41. the beginning of revan

12.3K 651 158
                                    

Hi guys! Kangen ga sama author?
Hehe gajadi besok up nya, skrg aja yaaa!
Minggu-minggu ini masa sibuk-sibuknya author:(
Jangan lupa vote and comment!!

Typo bertebaran!!!

Happy reading 🥰

Hening, kedua saling terdiam dengan sibuk memikirkan pikiran masing-masing

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening, kedua saling terdiam dengan sibuk memikirkan pikiran masing-masing.

“Ca” akhirnya setelah beberapa menit terdiam, Revan membuka suara.

Aca menoleh, gugup menatap Revan.

Revan menggenggam tangan Aca, mencoba setenang mungkin “Aku minta maaf atas perilaku aku 2 tahun yang lalu. Kamu udah ingat semuanya kan? Kita bisa mulai dari awal sama-sama lagi kan?”

Aca semakin dibuat gugup dengan ucapan Revan, jujur ia masih sangat mencintai Laki-laki didepannya ini. Tapi atas semuanya yang terjadi, apa ga boleh Aca buat beri jeda dulu?

“Van, maaf sebelumnya. Gue udah maafin lo kok, bahkan dari 2 tahun yang lalu. Tapi kalau untuk kembali sama lo, gue ga tau.” jawab Aca lirih sambil melepaskan genggaman tangan Revan.

Revan semakin merasa bersalah, benar kata Aca. Kembali dari awal tidak semudah yang diucapkan.

“Aku minta maaf Ca, aku bener- bener emosi waktu itu. Aku ga bisa mikir apa-apa lagi selain mutusin hubungan kita dan memilih membenci kamu. A-aku menyesal! Aku janji bakalan berubah menjadi lebih baik demi kamu ca!”

Aca menatap Revan serius “Penyesalan memang selalu datang di akhir van. Tapi ga seharusnya lo menyesal, karna disini bukan hanya lo yang salah. Tapi KITA, kita yang salah Van. Kita memang ditakdirkan buat ga bersama. Kita mungkin dipersatukan sesaat ya kayak waktu smp itu. Kalau lo mau berubah menjadi lebih baik, jangan jadikan seseorang sebagai alasannya. Tapi jadikan lah diri lo sendiri sebagai alasan lo mau berubah menjadi lebih baik”

“oh ya, gue minta jangan pakai aku-kamu an sama gue, karna kita ga sedeket itu. Lo yang mutusin buat menjauh dari gue, lo yang buat sekat di antara kita. Gue sedih banget waktu itu van. Gue gatau salah gue apa, hingga satu minggu kemudian baru gue tau penyebab lo marah sama gue”

“Lo selalu punya kesempatan untuk berubah menjadi orang yang lebih baik. Untuk selanjutnya kita jalanin aja, gue ga bisa bilang cinta-cintaan dulu. Karna gue lagi berada di zona nyaman sendiri. Ah yaa gue kok ngerasa lebih sehat ya kalo ngomong banyak gini” Aca terkekeh sendiri diakhir ucapannya.

Revan ikut terkekeh melihat tawa Aca, gadis ini tidak pernah berubah. Ia selalu bisa membuat suasana menjadi hangat.

“Lo bisa jadi temen gue kalau lo mau. Dengan senang hati gue terima” ucap Aca menatap serius kearah Revan.

Walaupun bukan sekadar hubungan teman yang Revan harapkan dari Aca, tapi untuk saat ini biarlah itu menjadi awal yang lebih baik.

Revan tersenyum mengangguk, lalu mengulurkan tangannya “Teman!”

Hiraeth✓[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang