33- sebuah ketulusan?

9.3K 442 69
                                    

Daniel POV

"Semoga Amira dan bayi nya baik baik saja," ucap Rima dengan menggigit kuku jarinya karena khawatir. Kami sudah dalam perjalanan untuk mencari Amira.

"Gue khawatir banget sama dia.." timpal ayu dengan tampang yang tak kalah khawatir..

"Bertahanlah Amira, aku akan secepatnya menolongmu.." batinku

Sebelumnya aku sudah mendapatkan informasi dari anak buahku tentang pelacakan nomor si jalang Claudia yang menunjukkan ke arah hutan. Rupanya dia cukup bodoh untuk sekedar mengganti nomor ponsel. Aku mengerahkan semua anak buahku yang bersenjata. Permainan akan dimulai, dia akan menyesal karena sudah berani mencari masalah denganku.

Setelah hampir 2 jam perjalanan dengan jalan yang tak mulus dan berliku-liku, akhirnya Kami sudah sampai di dalam hutan. Aku berhenti karena melihat atap gubuk kecil disana, yang aku yakini disanalah istriku berada. Kami memutuskan untuk berhenti di bawah pohon besar dan mengatur strategi.

"Lihat, ada yang menjaga didepan." Ucapku ketika semua anak buah berkumpul. Aku melihat ada dua pria gemuk yang sedang berdiri di sana untuk berjaga-jaga.

"Hary, Mark, alihkan perhatian 2 pria didepan itu..."ucapku menatap Hary dan Mark bergantian. Dan dibalas anggukan mantap dari keduanya..

"Dan Sisanya ikut aku kedalam.."lanjutku beralih menatap mereka.

"Siap boss.." jawab mereka.

hary dan Mark berjalan dengan sesekali bersembunyi dibalik pohon.
.
.
Author POV

"Siapa kalian?" Ucap pria yang menjaga pintu dengan menodongkan pistol.

Hary dan mark mencoba tenang, senjata mereka sengaja disembunyikan di belakang saku agar tidak dicurigai.
"Kami ingin menanyakan sesuatu" ucap Hary dengan tampangnya yang dibuat bingung.

"Kami tersesat. Bisakah kalian membantu kami?.."ucap mark menjelaskan. Terlihat dua pria gemuk itu sempat berpikir dan memandangi Hary dan mark dengan tatapan curiga.

"Tidak. Sana pergi!." Ucap pria satu lagi dengan sedikit bentakan.

Dor

Dor

Suara tembakan menggema. Hary dan mark menembak 2 pria itu ketika pandangannya sedikit lengah. Ketika mereka sudah tergeletak dengan bersimbah darah, Daniel berlari dengan diikuti anak buah masuk ke dalam gubuk. Gubuk itu yang jauh sekali dari ekspetasi. bagaimana bisa gubuk yang terlihat kecil diluar namun dalamnya sangat luas dengan banyak skat dan minim cahaya.

Mereka berpencar, dengan begitu mempermudah mereka untuk mencari amira. Daniel berjalan dikegelapan dengan amat hati hati. Dia sempat terdiam ketika melihat titik terang dalam gubuk itu, Dan rupanya ada ruangan lagi di dalam gubuk sialan ini. Daniel bersembunyi dibaliknya ketika mendengar suara wanita yang amat ia kenali.
Wanita itu meracau tak jelas dan terduduk dikursi dengan kaki yang menjuntai ke atas lalu meneguk beberapa botol minuman.

"Dasar pelacur tak tau diri! .." batin Daniel memaki

Daniel berjalan masuk ke ruangan itu dengan tenang, sampai si wanita itu berbalik arah dan menatapnya.

"Siapa kau?!.." keterkejutan wanita itu membuat daniel tersenyum miring. Rupanya dia sedikit mabuk, dan disini hanya ada Claudia saja tanpa ada siapa siapa lagi. Dengan begitu Daniel tidak akan menyia-nyiakan kesempatan manis ini.

"Dasar wanita gila." Desis Daniel dengan memandang jijik ke arahnya.

"Daniel? Kau ada disini?. Pasti kau mau bertemu denganku iya kan? Sayang..aku mau kok menerima ajakanmu.."ucapnya dengan wajah merem melek karena mabuk. Claudia berdiri dan berjalan mendekat dengan sedikit sempoyongan.

Bad Life (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang