Author POV
Setelah memasak dan membersihkan diri, ia akan menjalankan rutinitasnya. Setelah itu, dia akan berangkat bekerja. Amira tidak mau lagi jika bangun kesiangan nya terulang. Karena hal itulah membuat Amira tertinggal angkot yang selalu mengantarnya ke tempat tujuan.
.
.
Amira POVKini aku sudah tiba lagi di tempatku bekerja. Saat bekerja aku sering banyak duduk karena sudah tidak kuat lagi berdiri meskipun itu hanya 2 menit. Rasanya tulangku sudah tidak kuat lagi menahan beban yang mungkin berat ini. Kebanyak ibu hamil pasti badannya akan ikut membesar karena bawaan sang bayi. Tapi aku? Badanku tetap kecil dan hanya perut saja yang membesar. Aku juga heran, kenapa badanku nyaman sekali dengan bentuknya yang kecil ini? Apa aku kekurangan gizi? Dan Apa anakku sehat? Mengingat, terkahir cek up kandungan itu 2 bulan yang lalu. aku tidak sesering mungkin memeriksanya. Karena biayanya yang menurutku mahal sekali.mungkin karena ini kawasan ibu kota, jadi apapun yang ada disini pasti akan banyak mengeluarkan uang. Aku harus bisa menabung untuk persalinanku nanti. Karena Sampai saat ini, tuan Daniel belum memberiku uang untuk masalah ini. Aku tidak berani jika harus meminta uang padanya. Memangnya aku siapa? Aku mendapat perlakuan manis saja sudah bahagianya bukan main.
"Mir.." panggil Rima yang ikut duduk di sampingku.
"Iya?.." aku yang sempat melamun akhirnya tersadar.
"Kenapa diam saja?" Tanya Rima penasaran
"Ah tidak. Aku hanya rindu dengan ibuku rim.." aku memberi alasan. Nyatanya aku memang sangat merindukan ibuku..
"Kamu sudah berziarah ke makamnya ?.."
"Belum, jaraknya jauh sekali. Aku belum ada waktu.."balasku sedih karena mengingat setelah menikah aku belum sempat lagi berziarah kemakam ibu.
"Aku tau perasaanmu seperti apa mir. Aku turut prihatin dengan semua yang kamu alamin ..." Ucap rima seraya mendekat ke arahku.
"Kamu baik, cantik, dan mandiri mir. Untuk itu, jangan bersedih lagi ya?. Aku yakin suatu saat nanti pasti kebahagiaan akan menghampiri kamu" lanjut rima seraya memelukku.
"Terimakasih rim. Aku sangat beruntung ada kalian di hidup aku.." ucapku seraya membalas pelukannya.
"Eh eh? apaan nih?.." bingung ayu karena melihat kami berpelukan..
"Pake acara peluk pelukan lagi. Parahnya....gue ga diajak!" Ketus ayu
"Hahaha kesambet apaan Lo? gitu amat hahaha" tawa Rima.
Mendengar ucapan Rima, ayu hanya mendelik tidak suka.."Sini kita berpelukan."ajakku kepada ayu...
Selang 10 detik ( mungkin ) kita pelukan...
"Udah pelukannya Jan lama lama. Kasian ini dedeknya nanti kejepit.."ucap ayu melepaskan pelukan
"Eh iya. Maaf ya dek..." Balas Rima seraya mengelus perutku.
"Hihihi iya aunty aunty cantik.." balasku dengan menirukan suara anak kecil.
"Ayok kita kerja lagi. Semangat!"ucapku kepada dua rekan rekan ku...
.
.
Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 malam, dan itu waktunya untukku pulang. Aku sengaja mengambil jam kerja sampai larut malam untuk hari ini dan mungkin seterusnya sampai aku lahiran. Karena dengan begitu, gajiku akan naik dan pastinya aku akan bisa menabung lebih banyak lagi.
Memang dari kemarin aku ingin sekali makan sate ayam. Niatnya, saat pulang bekerja aku akan mencari sate ayam yang berjualan di pinggir jalan. Aku sering melihatnya jika akan berangkat dan pulang bekerja. Mudah mudahan saja ada dan masih buka...Akhirnya! Aku menemukan tukang sate yang aku maksudkan tadi. Wahh Mencium aromanya saja sudah membuat perutku keroncongan minta diisi.
"Permisi pak. Apa sate nya masih ada?"ucapku kepada bapak bapak yang tengah memanggang itu..
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life (Hiatus)
General FictionAmira. Gadis berusia 18 tahun yang mandiri dan baik hati ini begitu mengalami banyak musibah dalam hidupnya. Akankah dia sanggup menjalani hidupnya yang begitu jauh dari kata BAHAGIA? Penasaran? cuss baca! Rank # 1 in Amira 23 Maret 2021 # 17 in k...