Amira POV
Setelah aku menyelesaikan pekerjaan rumah, aku akan pergi bekerja. Namun sedari tadi perasaanku tidak karuan, ada rasa gelisah, takut dan was was menjadi satu. Entah perasaan macam apa yang sedang aku rasakan. Apa karena aku kurang beristirahat? Ah Mana mungkin lah. Aku rasa, tidurku sudah cukup. Buktinya aku sudah tidak merasa kelelahan lagi.
Aku membuka handle pintu dengan tangan kanan dan tangan kiri aku gunakan untuk menyingkab rambutku kebelakang. Sudah sepenuhnya pintu terbuka, aku sedikit terkejut karena melihat seorang wanita cantik berdiri didepan pintu dengan menatapku.
"Maaf mba, mba siapa ya?.." tanyaku dengan sopan. Namun kulihat dia hanya menatapku dengan tatapan tajam. Keningku terangkat bingung karena tak kunjung ada jawaban.
"Cantikkan aku kemana mana.." ucapnya dengan tersenyum miring.
Aku mengikuti arah pandangannya yang menulusuri tubuhku. Takut jika ada ke anehan yang melekat dalam tubuhku."Ada yang bisa saya bantu, mba?."aku kembali menatapnya.
"Tampangmu tidak seperti wanita perebut. Tapi.."ucapnya dengan mencondongkan kepalanya mendekat ke arahku. Mataku replect melotot karena terkejut.
"Kau memang seperti itu. Cih.." ucapnya lagi dengan tatapan seperti meremehkan aku. Aku melangkah mundur untuk mengikis jarak dengannya. Sebenarnya dia siapa? Kenapa bisa berbicara seperti itu? Ada urusan apa dia denganku?. Isi kepalaku penuh dengan tanda tanya besar...
"Maaf mba, saya sedang terburu-buru. Permisi.." ucapku ketika sudah mengunci pintu.
Hendak aku melangkahkan kaki aku merasakan rambutku ditarik paksa dari belakang, refleks tanganku langsung terangkat memegang tangannya yang menjambak rambutku."Aww-"pekiku kesakitan.
"Aww..to..tolong lepaskan.." rintihku. Ini benar benar sakit..
"Kau pantas mendapatkan ini. Rasakan!.." ucapnya lagi dengan menarik rambutku sampai kepalaku menengadah ke atas.
"A..apa salah saya.." ucapku dengan menahan rasa sakit.
"Kau tidak tau kesalahan mu apa? Baiklah akan aku kasih tau. Jangan berani untuk melangkahkan kaki. Diam!" Bentaknya lalu melepaskan tangannya dari rambutku. Aku lihat dia mengeluarkan ponsel dan menelpon seseorang.
"Marco cepat kemari.." ucapnya. Setelahnya dia matikan sambungan telepon Dan kembali menatapku..
.
.
.
Aku melihat seorang pria dengan tubuh gendut dan tegap berjalan ke arahku. Pakaiannya yang serba hitam persis seperti bodyguard yang sering aku lihat di televisi."Bawa dia.." ucap wanita itu setelah pria itu mendekat.
"Baik boss.."
Aku terkejut merasakan tanganku dicekal namun tidak dengan tekanan."Mau apa?! Tidak! Aku mohon jangan macam-macam." Ucapku histeris. Sungguh aku takut sekali dengan situasi seperti ini.
"Diam! Sekali kau mengeluarkan suara, tak segan-segan aku akan mencelakai anakmu.." ancam wanita itu dengan menatap perutku. Wajahku langsung berubah pucat mendengar tuturannya. Bagaimanapun juga, keselamatan anakku nomor satu. Aku tidak mau terjadi apa apa dengannya, ya Allah lindungi aku dan calon bayiku...
Aku merasakan lenganku seperti tertusuk sesuatu, dan rupanya aku melihat wanita itu menyuntikkan sesuatu di lengan atas tanganku. Entah apa maksud dari wanita itu, yang pasti seperdetik kemudian aku merasakan kepalaku pening dan pandanganku gelap.
"Cepat bawa dia.." samar samar aku mendengar ucapannya sampai semua menjadi gelap dan hening..
.
.
.
.Author POV
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Life (Hiatus)
General FictionAmira. Gadis berusia 18 tahun yang mandiri dan baik hati ini begitu mengalami banyak musibah dalam hidupnya. Akankah dia sanggup menjalani hidupnya yang begitu jauh dari kata BAHAGIA? Penasaran? cuss baca! Rank # 1 in Amira 23 Maret 2021 # 17 in k...