Chapter 15

31 2 0
                                    

Hari demi hari berlalu hingga tidak terasa kompetisi Maihou tiba.

"kalau begitu aku keruang peserta." pamit Kousei kepada Kaori, Tsubaki dan Watari yang menonton kompetisinya.

Di ujung tangga terlihat laki-laki dengan pakaian rocker bersama seorang perempuan berambut hitam panjang sedang menunggu seseorang.

"sudah lama tidak bertemu, Kousei Arima." sapa laki-laki berpakaian rocker itu yang bernama Takeshi Aiza.

"iya, sudah lama tidak bertemu, Takeshi Aiza, Emi Igawa." balas sapa Kousei dengan ramah. Seketika kedua orang itu terpaku, mereka merasakan perubahan yang sangat signifikan dari Kousei.

......

Kompetisi di mulai. Satu persatu para peserta menunjukkan kebolehannya di atas panggung. Sedangkan Kousei dengan tenangnya mendengarkan lagu yang akan dia bawakan melalui earphonenya seraya jari-jari panjangnya bergerak-gerak seperti bermain piano.

Merasa mengetahui siapa selanjutnya, Kousei melepaskan earphonenya dan melihat penampilan orang itu melalui ruang siaran yang di sana juga ada Emi Igawa.

"terdengar bersemangat ya." Kousei memulai pembicaraan.

"ini semua karenamu."

"apa kamu juga begitu ?"

"jangan bercanda ! Aku akan yang akan mengalahkanmu."

"aku tunggu itu."

Setelah itu mereka tidak berbicara lagi. Emi merasakan aura yang sangat berbeda daripada 2 tahun lalu. Kousei terlihat tenang, tapi tidak terlihat seperti robot. Permainan Takeshi selesai dengan di sambut sorakan yang sangat meriah. Di belakang panggung Takeshi terguling karena saking gugupnya.

"permainan yang bagus !" ucap Kousei mengulurkan tangannya untuk membantu Takeshi berdiri.

"akh terima kasih." ucap Takeshi malu-malu membuat Emi merasa jijik terhadap perubahan sikap Takeshi.

Selanjutnya giliran Emi yang baru keluar dari ruang ganti. Emi yang memakai dress merah seperti matanya dengan rambut hitam yang di biarkan tergerai membawa aura yang tajam. Kousei kembali tayangan secara langsung bersama Takeshi yang belum berganti pakaian.

"seperti biasa permainannya seperti gelombang yang tidak tentu arah. Tapi kali ini sedikit berbeda kali ini sertai badai dingin."

"benar. Dia meombang-ambingkan melodi yang dia bawakan."

"heh..jadi semala ini kemana ? Tiba-tiba saja menghilang !"

"banyak hal yang terjadi sehingga membuatku hiatus."

Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi, semua masuk ke dalam permainan piano Emi yang mencekam itu. Melodi yabg di keluarkan berwarna kuning dan merah yang berarti kesepian dan amarah.

Suara tepuk tangan terdengar setelah permainan Emi selesai, namun Emi menghiraukannya menuju keluar panggung dengan ngos-ngosan. Melihat Kousei, Emi mempercepat langkahnya lalu menarik kerah baju Kousei.

"apa ini ? Apa ada pengakuan cinta ?" guman Takeshi sambil cengengesan. Dengan tenang Kousei melepaskan cengraman Emi.

"aturlah dulu napasmu." ucap Kousei menyerahkan sapu tangannya ke Emi membuat wajah Emi semakin memerah.

"tidak perlu ! Aku akan mendinginkan diri di ruang ganti sekaligus ganti pakaian." tolak Emi tegas berlalu pergi begitu saja.

.....

Tidak terasa selanjutnya giliran Kousei. Dia sudah duduk di depan piano hitam yang berkilap karena terpantul cahaya lampu ruangan. Dia melemas-lemaskan jari-jarinya lalu mulai memposisikan di tust yang hendak dia tekan. Kousei memulai permainannnya yang membawakan Chopin Etude Op 25. No 5 (Wrong Note).

"gaya permainannya sejak kapan berubah ?" bathin Takeshi.

"Kousei Arima sang pianis jenius, manusia metronome yang dididik ibunya seperti boneka yang mengikuti partitur. Permainannya akurat, dingin seperti manusia tanpa hati bisa di bilang seperti robot. Tapi sekarang permainannya sangat berubah seperti waktu itu." bathin Emi mengingat kejadian waktu dia berumur 5 tahun.

Disini lain Kaori, Tsubaki bahkan Watari yang biasanya mudah bosan dengan musik klasik, menonton dengan penuh semangat. Tidak terasa permainan indah Kousei telah berakhir yang mana satu persatu penonton mulai sadar lalu memberikan tepuk tangan yang semakin lama semakin meriah. Kousei memandang Kaori dengan senyuman hangat, di balas Kaori juga dengan senyuman. Melihat hal itu, perasaan Tsubaki menjadi tidak enak.

Kompetisi Maihou babak penyisihan pun berakhir. Sekarang tinggal tunggu pengumunan siapa yang lolos kebabak selanjutnya. Kousei yang sudah berganti pakaian berpapasan dengan para juri.

"penampilan yang sangat berbeda dari julukan manusia metronome." ucap salah satu juri yang terkenal idealis.

Kousei tersenyum, "saya anggap itu sebuah pujian." balas Kousei.

"wah siapa ini yang bisa membalas perucapan pak tua itu." terdenhar suara dari belakang, tentu Kousei sudah tahu siapa.

"bibi Hiroko dan Koharu kalian datang." sapa Kousei pura-pura sedikit terkejut. Seperti kehidupan sebelumnya Kousei di peluk oleh Hiroko.

"kamu kembali ya, Kousei." ucap Hiroko dengan nada kelegaan dan kegembiraan.

"ya begitulah. Maaf membuat bibi khawatir."

"ternyata kamu sudah dewasa ya ! Sekarang sudah reuninya, temanmu menatap aneh ke arah kita." ucap Hiroko melepaskan pelukannya seraya menunjuk ke arah Kaori, Tsubaki dan Watari.

"tapi ngomong-ngomong siapa yang kamu suka ? Rambut panjang atau rambut pendek ?" goda Hiroko menyenggol-nyenggol Kousei.

"menurut bibi siapa ?"

"wah..wah..sekarang kamu bisa membalas candaan ya."

"semua orang pasti berubah."

"wah baru 2 tahun tidak bertemu, kamu jadi semakin dewasa ya. Ya sudah temui teman-temanmu itu, kasihan dari tadi menunggumu." ucap Hiroko berlalu pergi meninggalkan Kousei.

Starting Life in Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang