Chapter 18

29 1 0
                                    

Author POV

Kompetisi Maihou babak final di mulai. Ini adalah penentuan siapa yang menang di tahun ini.

"kyaaa... Tuan muda Takeshi, memang keren." teriak fans club Takeshi.

"heh.. Dia tidak sekeren, tuan muda Kousei." balas fans club Kousei yang entah kapan terbentuk.

"apa maksud kalian ! Tuan muda Takeshi yang keren !"

"tidak ! Tuan muda Kousei yang keren."

Terlihat sambaran petir dari kedua kubu.

"tidak menyangka Arima sekarang punya fans sampai ada clubnya lagi. Hei Watari ! Kamu dapat saingan di sekolah." ucap Kashiwagi datar yang juga ikut menonton kompetisi Kousei. Ya sebenarnya dia hanya ingin menemani sahabatnya, Tsubaki.

"sssttt.. Diam sebentar lagi giliran Kousei." ucap Tsubaki dengan mata berbinar-binar.

"dasar ! Tidak peka dengan perasaan sendiri !" gumam Kashiwagi dengan sebelah tangannya menompang wajah.

Kini Kousei sudah di depan grand piano hitam.Jari-jari panjangnya mulai menekan tust-tust dengan lincahnya. Para penonton sedikit kaget dengan lagu yang di bawakan Kousei. Pasalnya Kousei membawakan lagu Chopin Etude Op 25. No 9 (Butterfly) yang lagu itu bernuasa ceria.

Para penonton di bawa oleh alunan piano Kousei ke sebuah taman yang di penuhi bermacam kupu-kupu. Para juri di buat kagum oleh gaya permainan baru Kousei yang ceria itu.

"huaahh... Bravo.." teriak penonton di seluruh ruang auditorium.

"wah... Wah tuan muda Kousei memanh keren ya."

"benar. Aku bisa melihat bermacam kupu-kupu dari musiknya tuan muda Kousei."

Begitulah puji para fansnya Kousei, sedangkan Tsubaki hanya terdiam. Ini pertama kalinya mendengar alunan ceria dari piano Kousei setelah waktu itu. Waktu mereka berumur 5 tahun.

Para peserta tahun ini semuanya sangat bagus membuat para juri sulit untuk menentukan pemenangnya, bahkan ada perdebatan kecil dari para juri.

Setelah sekian lama menunggu, akhirnya di umumkan siapa yang menang. Yang juara pertama pada tahun ini adalah Kousei Arima, sang pianis jenius yang baru saja kembali. Juara kedua diraih Emi Igawa dan juara ketiga di raih Takeshi Aiza.

Mereka bertiga naik ke atas panggung untuk menerima tropi dan sertifikat. Para wartawan membanjiri depan panggung memfoto para juara untuk di beritakan. Di belakang panggung Kousei di kagetkan oleh Kaori yang tiba-tiba memeluknya.

"kamu menang, Kousei. Kamu menang." ucap Kaori sangat senang. Kousei yang kaget tadi tersenyum serta membalas pelukkan Kaori.

"hemm.. Jangan lupakan kami." ucap Watari yang datang bersama Tsubaki, Kashiwagi serta Hiroko dan Koharu.

Seketika Kaori melepaskan pelukkannya dengan wajah sangat merah. Saking senangnya Kousei menang, dia berlari tanpa sadar ke arah Kousei lalu memeluknya.

"wah siapa ini, sang pianis jenius yang tiba-tiba hilang kini kembali lagi dengan meraih juara." goda Hiroko.

"tidak. Ini semua berkat kalian yang mendukungku."ucap Kousei merendah.

"Hei Kousei, kamu tidak ingin traktir kami gitu untuk merayakan kemenanganmu." ucap Watari dengan nada bercanda.

"hemm..sepertinya bagus juga. Bagaimana kita baberque di rumah ?"

"wah ide yang bagus." ucap Watari lagi.

"bibi Hiroko juga ikut ?" tanya Kousei.

"silahkan kalian saja, jika ikut rasanya aku jadi terlihat tua. Lagi pula Koharu sepertinya juga mulai lelah." jawab Hiroko melihat Koharu yang dari tadi mengucek matanya.

Keluar dari tempat kompetisi, 5 sekawan itu pergi ke swalayan untuk membeli bahan barbeque.

"ukhh.. Kenapa tinggi sekali sih !" gerutu Tsubaki ingin mengambil barang tapi tidak sampai. Tiba-tiba ada tangan yang meraih barang yang ingin di ambil oleh Tsubaki. Dia berpaling ternyata itu Kousei.

"ini kan ?"

Deg...

Jantung Tsubaki berdetak tidak karuan lagi. Padahal jika dia bersama senior Saito tidak seperti ini. Dengan posisi mereka begitu Tsubaki bisa melihat Kousei dengan jelas. Dia tidak pernah tahu Kousei bertambah tinggi, gaya rambut serta pakaiannya itu membuat Kousei tambah keren. Dia baru menyadari kalau sekarang Kousei adalah seorang laki-laki, bukan adik kecil yang cengeng lagi.

"aku taruh disini ya." ucap Kousei lagi menaruh barang itu di keranjang belanja berlalu pergi.

Acara pesta barbeque di halaman samping rumah Kousei pun di mulai. Mereka mulai memanggang macam-macam bahan yang mereka beli tadi. Untung saja tetangga yang baru itu sedang liburan, jadi tidak apa-apa kalau berisik.

"hemm.. Rasanya ada yang kurang, tapi apa ya. Ah... Kousei bagaimana kamu bernyanyi dengan gitarmu." pinta Kaori.

"kalian tidak tahu ? Kousei bisa bermain gitar juga bernyanyi."tanya Kaori heran. Karena kali ini ada hal yang tidak di ketahui Tsubaki dan Watari kepada sahabatnya sendiri. Watari dan Tsubaki kompak menggelengkan kepala.

"kalau begitu aku akan ambil gitarnya dulu." ucap Kousei ke dalam rumah.

Beberapa saat kemudian, Kousei sudah datang dengan sebuah gitar akustik.

"ada yang ingin request lagu ?" tanya Kousei.

"bagaimana lagu Hikaru Nara ?"ucap Tsubaki, dia penasaran apa benar Kousei bisa bermain gitar serta bernyanyi.

Kousei pun mulai memetik gitarnya, tidak lama Kousei bernyanyi. Semua orang terkejut, Kousei bisa bernyanyi di mana suaranya sangat merdu. Tidak ketinggalan juga Kaori, walaupun dia tahu suara Kousei merdu, tapi kali ini nyanyian Kousei semakin bagus. Rasanya Kaori melihat penyanyi papan atas. Suara tepuk tangan keluar dari 4 orang itu.

"wah Kousei tega sekali kamu menyembunyikan ini dari kami !"ucap Watari merangkul Kousei.


Starting Life in Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang