11- not bad

12.9K 437 3
                                    

Amira POV

Rasanya suhu badanku semakin tinggi dan kepalaku sedikit pening, apa aku demam ya akibat kehujanan semalam. Tapikan aku setelah sampai rumah langsung mandi jadi nggak mungkin demam..

Sebenarnya aku tak mau beranjak dari atas kasur, namun mengingat pekerjaan di rumah ini banyak dan harus aku kerjakan. Kalo saja aku malas malasan seperti itu, bisa bisa aku terkena bentakkan lagi dari yang punya apartemen ini. Tidak.. tidak.. aku tidak mau.

Walau aku sedikit tidak enak badan, aku bergegas mandi dan membereskan kamar tidurku terlebih dulu sebelum berjalan menuju dapur untuk memasak. Dan syukurnya, akhirnya masakan ku yang semalam di makan juga oleh suamiku. Jadi aku semakin giat untuk memasak.

Flashback on

Aku terbangun tengah malam, karena merasa tenggorokanku kering dan seret. Tak lama aku bangkit dari ranjang dan berjalan menuju dapur. Rasanya haus sekali ....

Saat aku sudah mendapatkan apa yang aku inginkan, aku mengingat semalam memasak dan apakah masakan ku di makan oleh suamiku?. Aku berjalan ke arah meja makan untuk memastikannya. aku senang dan bersyukur ketika melihat nasi serta lauk pauknya tinggal sedikit. itu artinya suamiku memakan masakanku. Masa iya ada orang lain yang memakannya, kan di apartemen ini hanya ada aku dan tuan daniel!.

Flashback off
.
.
.
" Sarapan sudah siap tuan" ucapku saat melihat dia berjalan menghampiri meja makan.

"Masak apa?" Tanyanya dengan nada datar tidak dengan nada tinggi. Dan Itu merupakan suatu anugrah bagi diri ku.

"Ayam balado, semur tahu, tempe bacem dan sayur sop. Tuan"

" Apa ada yang tuan inginkan? Nanti akan saya buatkan" lanjutku

"Buatkan aku kopi tanpa gula"

"Baiklah"

Aku bergegas putar balik menuju pantri untuk membuatkannya kopi...

" Ini kopinya" ucapku seraya meletakkan secangkir kopi di atas meja.

"Hmm" balasannya.

Aku menuangkan nasi dan lauk ke atas piringnya. Dan tentunya dia tidak menolak apa yang aku lakukan. Setelahnya ku lihat dia memakan masakanku. Ahhh senang sekali rasanya sekarang..

Namun kepalaku dari tadi terasa pusing dan badanku makin terasa panas. Aku memijit pelipisku untuk meredakan pusing dikepala. Namun tidak ada hasil apapun. Malah semakin pusing saja. Aku yang posisi sedang berdiri di samping tuan Daniel yang sedang makan karena dia tidak akan mau makan satu meja denganku. Rasanya aku ingin meminta izin untuk kembali ke kamar, ingin membaringkan tubuhku di atas kasur.
Bukan berarti aku ingin berleha leha atau malas malasan ya, hanya saja aku sungguh tidak enak badan untuk saat ini...

"Ada apa?" Tanya nya yang menolehkan pandangannya ke arahku. Mungkin karena tersorot gerak gerikku yang dibilang tak seperti biasanya.

"A,,anu tuan, apa saya boleh kembali ke kamar?" Jawabku sedikit kaget mendapat pertanyaan tiba tiba namun seperkian detik kemudian kembali normal..

" Untuk apa?"

" saya kurang enak badan hari ini.." jawabku

Namun ku lihat dia tak merespon, dia hanya kembali fokus dengan sarapan dan juga ponselnya. Tak apalah. nanti kalo dia sudah berangkat ke kantor, aku bisa kembali kekamar dan membaringkan tubuhku untuk meredakan demam dan pusing walau hanya sebentar.
.
.
.
.
.
.
Setelah aku membaringkan tubuhku dan ketiduran beberapa saat, aku memutuskan memasak untuk diriku sendiri karena tuan akan pulang larut malam dari kantornya. Jadi aku akan memasak nanti malam saja biar makanannya tidak cepat basi. Setelah aku memasak dan memakannya. Aku berdiam lama di atas kursi meja makan...

"Bosan sekali rasanya kalo tidak bekerja" gumamku Dengan sebelah tangan menahan dagu..

"Rindu juga sma ayu dan Rima,,ahh jadi pengen ketemu"gumamku lagi..
.
.
*****
Author POV

Terlihat di sebuah ruangan yang ditata rapi nan elegan itu terdapat seorang laki laki yang sedang sibuk dengan berkas berkas yang di simpan di atas meja kebanggaannya. Ya! Daniel bramantyo, yang kini tengah berkutat fokus terhadap pekerjaannya. Dia tipikal orang yang tidak berleha leha kalo menyangkut soal pekerjaan. Menurutnya, pekerjaan merupakan objek terpenting dalam hidupnya setelah kedua orangtua tentunya.
.
.
.

"Permisi pak? Satu jam lagi bapak ada meeting dengan pak Rahmat selaku direktur dari perusahaan minyak kelapa sawit yang berada di Surabaya.." ucap dela-- sekertaris Daniel

"Buatkan aku kopi Del, berkas berkas yang menumpuk ini cukup membuat kepalaku sedikit pusing" ucapnya tanpa menoleh sedikitpun dan tanpa menjawab ucapan sekretarisnya..

"Baik pak, akan saya buatkan" balasnya dengan sedikit menundukkan punggung lalu melangkah pergi...

Dela merupakan sekertaris Daniel selama 2 tahun ini, Dela mempunyai gestur tubuh yang terbilang cukup menarik. Dengan pinggul besar, dada terlihat padat dan tentunya seksi bak perawakan model..
Namun dengan mempunyai tubuh yang bagus, tidak membuat Dela sombong akan hal itu, dia begitu sopan dan bagus dalam hal pekerjaan. Itulah yang membuat seorang Daniel betah menjadikan Dela sebagai sekretarisnya.
.
.
"Ini pak kopinya.." Dela menyimpannya di atas meja kebesaran Daniel.

"Siapkan ruangan untuk meeting hari ini, saya mau sebisa mungkin tidak ada hal yang membuat rekanku tidak merasa nyaman.."

"Baik pak, saya permisi.." Dela pun melenggang pergi menuju ruang meeting..
.
.
.
.

Ruang meeting..

"Apa kabar tuan Daniel? Senang bekerja sama dengan anda.." sapa Rahman dengan mengulur kan tangan untuk berjabat yang didampingi sekretarisnya.

"Baik sekali, bisa kita mulai saja?" balasnya to the point seraya merespon uluran tangan dari koleganya.dia tidak mau banyak berbasa basi karena menurutnya akan menguras waktu saja.

****

TBC



Bad Life (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang