Author POV
"Jangan sampai kesalahanmu terulang lagi, aku tidak suka itu" perkataan Daniel kepada Amira tentang kejadian kemarin malam, Amira pikir sang tuan masih marah padanya, namun dugaannya salah besar. Nyatanya sang tuan mau memakan masakannya.
"Iya tuan, Amira janji!" Balasnya mantap.
"Aku berangkat dulu" seraya melenggang pergi. Amira yang hendak mencium tangan sang suamipun diurungkan niatnya. Melihat sang tuan yang enggan sekali bersentuhan dengan dirinya, boro boro bersentuhan, melihat Amira pun Daniel terlihat begitu enggan. Namun Amira tak mempermasalahkan hal itu. menurutnya, hal seperti itu wajar bagi dirinya, sang suami tidak membentak dirinya pun Amira sudah merasa bahagia.
.
.
.
.
.
Seperti biasa, setelah kepergian suaminya ke kantor amira akan berangkat kerja. tapi sebelum berangkat, amira akan membereskan apartemen terlebih dulu. Setelah dirasa semua beres, amira pun bergegas berangkat menuju cafe dan tentunya dengan berjalan kaki. Yaa walaupun jaraknya sedikit jauh, namun Amira memaksakan kehendaknya . Menurutnya, lebih baik uangnya ditabung saja untuk bersalin nanti. Mengingat gajinya pun tidak akan cukup untuk membeli kebutuhannya jika di gunakan untuk membayar ongkos pulang pergi bekerja.
.
.
.
.Author POV
"Mira?" Sapaan dari wanita paruh baya cantik itu.
Mendengar namanya terpanggil, Amira pun menoleh ke arah suara. dan Amira sedikit terkejut melihat mertuanya. Pasalnya, Sudah lama Amira tidak bertemu ibu dari suaminya itu. Dan sekarang bertemu di pinggir jalan ketika Amira hendak berangkat menuju tempatnya bekerja. Maria menepikan mobilnya hendak mendekat ke arah menantunya."Mami?mami sedang apa disini?"ucap Amira seraya mencium tangan sang mertua.
"Tadinya mami mau ke butik punya temen mami, tapi mami liat kamu jalan kaki sendirian disini,emang kamu mau kemana mira?" Tanya Maria.
"Mmm Mira mau cari angin aja mi jalan jalan hihi" balasnya sedikit gelagapan.
"Loh kok sendirian sih, emang suami kamu kemana?"muncul pertanyaan lagi dari Maria.
.
.
Amira POV"Mira?"
Ketika aku sedang berjalan, aku sedikit terkejut mendengar namaku dipanggil. Akupun menoleh ke arah suara untuk memastikan siapa yang menyapa, Dan ternyata itu adalah mertuaku . Aku melihat mami menepikan mobilnya ke pinggir jalan dan keluar dari mobil hendak menghampiri ku."Mami?mami sedang apa disini?"ucapku seraya mencium tangannya.
"Tadinya mami mau ke butik punya temen mami, tapi mami liat kamu jalan kaki sendirian disini, emang kamu mau kemana mira?"
Mendengar pertanyaan mami, aku sedikit bingung untuk menjawabnya. Pasalnya ibu dari suamiku ini tidak tau kalo sebenarnya aku masih bekerja.
"Mmm Mira mau cari angin aja mi jalan jalan hihi" ucapku berbohong, aku tidak mau jika mami tau kalo aku masih bekerja. kalo saja tau, pasti mami akan memarahi tuan Daniel karena aku.
"Loh kok sendirian sih, emang suami kamu kemana?"
"Duh kenapa aku tadi harus berbohong sih? Maafin Amira ya Allah" batinku
"Tu- eh mas Daniel kan kerja mi jadi ga sempet nemenin Amira" balasku. hampir saja aku keceplosan memanggil suamiku dengan embel 'Tuan'.
Mendengar jawaban dariku, mami hanya mengangguk paham.
Tak lama aku melihat mata mami tertuju pada perut ku dan tangannya bergerak mengelus perutku, aku merasakan kehangatan itu. kehangatan yang sudah lama aku rindukan."Eh cucu mami gimana kabarnya? Kamu suka ngidam yang aneh aneh ga tuh?" Ucap mami dengan tangan mengelus perutku.
"Dia baik baik aja mi, kemarin sempet mau rujak aja ga macem macem kok "
"Berapa usianya?"tanyanya dengan tangan Masih setia mengelus perutku.
"Udah jalan 5 bulan, Alhamdulillah" balasku tersenyum ke arahnya.
"Kamu udah belanja buat peralatan anak kamu belum?"
Mendengar pertanyaan itu, aku jadi sedikit sedih. Bagaimana tidak? Aku membeli susu ibu hamil saja masih suka bolong dan aku membelinya kalo aku punya uang saja tentunya. Mana mungkin buat beli peralatan bayi yang mungkin mahal mahal. Tabunganku saja belum cukup untuk membelinya.
"Bayinya masih kecil mi, mungkin nanti kalo udah 8 bulanan" balasku
"Insyaallah ya dek" lanjutku dalam hati.
" Jangan di nanti nanti Mira, sekarang juga nggak papa, yuk" ucap mami seraya menggandeng tanganku.
" Eh mau kemana?" Tanyaku dengan tampang bingung.
"Ck ayo ikut aja" balas mami dengan menuntun ku untuk masuk kedalam mobilnya.
.
.
.
Author POVButik implora 💒
Terlihat dua orang wanita itu tengah sibuk memilih pakaian bayi yang mereka inginkan. Ah lebih tepatnya hanya wanita paruh baya itu yang sibuk memilah baju bayi yang menurutnya bagus dan lucu. Sedangkan Amira hanya terdiam melihat sang mertua yang tengah asik memilih pakaian.
"Amira kok diam saja? Kamu nggk suka ya?" Ucap Maria dengan tampang sedikit bingung.
"Eh? E-enggak mi, Amira hanya bingung mau pilih mana, takut ga bagus kan selera Amira jelek" balas amira.
" Loh loh kok ngomong gitu sih,mantu mami kan baik juga cantik, masa ngomongnya gitu sih? Pakaian bayi di sini bagus bagus ga ada yang jelek.
hanya saja kita harus memilih apa yang di inginkan nak" ucap Maria dengan tersenyum berusaha menjelaskan."Ya Allah beruntung sekali aku mendapatkan mertua yang begitu sayang padaku, terimakasih ya Allah" batin amira.
Amira tersenyum haru mendengar perkataan mertuanya, Amira sungguh sungguh bersyukur mendapat mertua yang baik padanya, ditambah lagi Amira merindukan kasih sayang seorang ibu. Kasih sayang yang diberikan bibinya kepada Amira yang kini mungkin akan jarang Amira dapatkan lagi.
***
TBCHai hai🤪 ini terakhir aku up lagi ya..
Lanjut Up lagi Abis lebaran insyaallah🥰
Jangan lupa tinggalkan jejak uri readers🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life (Hiatus)
Ficção GeralAmira. Gadis berusia 18 tahun yang mandiri dan baik hati ini begitu mengalami banyak musibah dalam hidupnya. Akankah dia sanggup menjalani hidupnya yang begitu jauh dari kata BAHAGIA? Penasaran? cuss baca! Rank # 1 in Amira 23 Maret 2021 # 17 in k...