23. Nasi Padang

260 25 2
                                    

Hari ini adalah hari kedua terakhir berada di kantor cabang Padang. Meskipun akan kembali ke Kantor Pusat aku tetap akan mengunjungi kacab ini untuk keperluan training and course pegawai baru atau anak magang.

Bagian HRD meminta ku untuk ke kacab Padang tiap 4 bulan sekali. Oke, aku sudah memperhitungkan nya. Aku pun berencana saat nanti aku berkunjung ke Padang, tidak hanya untuk bekerja tapi aku juga ingin mengeksplore wisata Padang. Sambil menyelam minum air ya kan???
Uhuyy gak sabarnya..

Pagi ini seperti biasa aku memakai pakaian casual blazer berwarna moca senada dengan celana bahan dan pasmina. Hari ini aku harus menyelesaikan semua pekerjaan disini. Welcome to hectic day!

Semangat Vira!

Saat sudah sampai di parkiran 2 orang berpengaruh kacab menyapa ku.

"Pagi Bu Alvira.." sapa Bu Devi dan Pak Anto berbarengan.

Sebentar.. mereka berangkat satu mobil?

"Pagi Bu Devi.. Pak Anto.."

Keduanya tersenyum menatapku. "Hari yang cerah ya Bu" ucap Bu Devi, yang hanya ku balas dengan senyuman dan anggukan.

Bassicly, percakapan basa-basi yang paling aman adalah tentang cuaca. Percakapan antara para senior kantor. Beda lagi kalo posisi nya dengan Andin.

"Cuaca lagi cerah banget Nih, Ndin"

"Ngga! Bersalju! Yuk maen lempar lemparan bola salju bareng gue, mau?"

"Iya nanti gue lempar ke pala Lo ya"

"Biar otak gue encer ya?"

"HAHAHA you got it!"

"Sialan Lo, Vir!"

Begitulah kira-kira, ke absurd an kalo percakapan tentang cuaca di simulasi kan padaku dan Andin.

"Eh.. Pak Gara. Pagi Pak" Sapaan Pak Anto pada Pak Gara membuyarkan lamunan absurd ku dengan Andin.

Pak Gara balas sapaan Pak Anto, dan menyapa Bu Devi. Lalu ia beralih menatapku. Aku sempat menaikan alis padanya. Kenapa dia tidak menyapa ku juga?

Ahh aku tersadar oleh jiwa kacung ku kalo aku yang harus menyapa duluan.

"Pagi Pak.." ku akhiri dengan senyuman pencitraan yang dibalasnya dengan senyuman penuh makna.

Begitulah pagi hari yang penuh pencitraan bagi seorang Alvira Amanda di Kantor Cabang Padang.

Pukul 8 hingga pukul 11 aku tidak bertemu siapapun. Aku mendekap di dalam ruangan, berkutat penuh konsentrasi dengan semua laporan keuangan yang harus rampung dan tuntas. Bukannya merasa capek, aku malah merasa waktu bergulir begitu cepat. Sampai-sampai ruangan yang hening ini terdengar suara tidak beradab. Suara cacing di perutku.

Ahh sial!

Aku melupakan sarapan tadi karena terlalu bersemangat bekerja dengan tagline H-1 kerja di Kacab Padang.

11.00 am

Sekarang waktunya istirahat. Sudah waktunya aku untuk membeli makanan. Kira-kira makan apa ya?Nasi Padang enak kali yah? Kata Gladis kan 100 meter dari kantor ada rumah makan Padang. Lagipula dari pagi perutku belum bertemu nasi nih.

Di perjalanan menuju rumah makan padang, sebuah kejadian terlintas di pikiranku. Aku jadi ingat waktu makan nasi Padang bareng Andin di Yogya. Kondisi Andin waktu itu sangatlah memprihatinkan. Dan fakta bahwa Candra bukanlah kakak Andin membuatku bertanya-tanya. Apakah itu semua benar? Atau Andin hanya sedang emosi saja waktu itu yang membuatnya enggan mengakui kalau Candra itu kakaknya?

Everything has A Reason [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang