Chapter 20

30 3 4
                                    

Kaori POV

Menunggu Kousei, aku berlatih sendiri diri di ruang musik. Sekarang aku harus banyak berlatih dan memenangkan kompetisi agar aku bisa masuk ke SMA Swasta Musik Okutsu. Aku melanjutkan ke sana bukan semata-mata hanya ingin dekat dengan Kousei, tapi aku benar-benar ingin menjadi pemusik yang hebat. Aku harus memperbaiki permainanku yang selama ini aku mengabaikan partitur.

"arggghh..kenapa harus mengikuti partitur sih. Aku kan bukan mereka." teriakku frustasi.

"memang benar, tapi begitulah penilaian di kompetisi."

Aku berbalik ke arah suara ternyata dia sudah muncul entah kapan. Dia dengan santainya berdiri di depan pintu dengan kedua tangan di silangkan.

"kenapa baru datang ?"ucapku ketus.

Moodku memang tidak baik hari ini. Dia bukannya menjawab malah berjalan ke arahku. Terkadang aku merasa tidak mengenal sosok di depanku ini, padahal aku sudah mengamatinya sejak umur 5 tahun. Apa karena aku mengamati dari kejauhan jadi tidak mengenal keseluruhan dirinya.

"bisa pinjam biolamu ?"

Seketika aku kaget, tadi dia bilang pinjam ? Karena aku tidak merespon permintaannya, dia merampas biola dari tanganku, tapi aku tidak berucap apa-apa.

"jika kamu ingin bermain di bagian itu kamu harus seperti ini."

Aku kaget ! Sejak kapan dia bisa bermain biola dan lagi permainan biolanya tidak bisa di ucapkan pemula.

"sejak kapan, Kousei bisa bermain biola ?" tanyaku pasti wajahku ini terlihat aneh saking kagetnya.

"sudah cukup lama dan juga berhentilah bereskpresi seperti itu. Kamu membuatku gemas."ucapnya mencubit kedua pipiku.

"benar-benar mengagetkan, Kousei bisa bermain biola."

Aku menepis tangan Kousei yang dari tadi mencubitku lalu berpaling ke arah suara. Ternyata Watari, tapi dia seperti kepanasan.

"Watari mana es krimku ?" tanya Tsubaki bersama Kashiwagi yang juga terlihat kepanasan

"akh ini aku sudah memakannya."

Duaarr...

"jahat sekali ! Padahal aku ingin makan es krim itu. Aku muak dengan pelajaran musim panas."

"tenanglah. Ini semua demi masa depanmu." ucap Kashiwagi berusaha menenangkan Tsubaki.

"karena itu bantu aku belajar. Aku tidak ingin musim panas terakhir SMP berakhir tragis."

"akh...bagaimana kita belajar bersama hari sabtu di perpustakaan umum." saranku.

"itu ide yang bagus." ucap ceria dari Watari. Tadi aku sempat khawatir masih kesakitan akibat di tendang Tsubaki, tapi sepertinya dia baik-baik saja.

Starting Life in Another WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang