Chapter 29

15 2 0
                                    

Kousei POV

Kini aku bersama bu Karin dan pak Jin sedang berada di cafe membahas aku akan menjadi komposer pembuatan ost film yang dia produksi. Sebenarnya aku tidak menyangka selesai pembuatan lagunya Keichii lanjut dengan pembuatan ost film. Tapi ini benar-benar kesempatan bagus.

Aku membaca naskah yang di beri bu Karin. Cerita di awal-awal sedikit mirip dengan cerita lagu yangku buat, namun di pertengahan sampai akhir sangatlah berbeda, ya walaupun sama-sama berakhir sedih. Ini memang ciri khas bu Karin jika membuat cerita akan berakhir kebanyakkan sedih atau gantung, akhir yang hampir semua orang tidak suka. Namun dengan ciri khas ini, film yang di buat sekaligus di produsernya selalu sukses.

"bagaimana ?"

"baiklah." jawabku.

Aku melihat bu Karin memerintahkan pak Jun mengeluarkan surat perjanjian. Melihat begini aku teringat diriku yang dulu yang selalu di kendalikan oleh Kaori. Namun dengan sikap seenaknya itu aku bisa kembali bermain piano. Aku sangat berterima kasih, kali ini aku akan menjaga dan membuatnya bahagia.

Setelah membahas kerja sama dengan bu Karin, aku pergi ke rumah bibi Hiroko. Sudah lama aku tidak kesana setelah menjadi pengiring. Aku bisa mendengar suara samar-samar alunan piano dari samping. Mereka tercengang melihatku di balik dinding kaca.

"wah siapa ini yang datang setelah sekian lama." ucap bibi Hiroko menyambutku.

"karena itu aku kesini." ucapku seraya masuk ke rumah meletakan cemilan yang aku beli sebelumnya.

"sepertinya kamu sangat bekerja keras ya. Aku dengar kamu mempersiapkan penampilan di sekolahmu bulan november nanti ?" sapaku.

"ya begitulah, aku sedang mempersiapkam penampilan yang luar biasa." jawabnya.

"aku tidak sabar." ucapku lagi.

Ucapanku tidak cuma basa-basi, tapi aku memang ingin lihat bagaimana penampilannya sendiri nanti.

"benar juga. Kousei kemarin kamu menolak jadi guru karena jadi pengiringkan. Sekarang sudah tidak lagi, bagaimana kamu mengajari Nagi ?"

"sepertinya bibi Hiroko ingin sekali aku mengajari Nagi ya. Tapi sayangnya aku tidak bisa. Sebetulnya aku kesini juga ingin membicarakan hal ini. Aku akan melakukan sebuah projek, jadi kali ini juga jarang latihan dengan bibi. Aku akan latihan sendiri." jelasku.

"projek apa ?"

"aku akan membuat ost film yang ditulis serta di produseri oleh bu Karin Hanazono."

Terlihat sekali wajah bibi Hiroko dan Nagi yang syok.

"tunggu-tunggu ! Membuat ost ? Original Soundtrack ? Senior Arima bisa membuat lagu ?" pertanyaan beruntun keluar dari mulut Nagi, mantan muridku yang sekarang hanya menjadi juniorku.

"iya. Aku juga belum pernah mengatakan ini. Aku tidak hanya kembali menjadi pianis, tapi aku juga akan menjadi komposer." Ucapku.

Ini saja membuat mereka terkejut apalagi jika aku ucapkan akan menjadi penyanyi juga. Ya biarkan sekarang aku tidak memberitahu mereka, lagi pula aku belum mengeluarkan semua kemampuanku. Seru juga melihat mereka terus-terusan terkejut ketika aku menunjukkan kemampuanku.

.....

Hiroko POV

"aku tidak hanya kembali menjadi pianis, tapi aku juga akan menjadi komposer."

Pernyataan itu selalu berputar seperti kaset rusak. Kenapa aku tidak pernah terpikir. Ketika aku mengetahui Kousei punya bakat membuat komposisi musik seharusnya aku bisa menebak dia tidak hanya bisa menjadi pianis, tapi juga komposer atau jangan-jangan apa dia juga punya niatan menjadi penyanyi ? Jelas-jelas waktu itu aku melihat dan mendengar dengan kepala mata sendiri, suaranya merdu. Aku tidak mengira dia mempunyai bakat lain.

" ... Seto ? Bu Seto ?"

"eh ya."

"Bu Seto tidak apa-apa ? Dari tadi aku lihat bu Seto melamun ?"

"akh tidak apa-apa."

Apa yang aku lakukan ? Aku melamun ketika sedang mengajar.

"apa senior Arima akan datang ?"

"entahlah aku tidak tahu."

Setelah waktu itu dia benar-benar jarang datang. Kalau datang pun tidak bisa di tebak.

"kali ini aku datang."

"tidak baik menguping pembicaraan !"

"aku tidak menguping, tadi memang ingin masuk lalu tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian."

"bagaimana dirimu ? Apa kamu bisa mengaturnya ? Sekolahmu ? Projek yang kamu kerjakan ? Latihan untuk persiapan kompetisi Piano Jepang Timur ?" tanyaku. Bagaimana pun mengatur hal itu sangatlah sulit, apalagi dia masih muda.

"tenang saja bibi Hiroko, aku bisa mengaturnya."

"apa kamu tidak terlalu percaya diri ?"

"hmm... Bagaimana kalau aku perlihatkan latihan pianoku dan untuk sekolah nanti akanku perlihatkan hasil ulangan. Untuk projek karena ini rahasia aku tidak bisa memperlihatkannya, tapi sampai sekarang tidak ada kendala." jawabnya sangat tenang dengan senyuman.

Aku hanya terdiam. Sekarang dia bertukar tempat dengan Nagi.

Deg...

Apa ini ? Padahal hampir sebulan ini dia sangat sibuk, dua minggu lebih sibuk menjadi pengiring dan sekarang dia mengambil projek membuat ost suatu film. Tapi permainan pianonya snagat baik di bandingkan terakhir aku mendengarnya. Seakan-akan dia sudah berlatih dengan lagu ini sejak lama.

"bagaimana ?"

"ehem.. Permainanmu bagus, tapi aku harap kamu tidak meremehkan sainganmu nanti."

"tentu saja aku tidak pernah meremehkan mereka."

Bagaimana dia mengucapkan begitu dengan setenang ini.

"karena latihan pianomu tidak kendala, bagaimana jika kamu mengajari juniormu untuk mempersiapkan penampilannya."

"baiklah."

Sekarang mereka bertukar tempat lagi. Aku memberitahu Nagi untuk menampilkan sesuai latihannya selama ini. Sebagai anak kelas 1 SMP Kurumihaoka kemampuannya tidak bisa di anggap remeh. Seperti biasa Kousei sekarang dengan tenang mengamati penampilan Nagi, terkadang dia menutup mata seperti fokus untuk mendengarkan. Tanpaku suruh dia sudah beranjak ke arah Nagi setelah penampilannya selesai.

"bisa ulangi bagian ini ?" pinta Kousei.

"sudahku duga kamu selalu telat di bagian ini. Jika kamu kesusahan karena tanganmu kecil, manfaatkan pergelangan tanganmu."

Cara mengajarnya kepada orang lain juga sangat bagus. Apa benar ini Kousei Arima yang aku temui dua tahun yang lalu ? Anak yang manis, penurut dan ketakutan terus-terusan memanggil ibunya karena tidak bisa mendengar suara piano. Dia benar-benar berubah seperti langit dan bumi. Saki ? Apa kamu juga terkejut dengan anak kita berubah seperti ini setelah kamu tinggalkan ?

Starting Life in Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang