Kaori POV
Ketika sudah waktunya makan siang, kami pergi ke sebuah restoran keluarga yang d rekomendasikan oleh Kousei. Aku baru tahu ada sebuah restoran terpelosok dengan makanannya enak-enak. Suasananya juga tenang hanya ada beberapa orang yang datang, pasti tempat ini tidak banyak yang tahu.
"kenapa tidak lebih dipromosikan ? Aku yakin jika banyak yang tahu pasti restoran ini ramai."tanyaku kepada Kousei yang sepertinya tahu betul tempat ini.
"mereka sengaja tidak mempromosikan agar para pelanggan mereka mendapatkan ketenangan."
"itu benar, para nona dan tuan muda."
Aku menoleh ke arah suara yang ternyata seorang wanita kira-kira umur 50 tahun bersama seorang perempuan yang sepertinya 1 atau 2 tahun lebih tua dari kami membawa nampan pesanan kami.
"kenapa ?" tanyaku tidak mengerti.
"di kota yang bising ini kita butuh suasana tenang. Lihatlah orang-orang disini adalah orang yang butuh ketenangan. Aku yang sudah berumur membuka restoran ini hanya untuk menghabiskan masa tuaku." jelas wanita itu.
"oh iya, aku terlalu banyak bicara. Makanlah selagi hangat." ucap wanita itu ramah.
"terima kasih."ucapku ketika wanita itu berbalik untuk pergi.
"karena ini tempat tidak banyak yang tahu, jadi bagaimana mengetahui tempat ini ?" tanya Kashiwagi, hal itu juga yang inginku tanyakan.
"hmm..rahasia."jawabnya dengan sebuah senyuman yang tidak bisa aku mengerti.
"ngomong-ngomong Kousei, kamu pesan minuman apa ? Terlihat hitam begitu, kopi tentu saja bukan."tanya Watari.
"ini teh hitam.'"
"sejak kapan kamu suka minuman yang panit sepat itu ? Biasanya kamu minum susu moo moo."
Benar apa yang di ucapkan Tsubaki, dia kan suka minum susu moo moo, aku sering melihatnya waktu sekolah.
"entahlah, aku juga tidak ingat."
Lagi-lagi dia menjawab mengambang begitu. Memang restoran ini suasananya sangat enak aku bisa makan dengan tenang. Jika kami ke restoran lain pasti kami di hujani tatapan-tatapan aneh kayak di perpustakaan tadi.
Kami bersantai ria di restoran ini untuk menurunkan isi perut. Ketika aku mencari suatu kegiatan tanpa sengaja aku melihat animasi yang sepertinya di kerjakan oleh kakak itu.Aku mendekati kakak itu,"wah animasinya keren." ucapku.
"eh ah..."
"akh maaf tiba-tiba, soalnya dari jauh aku melihat dan tertarik." ucapku agak merasa bersalah.
"akh tidak apa-apa. Kamu sendirian ?"
"tidak aku sama teman-teman." ucapku menunjuk ke arah mereka yang sedang cek-cok.
"oh iya, perkenalkan namaku Kaori Miyazono, ini animasi buatan kakak ?"
"iya, ini tugas."
"dari SMK Animasi dan Film, bukan ?"
Tiba-tiba saja Kousei berada di belakangku lalu ikut pembicaraan kami.
"iya, kamu tahu sekolah itu ya."
"itukan sekolah yang luar biasa." Ucapku dengan suara sedikit keras. SMK Animasi dan Film adalah sekolah elit yang melahirkan pembuat animasi, sutradara dan produser film yang bertalenta mirip dengan SMA Musik Okutsu. Tapi dari mana Kousei bisa tahu kakak ini dari SMK Animasi dan Film.
"hahaha..tidak juga."
"kakak terlalu merendah, tetapi kenapa aku tidak mendengar suara musik sama sekali ? biasanyakan ada backsound ?"
"itu...aku tidak menemukan komposer yang tepat."
"kalau kakak mengijinkan aku bisa bantu membuatkan backsoundnya." ucap Kousei membuatku terdiam beberapa saat. Lalu di detik berikutnya aku ingat, Kousei pernah membuat lagu.
"iya benar. Kousei pasti bisa bantu. Karena dia pernah membuat lagu." ucapku lagi terburu-buru mengambil ponselku.
"aku ada rekaman dari lagu buatannya."ucapku lagi menyetelkan rekaman lagu.
"ini benar buatanmu ?" tanya kakak itu kepada Kousei.
"benar."
"kalau begitu apa kamu mau membantuku membuat backsound tugas animasi ini ?"
"tentu, lagi pula aku yang menawarkan lebih dulu." jawab Kousei.
Entah kenapa aku merasa senang, karena Kousei bisa membuat lagu untuk backsound animasi ini. Semoga dengan begini karya Kousei semakin terkenal.
"oh iya maaf aku belum memperkenalkan diri. Namaku Kazune Kujyou siswa SMK Animasi dan Film kelas 12"
"Kousei Arima siswa SMP Sumiya kelas 9. Mohon kerja samanya."
"aku juga mohon kerja samanya."
"kalau begitu kenapa kalian tidak berdiskusi sekarang. Aku dan yang lain akan jalan-jalan sekitar sini sebentar." ucapku dengan senang, lalu menarik Tsubaki, Watari serta Kashiwagi keluar.
"aku sedikit kaget, lagu yang sering kalian bawakan di ruang musik itu lagunya Arima" ucap Kashiwagi ketika kami sudah di luar jalan-jalan sekitar sini.
"akh iya." jawabku bingung hanya menggaruk-garuk pipiku yang tidak gatal.
"jadi apa kamu juga akan mendukungnya sebagai komposer ?"
"tentu saja, lagu yang dia ciptakan sangat bagus. Sayang sekali kalau lagu-lagunya tidak diperdengarkan ke masyarakat luas."
Kami pun berbincang sambil keliling, hingga tidak terasa sudah sore.
"akh kalian ada disini."
"Kousei, kak Kujyou."sapaku.
"aku sudah mencari kalian kemana-mana." ucap Kousei dengan mengacak rambutku.
"kalau begitu Kak, kami pamit dulu ya." pamitku. Kami berjalan bersama di temani sore hari yang berwarna jingga.
"bagaimana diskusinya ?"tanyaku.
"lancar. Nanti kami akan bertemu lagi setelah aku menyelesaikan lagunya."
"kapan ?"
"rahasia."
Aku hanya mengerucutkan bibirku. Karena saking semangatnya mengetahui Kousei membuat backsound animasi, aku lupa menjaga sikapku. Sampai sekarang aku masih segan dengan Tsubaki, walaupun kami sudah mulai akrab dengan memanggil nama depan masing-masing, tapi tetap saja bagaimana pun Tsubaki pernah mencintai Kousei dan sampai sekarang masih terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting Life in Another World
FanfictionSinopsis : Di London banyak orang mempercayai adanya roh yang bisa mengabulkan apa saja. Roh itu bisa berubah wujud sesuai keinginannya. Namun tidak seorang pun yang berjumpa dengan roh itu, sehingga itu hanya sebuah kepercayaan lokal saja. Namun be...