21- perasaan

10.9K 531 40
                                    

Author POV

Amira termenung sedih melihatnya. Ya, kini dia tengah duduk di samping suaminya yang tengah tertidur. Lama sekali Amira menatap nanar kedepan dimana suaminya tergeletak tidak sadarkan diri. Bukan artian tak sadarkan diri akibat kecelakaan ya, ini hanya tak sadarkan diri akibat pengaruh alkohol sialan itu.

"Maapin Amira tuan..." Gumam Amira masih setia menatap nanar ke depan..

"Amira...." Rupanya Daniel tengah mengigau kembali. Lagi lagi dengan menyebut nama sang istri.

"Iya tuan, saya disini..." Ucap Amira membalas panggilan sang suami. Amira pikir sangtuan sudah bangun, namun nyatanya dia masih tertidur dengan meracau tidak sadar...

Lama amira terduduk. akhirnya ia memutuskan untuk bangkit. ia berniat untuk pergi kekamarnya, mengingat hari juga sudah semakin pagi.
saat hendak melangkahkan kaki, Amira merasa lengannya di cekal. Benar saja, tiba tiba Daniel memegang tangan Amira. Cekalan ini berbeda dari apa yang pernah amira dapatkan. Cekalan yang tidak dibarengi dengan cengkraman kuat yang akan terasa menyakitkan..

"Tuan butuh sesuatu?" Tanya Amira ketika melihat Daniel membuka matanya, itupun hanya sedikit, ya hanya sedikit.

"Jangan tinggalkan aku..."igaunya..

"Jangan tinggalkan aku.." racaunya lagi..

Mendengar igauan suaminya, Amira merasa sedikit bahagia. Meskipun hanya sebatas racauan tak jelas yang di ucapkan Daniel dengan keadaan tidak sadarkan diri, tapi perkataan itu sukses membuat Amira tersenyum bahagia.
Tapi apakah perkataan itu untuk Amira? atau untuk orang lain?, Mengingat apa yang dikatakan Maria kemarin, jika Daniel pernah di tinggalkan sang kekasih yang amat ia cintai. Mungkin saja dia bekata seperti itu karena tidak mau lagi peristiwa tersebut terjadi lagi dalam hidupnya.

"Saya akan kekamar saya.." ucap Amira memberi tahu. Walaupun Daniel mungkin tidak mendengarnya..

"Ehhh..- pekik Amira terkejut..
Pasalnya tak ada angin tak ada hujan, tiba tiba Daniel menarik Amira kedalam dekapannya, ah lebih tepatnya membawa Amira menjatuhkan diri ke atas kasur yang suaminya tiduri. Seketika posisi mereka kini sangat menarik, yaa posisi mereka tengah berbaring berdua di ranjang yang sama. Dengan Daniel memeluk Amira begitu erat seakan tidak mau kehilangan barang yang begitu berharga. Untung saja saat ini tidak ada orang lagi selain mereka, jika saja ada mungkin akan baper Karena melihatnya.. ,
Kalo kalian bertanya kemana Anthony? Pasti jawabannya adalah dia sudah pamit tidur duluan. Dia memutuskan untuk menginap disini walaupun tidur di atas sofa ruang tamu.
.
.
.
Amira POV

"Yaampun bagaimana ini? Kenapa posisinya nyaman sekali.. jujur saja, Amira baru kali ini merasakan sensasi yang belum pernah Amira rasakan, duh ya Allah Amira harus apa? Tidak salahkan jika Amira menerima pelukkan suami Amira sendiri?" Batinku menerka nerka.

rasa bahagia dan sedih menjadi satu. Rasa Bahagia itu datang karena aku mendapat perlakuan manis seperti ini dan merasa sedih karena suamiku melakukan ini dengan keadaan tak sadarkan diri. Jika saja dia sadar kembali, mungkin akan berbanding terbalik dengan apa yang dilakukannya saat ini. Aku juga sadar, perlakuan ini memang bukan untukku. Mungkin tuan seperti ini karena teringat mantan kekasihnya yang amat ia sayangi.

Aku mencoba untuk melepaskan pelukannya, namun rasanya susah sekali. Begitu eratnya suamiku memelukku, sampai sampai aku sedikit susah untuk bernafas.

"Tetap seperti ini.. aku mohon..." Ucap suamiku dengan mata masih setia terpejam. Mungkin merasakan aku yang tidak bisa diam karena berusaha untuk melepaskan dekapannya. Namun Dengan posisi seperti ini aku merasakan kenyamanan...
.
.
.
***
Daniel POV

Bad Life (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang