Vol 1 Ch 3 - Malam Pertama

48 8 13
                                    

"Kamu kalah, Ubara."

"Yap! Aku kalah."

Ubara menanggapi perempuan tinggi itu dengan enteng, seolah tidak memiliki beban walaupun kalah. Bukan seolah, Ubara memang tidak memiliki beban. Dia sudah kalah berkali-kali ketika latih tanding. Satu kekalahan lagi bukanlah hal yang besar.

Ubara dan yang lain sudah tidak mengenakan Over. Mereka kembali mengenakan celana, jaket, dan rompi. Karena jadwal penggunaan lapangan belum berakhir, Ubara dan yang lain mengobrol santai di tengah landasan pacu, duduk di atas aspal. Di belakang mereka terlihat benda dengan berbagai macam bentuk mulai dari peti mati, tas gitar, koper, dan sangkar hewan portabel. Over mereka sudah dalam keadaan tidak aktif.

"Dan, hari ini, ID Ubara akan berganti menjadi Ubara_224."

"Terima kasih, Gita. Berkat kamu aku harus mengganti user IDku lagi."

"Sama-sama."

Ubara mengangkat tangan kiri, memunculkan keyboard virtual ke udara. Sementara tangan kiri diam, tangan kanan aktif, mengetik dan mengubah nama IDnya.

"Mengganti user ID?"

"Ah, iya. Karena User ID termasuk privasi, normal kalau kamu tidak tahu, Vero." Geral menjawab. "Angka di belakang user ID Ubara bukanlah angka acak. Angka itu adalah jumlah berapa kali dia kalah dalam bertanding."

"EH? Jadi, dengan kekalahan tadi, Ubara sudah kalah sebanyak 224 kali? Banyak sekali."

Geral, Erna, dan Gita mengangguk.

Erna menambahkan penjelasan Geral. Dia menceritakan bahwa Ubara dulunya bukanlah atlet Over seperti sekarang. Di awal, Ubara adalah orang yang selalu kalah ketika bertarung. Dari 224 angka kekalahan yang dimiliki Ubara, lebih dari setengah dia dapatkan pada tahun pertamanya.

"Dan, orang yang memiliki rekor mengalahkan Ubara terbanyak adalah ...."

"Aku!" Gita melanjutkan ucapan Erna dengan senyum lebar, menunjukkan giginya.

"Ah, iya, sekalian." Ubara masuk. "Ver, aku minta IDmu biar kita bisa terhubung."

"Ah, baik."

Ubara dan Verona pun bertukar ID. Ketika bertukar, Verona melihat user ID Ubara_224 terpampang. Verona baru mendapat ID Ubara sekarang, jadi dia tidak bisa memastikan apakah ucapan yang lain benar. Yang bisa dia lakukan hanyalah percaya.

"Kembali!" Erna mengubah topik. "Bisa tolong jelaskan kenapa kamu keluar arena, Ubara?"

"Kalian tahu kan kalau tadi aku mengubah setelan Nolimit di tengah pertandingan?"

Semua orang mengangguk.

"Selain perintah suara, aku mengubah satu lagi setelan, sensitivitas. Jadi, tadi, aku meningkatkan sensitivitas Nolimit menjadi 85%."

"EH?"

Semua orang berteriak ketika mendengar pernyataan Ubara, tidak terkecuali Verona. Sudah menjadi rahasia umum kalau Ubara selalu menggunakan Over dengan setelan sensitivitas rendah, yaitu 20%.

Seperti namanya, setelan sensitivitas Over umumnya digunakan untuk mengatur tingkat responsif Over. Jika pengguna menyetel sensitivitas tinggi, dia bisa melakukan hal ekstrem hanya dengan usaha minimal. Misal jika penggunanya melompat. Over yang dengan sensitivitas tinggi bisa melompat hingga 10 lantai. Di lain pihak Over dengan sensitivitas rendah mungkin hanya mencapai lantai 2.

Orang yang baru belajar Over akan mengira sensitivitas tinggi pasti lebih baik, tapi tidak. Tanpa kontrol tubuh yang baik, justru hal buruk yang akan terjadi, seperti pada Ubara. Saat pertandingan, Ubara berniat hanya menghentakkan kaki untuk menghindar. Namun, dia tidak bisa mengendalikan kekuatan dan kecepatan pergerakan kakinya. Hal ini justru membuat Nolimit menghasilkan ledakan Udara besar, membuat Ubara menembus kecepatan udara dan keluar Arena.

OversystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang