22

9K 1K 70
                                    

Jake sibuk merapihkan diri. Dia ada rapat, apa salahnya untuk rapih. Hari ini rapat bukan karina yang menjadi sekretaris nya, tapi tuan Kim.

Sunghoon harus ujian kelulusan. Ia sudah belajar diajari suaminya yang mempunyai otak sangat sangat pintar.

Cklekk

"Morning jakeu."

"Morning juga sayang."

Sunghoon langsung membantu suaminya bersiap-siap. Dari merapihkan simpul dasi dan merapihkan rambut.

Suaminya hanya diam memeluk pinggang nya. Jake fokus menatap wajah sunghoon yang terlihat sangat cantik, dan sedikit tampan.

Chupp

Jake mengecup singkat bibir istrinya. "Gomawo. Karena jungwon tidak sekolah, aku akan mengantar mu."

"Aku berangkat dengan supir."

"Aku tidak menerima penolakan."

Pipi sunghoon menggembung, bibirnya mengerucut. Kadang ia tidak bisa melawan perkataan suaminya.

"Sunghoon-ah, aku memiliki banyak musuh, begitupun ayah mu. Kalau kau beranggapan tidak ada musuh lagi, semuanya salah. Orang-orang dari banyak perusahaan kadang ingin menjatuhkan dan mengambil semua perusahaan ku."

Sunghoon mengalung kan tangannya di leher jake. "Gomawo sudah mengkhawatirkan ku."

"Karena kau istri ku." Jake langsung mendekat kan wajah nya sampai bibirnya menyentuh benda kenyal milik sunghoon.

Dengan perlahan ia mulai menghisap bibir istrinya. Sunghoon membalasnya, ia coba mengimbangi. Ternyata sulit, jake mendominasi ciuman keduanya dan sunghoon hanya pasrah sembari meremat rambut jake.

Saat dirasa pasokan oksigen nya berkurang, sunghoon langsung menepuk pundak suaminya. Tercipta benang saliva diantara keduanya karena jake menyudahi acara mencium.

Bibir sunghoon sedikit membengkak. Bibir dan dagu nya basah karena saliva keduanya.

Jake mengambil tisu di belakang sunghoon. Ia mengelap dagu istrinya dengan telaten.

Chup

"Saranghae." Ujar sunghoon, sebelumnya ia mengecup singkat bibir suaminya itu.

"Nado saranghae."

Keduanya langsung keluar kamar. Sunghoon sudah tidur satu kamar dengan jake. Semua barang nya sudah dipindahkan.

Jungwon sedang sarapan sembari menonton kartun.

"Seharusnya jungwon dibiarkan sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Seharusnya jungwon dibiarkan sekolah."

"Dia harus istirahat untuk ulangan kenaikan kelas nya."

"Baiklah, jaga dirimu baik-baik. Ingat janji mu kan?"

"Mendapat nilai tertinggi."

Jake tersenyum mendengar jawaban sunghoon yang semangat. Sebenarnya ia tidak masalah sunghoon mau mendapatkan nilai berapa pun.

Tapi dulu saat ujian kelulusan, jungkook meminta nya untuk mendapatkan nilai tinggi. Jungkook tidak mempermasalahkan nilai anak tengahnya, ia hanya memberi jake semangat.

"Karena karina noona tidak ada. Kau tidak boleh jelalatan, lirik perempuan atau submissive lain. Kau harus makan siang awas saja tidak, ku potong masa burung mu!" Ancam sunghoon. 

"Kalau di potong kau tidak bisa merasakan nikmat dan memiliki keturunan." Ujar jake tepat di samping telinga istrinya.

"Mesum!"

"Bukan mesum, kan benar nanti kita tidak bisa memiliki seorang anak kalau kau memot-"

"Ckk, diam!!" Pipi sunghoon benar-benar merah.

Sedangkan jake hanya tertawa mendengar perkataan sunghoon.

Keduanya tidak sadar di tonton siswa-siswi. Orang-orang yang menganggap sunghoon istri jake semakin yakin. Mana ada kekasih seperti itu. Atau selingkuhan, mana ada yang terang-terangan.

"Baiklah, aku akan ke berangkat." Jake mengecup pucuk kepala sunghoon sebelum memasuki mobil nya.

"Hati-hati, jangan ngebut." Titah sunghoon pada suaminya yang sudah di dalam mobil.

"Iya sayang, aku berangkat." Jake mulai menjalankan mobilnya, menjauh dari lingkungan sekolah milik kakek nya.

Tiba-tiba ada yang menghampiri sunghoon. Siapa lagi kalau bukan sahabat-sahabat nya.

"Sangat uwu. Sudah berapa bulan hubungan kalian?" Tanya minhee.

"Jawablah." Paksa yedam.

"3 bulan."

"Tidak ada ni-" Omongan dongpyo terhenti karena euijoo membekapnya.

Euijoo tau sunghoon mengalami keguguran, dan dongpyo mau menanyakan 'tidak ada niatan memiliki anak?'. Untung saja euijoo tau pertanyaan sahabatnya itu, sunghoon bisa sedih.

"Kenapa bibirmu?" Tanya chaerin.

Ningning langsung memukul bahu temannya itu. "Dia kan sudah memiliki sua- emphtt!"

Sunghoon langsung membekap mulut sahabatnya itu.

"Kenapa kau menyembunyikan nya?" Tanya minhee.

Sunghoon langsung menjauhkan tangannya dari mulut ningning. "Tidak papa. Kalau aku mengaku, mereka akan bermuka dua."

"Baiklah nyo-"

"Aku masih laki-laki." Potong sunghoon dengan cepat.

Hyeongjun hanya tersenyum menunjukkan giginya. "Hehehe mian."

"Sudahlah lebih baik kita ke ruangan masing-masing." Ajak yedam.

Mereka semua langsung memasuki sekolah. Bisik-bisik dari siswa-siswi bisa di dengar sunghoon.

Tapi pemuda bermarga Park itu hanya mengacuhkan omongan mereka. Ia harus menepati janjinya pada jake untuk mendapat nilai tertinggi.



















To be continued....

[✓] Marriage Agreement || JakeHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang