Author POV
Tak terasa usia kandungan Amira sudah menginjak umur 4 bulan, itu tandanya anaknya sudah terbentuk sempurna dan bernyawa di dalam perutnya. Untunglah Amira tak mengalami ngidam yang aneh aneh, hanya ingin rujak dan makanan asam saja.
Hari ini dia bergegas untuk chek up kandungan ke rumah sakit. Dengan beralaskan uang yang ia tabung untuk melihat keadaan anaknya.
Amira menunggu namanya terpanggil dengan duduk di atas kursi yang disediakan. setelah lama menunggu akhirnya dia terpanggil juga
"Ibu Amira teressia"
Akupun berjalan ke dalam ruangan
"Mari Bu berbaring" ucap dokter paruh baya yang salalu menanganiku jika aku kesini.
"Wahh bayinya sangat aktif sekali Bu, mau tau jenis kelaminnya Bu?" Tanya dokter dengan papan nama Anggita itu.
"Tidak dok, biar jadi kejutan saja buat saya"
"Apa dia baik baik saja dok?"lanjutku
"Dia baik Bu, sangat sehat dan aktif sekali, apa ada keluhan keluhan yang terjadi?"
"Iya dok, kalau saya banyak berjalan, saya selalu kram di bagian bawah perut " keluhnya
"Itu biasa Bu. jika sering terjadi, mintalah suami ibu untuk mengelusnya perlahan, untuk mengurangi rasa kram ibu" jawab dokter Anggita.
(Maafin authornya ya kalo salah)Mendengar tutur kata dari dokter Anggita, aku jadi merasa sedih, bagaimana bisa aku meminta elusan tangan dari suamiku? Aku punya suami saja tidak. Ayah bayi ini saja tak menginginkannya.
Aku berjalan kaki untuk pulang kerumah, di perjalanan pulang, kendaraan beroda empat dan dua berlalu lalang di jalanan. Sangat ramai sekali hari ini. Apa mungkin hari Minggu jadi orang orang liburan.
Namun saat aku akan menyebrang. tubuhku rasanya melayang, seketika tubuhku terasa sakit semua. Beban pikiranku seakan hilang entah kemana, dan dunia ini gelap tak bercahaya,terakhir aku mendengar teriakan orang orang Disana. Sesudahnya aku tak tau apa yang terjadi selanjutnya.
Author POV
BRUAK!!
Suara benda yang bertubrukan terdengar."Yaampun!! Apa yang aku lakukan!!" Teriak histeris wanita paruh baya namun kecantikannya terjaga.
Dia pun segera keluar dari mobil dengan tergesa-gesa."Ohh ya ampun!! Bagaimana ini,toloongg bantu bawa dia ke dalam mobil saya pak"ucapnya pada seorang warga yang ada Disana.
Amira pun dibawa kerumah sakit. Untunglah dengan cepatnya ibu ibu ini membawanya ke rumah sakit, jika terlambat sedikit saja....entah apa yang akan terjadi.
Dengan menunggu dokter keluar untuk mengetahui keadaan Amira,
Wanita paruh baya itu membuka ponsel nya dan menelpon seseorang."Hhaloo nak, mami ada di rumah sakit.."ucapnya
"Mami kenapa? apa yang terjadi?!" Balas pria di sebrang telepon dengan nada khawatir.
"Ma,,mami nabrak wanita hamil sayang, mami gak sengaja" ucap wanita itu gelagapan.
"Yaampun mi, aku kesana sekarang, kirim alamatnya" balasnya lagi.
Daniel POV
Aku terlonjak kaget ketika mami menelponku dengan informasi bahwa dia menabrak seseorang. Akupun bergegas kerumah sakit yang alamanya di kirim mami lewat WhatsApp.
Tak lama aku sampai di tujuan, aku berlari mencari sesosok mami di lorong lorong rumah sakit, dan akhirnya aku menemukan mami dengan keadaan duduk di kursi dengan tangan menutupi muka.
"Mami!" Panggilku
"Sayang, mami takut terjadi sesuatu dengannya" ucap mami seraya berdiri dari duduknya hendak memelukku.
"Mami yang tenang, aku yakin dia baik baik saja" ucapku menenangkan nya.
"Semoga saja" gumamnya lirih.
Tak sampai 1 jam menunggu, akhirnya dokterpun keluar.
"Bagaimana dengan gadis itu dok? Apa baik baik saja?! Tak ada yang serius kan dengannya?" Rentetan pertanyaan itu muncul dari mami.
"Mami tenang dulu, kita tanyakan baik baik pada dokternya" aku mengusap bahu mami yang gemetaran.
"Anda keluarga pasien? Anda suaminya?"tanya dokter padaku.
Aku mengernyitkan kening mendengarkan pertanyaanya.
"Kami keluarganya dok" jawab mami dengan cepat.
"Baiklah, kita bicarakan ini diruangan saya, mari ikut saya" dokter itu berjalan menuju ruangannya dan di ikuti olehku dan mami.
"Jadi begini Bu pak, masalahnya sangat serius, dia mengalami banyak pendarahan..." Belum sempat dokter itu menyelesaikan pembicaraannya, namun di potong kembali oleh ibuku.
"Dia keguguran?!!" Tanya mami dengan nada kaget.
"Mi diem dulu, kita dengarkan dulu penjelasan dokternya" ucapku menenangkan.
" Dia tidak keguguran hanya saja, saat ini sangat lemah sekali, mungkin akan sadar dalam beberapa hari ini, untunglah ibu dan bapak membawanya dengan cepat" penjelasan dokter.
Aku dan mami membuang nafas lega. Akhirnya apa yang di takutkan mami tak terjadi.
"Tuhkan mi, dia dan bayinya baik baik saja,hanya belum sadar"ucapku
"Tapi mami masih belum tenang nak, dia belum sadar" ucap mami lirih
"Apa kita boleh menjenguknya kedalam dok?" Tanyaku
" Oh tentu saja pak"
"Terimakasih dok atas bantuannya"ucap mami tersenyum
"Iya Bu sama sama sudah jadi tugas saya untuk membantu pasien"ucap dokter itu dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life (Hiatus)
General FictionAmira. Gadis berusia 18 tahun yang mandiri dan baik hati ini begitu mengalami banyak musibah dalam hidupnya. Akankah dia sanggup menjalani hidupnya yang begitu jauh dari kata BAHAGIA? Penasaran? cuss baca! Rank # 1 in Amira 23 Maret 2021 # 17 in k...