Vol 1 Ch 8 - Titik Pertama

23 6 13
                                    

"TENTARA BAJINGAN!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"TENTARA BAJINGAN!"

Ubara bergerak cepat ke sana kemari di udara, memantul. Dia melepaskan tendangan ke setiap tentara yang terbang dan lalu pergi ke tentara lain. Walaupun tidak menghasilkan ledakan udara, tendangan dengan kecepatan 500 Km per jam tetap berbahaya. Satu tendangan dari Nolimit mampu mengurangi HP Over tentara hingga seperlima. Beberapa Over kehilangan hingga 60 persen HP karena Ubara menendangnya 3 kali.

"Berpencar!"

Mengikuti instruksi komandan peleton, semua tentara angkatan udara berpencar. Mereka semua menjaga jarak dari Ubara agar HP Overnya tidak berkurang lebih jauh. Hal ini membuat bola api, yang dihasilkan oleh misil, menghilang dari langit.

"Erna!"

Ubara melompat ke bawah dan memutar badan. Dengan lembut, dia menangkap dan membopong Erna yang terjatuh. Kaki Nolimit mengeluarkan cahaya jet kecil, tidak menyilaukan, membuat tubuh Ubara dan Erna turun secara perlahan.

"Erna ...."

Mata Erna terbuka secara perlahan. Bukan hanya kedua mata, mulutnya pun terbuka, berusaha mengucapkan sesuatu. Namun, mulutnya tidak kunjung bergerak. Tidak satu kata pun terucap.

"Aku tidak apa-apa, Erna. Aku tidak apa-apa."

Ubara, sebenarnya, tidak benar-benar tahu apa yang ingin diucapkan Erna. Dia hanya menebak-nebak. Namun, tampaknya, tebakan Ubara benar.

Senyum terkembang di wajah Erna ketika mendengar jawaban Ubara.

"Kamu tidur saja dulu. Nanti aku bangunin kalau kita sudah aman."

Erna mengangguk. Tanpa berkata apa pun, Erna memejamkan mata. Wajahnya terlihat begitu rileks, tenang, seolah tidak ada masalah sedikit pun.

Di lain pihak, wajah Ubara begitu kecut dan masam. Dia tidak tega melihat kondisi Erna. Sisi kanan Alsky sudah hancur, menunjukkan tubuh Erna yang penuh luka bakar. Bukan hanya luka bakar, terlihat beberapa serpihan logam menancap di tubuh Erna. Bukan hanya di bagian kanan, tapi hampir di sekujur tubuh. Kulit mulus dan terawat yang sebelumnya menonjol tidak lagi tampak.

Ubara mengernyit dan menggertakkan gigi. Perasaan sedih bercampur marah bercampur aduk di dada Ubara.

Verona mendekati Ubara yang menapak di jalan.

Verona mendekati Ubara yang menapak di jalan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
OversystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang