Author POV
"mmm apa tuan tidak berangkat ke kantor?."
Amira berkata Setelah terbangun dari tidurnya yang singkat. yang pertama kali ia lihat adalah mata sang suami yang menatap lekat ke arahnya.
Daniel tengah terduduk di kursi yang berada tepat di samping ranjangnya. jarak di antara mereka bisa diukur dengan jengkalan jari, karena begitu dekat sekali. Awalnya Amira sedikit terkejut melihat suaminya yang menatap dirinya dengan tatapan begitu intens. Seperti tidak ada objek lain yang perlu dilihat selain dirinya."Tidak."
Jawab Daniel singkat dengan tatapan masih menatap Amira."Tuan.. berhentilah menatap Amira seperti itu.." cicit Amira seraya menundukkan kepala. Sungguh, dirinya merasa tidak bebas untuk melakukan apapaun, untuk sekedar bernafas sekalipun.
"Memangnya kenapa?.." Daniel bertanya dengan senyum jail tercetak di wajahnya.
"Hei..kamu kenapa sih?.."
merasa sang istri masih setia menunduk, Daniel berucap seraya memegang dagu Amira agar menghadap ke arahnya.
Wajah Amira terlihat Sedikit memerah dibagian kedua pipi."Hanya dengan tatapan saja kamu malu? Haha you'r so cute amira.." celetuk Daniel ketika melihat wajah Amira yang sudah memerah.
Mendengar tuturan Daniel, seketika kedua tangan Amira terangkat untuk menutupi wajahnya. Amira merasa sangat canggung dan malunya luar biasa....
Daniel hanya tertawa geli melihat Amira dengan wajah yang menurutnya 'menggemaskan' itu."Eh tadi aku membelikanmu bubur ayam dan jus mangga, pasti kamu lapar kan?.." ucap Daniel dengan berdiri lalu berjalan ke arah meja. Di atas meja sudah ada satu kantong kresek berukuran sedang yang berisi makanan yang barusan Daniel bilang.
Tangan Daniel bergerak membawa kantong kresek itu lalu kembali berjalan ke arah ranjang Amira."Makanlah.." ucap Daniel setelah membuka box berisi bubur ayam.
"Tuan tidak makan?.." Amira yang sedari tadi terdiam akhirnya bertanya.
"Aku sudah tadi. Jadi makanlah.." ucapnya dengan kembali duduk di atas kursi.
Amira mulai menyendokan bubur dan mencoba memakannya, itupun dengan sedikit rasa ragu. Bagaimana tidak, suaminya kembali menatapnya tanpa menampilkan ekspresi apa apa. Ya, itu muka hanya datar datar saja.Tangan Amira bergerak menyendokan bubur lagi lalu terangkat mendekat ke arah sang suami. Rupanya Amira berniat menyuapi Daniel.Tapi,bukankah itu sedikit janggal?Seharusnya...amiralah yang pantas mendapatkan perlakuan itu. Karena saat ini, dirinya yang tengah sakit.
"Ini.." cicit Amira.
Wajah Daniel menampilkan ekspresi kebingungan. Ternyata Dia belum mengerti maksud dari sang istri."Tuan harus cobain, ini enak sekali.." jelas Amira seraya menuntun sendok itu agar masuk ke mulut Daniel. Entah sadar atau tidak, mulut Daniel terbuka begitu saja tanpa disuruh oleh sang istri. Rupanya Daniel cukup mandiri untuk sekedar membuka mulut. (Mhuehue * suara ketawa jaim Mak author)
" Enak kan?." Amira bertanya setelah satu suapan sudah berhasil Daniel telan. Daniel sedikit tidak habis pikir, bukankah rasa bubur ayam memang enak? Tapi kenapa istrinya berekspresi berlebihan seperti itu, membuat gemas Daniel saja...
"Iya enak. Apalagi kalau memakanmu akan jauh lebih enak." Jawab Daniel dengan tersenyum nakal. Amira berusaha mencerna dan memahami perkataan Daniel. Dirinya terdiam dengan tatapan tidak mengerti. Lalu....Oh sekarang Amira mengerti!...
"Tuan ingin memakan Amira?! Apa tuan kanibal?!" Sontak Amira berucap dengan satu tangan terangkat menutup mulut. Perkataan dan keterkejutan Amira membuat Daniel tertawa lepas mendengar nya.
"Hahaha kenapa kamu begitu menggemaskan.." ucap Daniel dengan tangan mengusap rambut Amira. Mata Amira hanya bisa menampilkan ekspresi cengo karena tidak juga mengerti apapun.
Namun ketertawaan Daniel terhenti ketika mendengar suara seseorang yang Daniel hafal betul siapa dia..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life (Hiatus)
General FictionAmira. Gadis berusia 18 tahun yang mandiri dan baik hati ini begitu mengalami banyak musibah dalam hidupnya. Akankah dia sanggup menjalani hidupnya yang begitu jauh dari kata BAHAGIA? Penasaran? cuss baca! Rank # 1 in Amira 23 Maret 2021 # 17 in k...