jauh dari kata BAHAGIA? Penasaran? cuss baca! Rank # 1 in Amira 23 Maret 2021 # 17 in k...