10

10.7K 1.2K 102
                                    

Di hari minggu yang cerah. Sunghoon baru saja selesai mandi, ia berjalan menuruni tangga dengan mood yang cukup baik.

"Tuan-"

Sunghoon menutup matanya rapat-rapat, siap menerima rasa sakit karena ia terpeleset.

Tapi yang ia rasakan tangan yang memeluk pinggangnya. Dengan perlahan kelopak matanya terbuka.

Keduanya bertatapan cukup lama. Bahkan orang yang menolong sunghoon mulai mengikis jarak wajahnya dengan wajah sunghoon.

"G-gomawo." Ujar sunghoon sembari mengalihkan pandangannya.

"Lain kali berhati-hatilah."

Chupp

Sunghoon terkejut saat pipi nya dikecup singkat oleh suaminya.

Jake yang menolong sunghoon tadi. Untung saja dirinya datang tepat waktu. Ia baru saja pulang dari acara lari paginya.

Posisi keduanya masih sama, jake masih memeluk pinggang sunghoon. Dan sunghoon memegang pundak suaminya.

"Tuan ada sekretaris Kim datang." Ujar pemimpin pelayan di sana.

Sunghoon langsung melepaskan diri nya. Lalu pergi ke ruang makan, meninggalkan jake yang terkekeh.

"Pagi tuan sunghoon." Sapa para pelayan.

"Pagi juga." Sunghoon tersenyum manis dengan pipi yang memerah.

Jake pergi ke ruang tamu, menemui sekretaris ayahnya.

"Pagi tuan Kim." Sapa jake sambil melepaskan topinya. Outfits jogging nya serba hitam; t-shirt hitam dengan celana training hitam dan topi hitam.

"Pagi juga sajangnim."

"Ada apa? Ini hari minggu, seharusnya anda beristirahat."

"Maaf sajangnim, sepertinya saya mengganggu hari libur anda. Tapi ada sesuatu yang harus saya beritahu."

Jake menatap bingung orang yang lebih tua darinya.

"Seperti perintah anda kemarin, semua anak buah sudah di kerahkan. Tapi mereka tidak menemukan tuan Jack."

Jake berdecak kesal. Ia harus memastikan jeju aman agar adik dan istrinya bisa mengikuti study tour.

"Sajangnim lebih baik anda mengizinkan tuan jungwon dan tuan sunghoon, saya akan menyuruh anak buah untuk mengawasi keduanya."

Jake terdiam sejenak, ia memikirkan keselamatan kedua nya. "Tetap lakukan pencarian Jack, kalau bisa satu Korea Selatan kau cari."

"Baik sajangnim. Kalau begitu saya permisi."

Jake mengangguk. Ia mengantarkan sekretaris ayahnya sampai pintu keluar.

 Ia mengantarkan sekretaris ayahnya sampai pintu keluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untungnya saja jungwon datang ke rumah. Kalau tidak, sunghoon akan mati kebosanan. Jake terus bekerja meskipun dihari libur. Sampai sunghoon memberi jake julukan 'Mr.Workaholic'.

Jungwon tidak datang sendiri, ia datang dengan jay.

Bahkan jay yang notabenenya satu profesi dengan jake, tidak segila itu. Ia bahkan menatap jake jengah.

"Yakk pabo!"

Jake tetap diam.

"Jaeyoon pabo!"

"Pabo!!"

"Pabo-ya!"

"Jaeyoonie pabo-"

Buukk

Jay mendapat lemparan bantal sofa dari sahabatnya itu. Jake paling tidak suka dipanggil 'Jaeyoonie' dan jay tau itu.

"Sunghoon akan mati kebosanan kalau kau terus bekerja di hari minggu." Cibir jay kesal.

"Lalu?"

"Pantas saja kau menjomblo sejak kecil. Ya kau ajak dia pergi jalan-jalan, bukan berdiam diri di rumah."

Jake menghela nafas jengah. "Perusahaan sedang ada masalah, aku harus mengecek semua data sebelum appa meninggal."

"Masalah apa?" Tanya jay yang tertarik.

"Korupsi. Restoran ibu ku mengalami kerugian cukup besar karena Jack."

Jay menaikkan satu alisnya bingung. "Itu kan hanya restoran. Lalu, Jack? Dia kembali? Apa kau bercanda?"

"Apa wajah ku terlihat sedang bercanda?!"

Jay terdiam sesaat. "Kalau begitu sunghoon terancam?"

Perkataan jay membuat jake berhenti mengetik di laptop nya. "Aku tau itu."

"Berarti sunghoon akan diberi pengamanan yang ketat, seperti jungwon?"

Jake mengangguk. "Ya begitu, aku tidak ingin sesuatu terjadi padanya."

Jay tersenyum menggoda. "Tidak ingin yah? Atau tidak ingin sunghoon direbut ol-"

"Diam kau Park Jongseong!!"

Jay langsung tertawa keras karena berhasil menggoda sahabat nya itu. Ia yakin jake mulai menyukai sunghoon.

Sedangkan sunghoon dan jungwon sedang sibuk bermain games di kamar jungwon. Kamar sunghoon belum lengkap.

"Hyung-"

"Jangan bertanya atau meminta yang aneh-aneh." Potong sunghoon ketus.

Jungwon terkekeh. "Hyung, apa kau tidak ingin kembali bermain ice skating?"

"Tidak ad-"

"Hyung kau sudah tidak bekerja, wajar saja kau hampir mati kebosanan. Lagi pula jake hyung membebaskan mu, tidak mengekang bukan?"

"Dia saja tidak memberikan izin kita study tour, apalagi izin untuk kembali menjadi atlet figure skating."

Jungwon berdecak kesal. Kenapa sunghoon jadi sedikit pabo? Apa karena hyung nya?

"Aku saja masih jadi atlet taekwondo."

"Itu berbeda jungwonie."

Keduanya langsung memberhentikan acara bermain game.

"Kau adik nya, sedangkan aku is-"

"Is apa hyung?" Goda jungwon sembari menaik turunkan alisnya.

Sunghoon menatap jungwon kesal. "Berhenti menggoda ku." Ia langsung merebahkan diri di kasur adik iparnya.

"Tenang saja, jake hyung akan mengizinkan mu."

"Aku tidak percaya padanya."

"Kalau begitu, percayalah pada adik ipar mu ini."

Sunghoon menaikkan satu alisnya, lalu menghela nafas pasrah. Ia pasrah jungwon akan berbuat apa.






To be continued.....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[✓] Marriage Agreement || JakeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang