18- bersyukur

10.4K 463 18
                                    

Author POV

"Ya Allah, aku bersyukur dengan semua yang telah engkau berikan kepadaku. Entah itu dulu, kemarin, hari ini, besok atau lusa. Aku percaya atas semua takdir yang telah engkau garisi ini. Kau berikan kesedihan hari ini namun kau berikan kebahagaiaan setelahnya. Tidak apa aku belum mendapatkan kasih sayang dari suamiku, setidaknya aku mendapatkan kasih sayang dari seorang ibu,,berilah suamiku hidayah untuk bisa menyayangi aku dan juga anakku ini ya allahh...Aamiin " untaian do'a yang diucapkan Amira dalam solatnya.
Amira menjalankan ibadah solat asar seorang diri. yaa walaupun memang seperti biasa Amira melakukannya hanya sendiri, tanpa imam maupun makmum...
.
.
.
.
Amira POV

Aku akan memasak untuk makan malam . namun ketika aku membuka lemari es, rupanya bahan bahan untuk memasak tinggal sedikit dan mungkin itu bahan terakhir yang bisa aku masak. Tak apalah, aku akan memasak yang ada saja.
.
.
Hendak aku akan menyimpan masakan....

"Astagfirullah!.." sergahku ketika akan menyimpan makanan di atas meja. aku terkejut ketika melihat tuan Daniel tengah duduk di kursi meja makan dengan tiba- tiba. Sejak kapan dia ada disini?, dan kenapa dengan tiba tiba? Tanpa permisi. Ah bukan aku belagak seolah tempat ini milikku tapi setidaknya bisakah tuan Daniel mengeluarkan suara sedikit saja?, agar aku mengetahui kalo dia sudah pulang?...

"Tuan? Sejak kapan disini?"tanyaku masih dengan wajah cengo.

"Kenapa kau harus tau?" Balasnya dingin.
Aku bertanya padanya tapi dia malah nanya balik padaku, huffhhh sudahlah biarkan saja.

"Cepat! Aku sudah lapar.." ucapnya kembali..

"Iya ini sudah selesai.." balasku seraya menaruh semangkok tumis kangkung..

"Kenapa hanya ini?"tanyanya ketika melihat masakan yang hanya tumis kangkung dan tempe bacem.

"Bahan yang bisa di masak hanya ini tuan.."balasku dengan nada lembut..

aku melihat tangannya bergerak memegang saku celana, mungkin sedang mengambil sesuatu. dan ternyata benar, dia merogoh saku celananya untuk membawa dompet yang berwarna hitam coklat itu. Wah, dompetnya saja indah menurutku apalagi orangnya hihihi..

"Ini pakai kartu ATM ku, kau bisa berbelanja dengan itu" ucapnya seraya meletakkan benda yang menurutku berbentuk KTP itu di atas meja.
Biasanya dia akan memberikan uang tunai untuk keperluan berbelanja, tapi sekarang berbeda pake kartu segala...

"Kok bentuknya beda dari yang Amira punya ya?" Batinku bertanya.

"Ini apa tuan?" Tanyaku tak mengerti..

"Ya ampuun..kau ini manusia dari mana sih ATM saja tidak tau?.."balas tuan Daniel dengan nada greget mungkin?

"Itu alat untuk membayar apa saja yang dibeli,,sama seperti uang" lanjutnya menjelaskan.

"Owalahh,, Amira baru tau ini bisa buat bayar belanjaan.." ucapku sumringah tak menyangka.
Aku baru tau kalo ada alat yang bisa bayar apapun yang dibeli selain menggunakan uang. Tapi seperti apa cara menggunakannya?..

"Tapi tuan..."

"Apa?" Balasnya hangat eh engga deng masih seperti biasa, terkesan dingin.

"Cara memakainya bagaimana?" Tanyaku penasaran

"Ck udik sekali,, berikan saja pada kasirnya dia tau cara memakainya.." balasnya dengan nada malas.

Balasannya sedikit membuatku terdiam. iya aku memang udik, toh aku kan emang gatau barang apa saja yang digunakan orang kaya:(....

"Kenapa hanya berdiri? Temani aku makan" ucapnya melihat aku hanya terdiam berdiri..

"Hah?" Balasku resfek karena mendengar ucapannya.

"Ck, cepat duduk!"tegasnya

"I,,iya" balasku seraya buru buru duduk di kursi..
Dia ini kenapa sih? Dikit dikit marah, dikit dikit marah. Herann.

"Kamu jangan ikuti sifat ayahmu ya dek, itu ga baik buat kita.."batinku seraya mengelus perut buncitku. Dan seketika dibalas dengan tendangan tendangan kecilnya yang sukses membuatku bahagia...

Akhirnya kami makan bersama. yang terdengar hanya suara sendok yang beradu dengan piring, tanpa ada sepatah kata lagi yang terucap.....
.
.
.
Hari sudah berganti pagi, saatnya untukku beraktivitas kembali. Dimulai dari menyapu, mencuci piring hingga mencuci baju. Tidak ada pembantu untuk bisa mengerjakan semua itu, lagian untuk apa? aku juga masih sanggup untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Dan
Kalo kalian bertanya kenapa aku tidak bekerja?, Aku akan menjawab kalo aku meminta izin 3 hari untuk tidak masuk dulu karena 2 alasan. Yang pertama, kemarin karena ada mami tentunya. yang kedua, karena hari ini aku akan berbelanja bahan masakan. Berbelanja saja harus pake izin bekerja? Mmm Jadi gini, Sekarang usia kandunganku sudah masuk 6 bulan, mungkin itu yang membuatku mudah lelah jika melakukan kegiatan lebih. Jika hari ini aku bekerja, aku takut nanti tidak bisa belanja karena kelelahan. Aku tidak sanggup lagi jika harus lama lama berdiri atau berjalan jauh. Untunglah supermarket disini tidak terlalu jauh tempat nya. Kurasa aku mungkin akan sampai hanya dengan berjalan kaki. Dulu saja waktu aku belum dianugerahi makhluk yang tengah tumbuh sehat didalam rahimku ini, aku bisa berjalan kaki sampai berkilo kilo meter. Tapi sekarang, untuk berjalan kaki 50 meter saja rasanya cukup melelahkan.

untuk pagi ini, aku memang tidak memasak, karena tuan Daniel lebih memilih makan di kantin kantornya. Jadi aku memutuskan untuk berbelanja di siang hari saja...

***
Jangan lupa berikan vote dan komen yaa,, supaya aku makin semangat up nyaa ><

Bad Life (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang