Vol 4 Ch 5 - Keputusan

5 3 0
                                    

1 Agustus XX87

H-249

"Serius?"

"Serius."

"Sudah seminggu lebih sejak aku mengeksekusi Tomi dan mengatakan semua yang masuk ke ruanganku terindikasi pengkhianat. Tapi, kamu bilang, sampai sekarang belum ada yang mau mengaku atau kabur? Aku tidak tahu harus kagum atas keberanian ... atau kebodohan mereka. Mereka benar-benar tidak tahu diri."

Ubara setengah meninggikan nada. Namun, dia masih berbisik dengan Faris. Waktu yang belum genap jam 4 pagi membuat Ubara harus menjaga suara. Dia tidak mau membangunkan anak-anak yang tidur.

Meski berbisik, Ubara memastikan suaranya didengar oleh orang yang berjaga di mulut gua. Dia ingin memberi peringatan kalau Ubara tahu identitas orang-orang yang memasuki bengkelnya.

"Mungkin mereka berpikir untuk menebus kesalahan mereka, Bar?"

Arman berusaha membela rekan-rekannya. Namun, Arman juga tidak yakin dengan omongannya. Karena itu lah dia masih mengakhiri pembelaannya dengan pertanyaan.

"Semoga saja demikian," Ubara membalas enteng. "Tapi, kalau mereka masih berkhianat, aku tidak masalah."

"Tidak masalah?"

Ubara menjelaskan. "Setelah ini aku akan memodifikasi semua Over anggota, kan? Saat proses modifikasi, aku berencana memasang fitur peledak diri. Kalau mereka berkhianat ketika mengenakan Over, aku tinggal meledakkan kepala mereka. Tapi, kalau mereka mau berkhianat tanpa mengenakan Over, yah ... aku ingin lihat mereka coba."

Kejadian saat Tomi dan dirinya dihajar oleh Ubara seolah terulang di mata Arman. Kejadian itu memberi peringatan kalau Ubara adalah sosok yang berbahaya, dengan atau tanpa Over.

Arman melambat, membiarkan yang lain berjalan di depan. Ketika melihat punggung Ubara, Faris, dan Dela, Arman merasa seolah disiram air dingin. Organisasi dan rekan yang dia kenal seolah tidak ada. Faris yang dia kenal sebagai sosok pemimpin dan simbol perlawanan, ternyata hanya ingin menyediakan tempat perlindungan bagi para korban. Faris hanya melindungi, bukan melawan.

Dela yang selalu suportif dan solutif tidak lagi terlihat. Sejak pengkhianatan Tomi terkuak, perempuan berambut dicat biru itu lebih sering terdiam dan memendam semuanya sendiri. Ditambah dengan ucapan Ubara tentang pengkhianat lain, Arman yakin Dela sudah tidak memercayai siapa pun di organisasi.

"Tapi Bar," Faris membawa topik baru. "Aku tidak yakin kamu bisa langsung memodifikasi Over besok."

"Hah, kenapa?"

"Kamu sudah meninggalkan Ina untuk beberapa hari. Kamu pikir dia akan membiarkanmu sibuk dengan Over begitu saja?"

"...."

Ubara terdiam dan tersenyum masam. Dia teringat betapa lengketnya Ina.

"Setidaknya untuk besok lah, Bar. Dia tidak akan menempel sampai beberapa hari seperti sebelumnya."

"Hah? Kenapa?"

"Berkat Dela, Ina sekarang lebih terbuka dengan anak-anak yang lain."

Ubara menoleh ke kiri, melihat ke Dela.

Sejak pengkhianatan Tomi, tanpa diketahui Ubara, Dela lebih mendekatkan diri ke anak-anak. Dia juga menjadi lebih ahli dalam mengatasi anak-anak. Di mata Dela, anak-anak yang masih polos tidak akan berkhianat, jauh lebih bisa dipercaya.

"Aku kira kamu memilih Dela karena dia untuk menemani Ina."

Ubara menggeleng. "Tidak, aku ada alasan lain mengajukan Dela. Namun, kalau benar begitu, baguslah."

OversystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang