Vol 2 Ch 4 - Image

24 7 7
                                    

Kalau ada yang mengganjal atau ada kesalahan ketik, silakan langsung comment. Kalau bagian mengganjal, selama tidak spoiler dengan story, akan Author jawab.


==============================


19 Juli XX87

H-262

"Menyerahlah dan lepaskan tawanan!"

Di ujung kamar yang gelap, terlihat 3 anak kecil yang meringkuk dan gemetaran. Saat ini, hanya rasa takut yang menyelimuti.

"Tenang ya dek, Kak Arisa ada di sini."

Satu perempuan dengan rambut dicat merah muda duduk di dekat anak-anak. Dia membelai rambut dan punggung anak-anak dengan lembut, berusaha memberi ketenangan. Arisa mengucir rambutnya di samping, sebuah model rambut yang dia pilih agar terlihat dewasa dan dapat diandalkan, layaknya seorang ibu. Namun pada akhirnya, hanya rambut dan sikap Arisa yang menunjukkan kesan keibuan.

Wajah Arisa masih halus dan licin. Tubuh yang hanya dibalut pakaian resonance, tanpa kain tambahan, menunjukkan tubuh yang berisi, tumbuh di tempat yang tempat. Namun kesan feminin yang dipancarkan sedikit meredup oleh otot yang kencang dan keras. Dengan sebuah logam berbentuk prisma segi enam di belakangnya, sebuah Over, Arisa siap beraksi kapan saja.

"Val, bagaimana keadaannya?"

"Masih belum ada tanda-tanda mereka akan mendobrak masuk."

Laki-laki paruh baya bernama Nauval mendekat. Wajah penuh berewok ditambah kepala tanpa rambut semakin memberi kesan tua. Namun, seperti Arisa, otot kekar di balik pakaian resonance tidak setuju dengan wajah.

"Menyerahlah dan lepaskan tawanan!"

Suara kencang kembali terdengar. Di luar rumah, terlihat beberapa orang, pasukan anti teroris, yang mengenakan Over sedang bersiaga.

Brengsek! Mereka bilang tawanan? Padahal mereka yang membuat hidup anak-anak ini sengsara!

Arisa melempar pandangan ke jendela yang tertutup korden. Dia menggertakkan gigi, kesal dengan orang-orang di luar yang bertindak atas nama "keadilan" dan "perdamaian".

"Arisa,"

"Yah."

Panggilan Nauval sontak menyadarkan Arisa. Dia baru saja menunjukkan wajah kesal di depan anak-anak. Dia tidak mau melakukannya. Anak-anak sudah cukup takut dan bingung dengan kondisi ini. Arisa tidak mau semakin menakuti mereka.

"Bagaimana dengan bantuan?"

Nauval menggaruk kepala tanpa rambutnya. "Dela bilang akan melakukan sesuatu, tapi, aku tidak yakin dia bisa."

"Kalau Dela tidak bisa, ada Ubara. Aku yakin dia bisa melakukan sesuatu."

***

[Pemirsa, dapat dilihat secara langsung pada tayangan pasukan anti teroris telah membuat barikade jalan. Dari informasi didapatkan bahwa salah satu rumah di balik barikade diduga menjadi tempat tinggal anggota teroris.]

Ubara menonton berita dari kaca mata Nolimit. Sambil menonton, dia juga mencari informasi mengenai dirinya dan Erna. Sejak menghilang 3 hari yang lalu, pemerintah telah menyatakan Ubara dan Erna sebagai anggota suatu jaringan teroris.

Mulut Ubara tetap tertutup, tampak datar dan tidak terganggu. Namun, di balik mulutnya, Ubara menggertakkan gigi begitu kuat. Dia marah karena pemerintah menetapkan Erna sebagai anggota jaringan teroris, padahal tentara lah yang membunuhnya.

"Jadi, kenapa hanya ada kalian bertiga?"

Ubara mengajukan pertanyaan pada 3 perempuan di dalam box pendingin truk. Ketiga perempuan itu adalah Dela, Rachel, dan Verona. Selain ketiga perempuan tersebut, hanya ada satu peti mati dan tiga logam berbentuk prisma segi enam.

OversystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang