Author POV
Setelah festival itu Kousei dan kaori sangat sibuk. Kaori yang sedang ikut berkompetisi sedangkan Kousei sibuk dengan projeknya. Dia sering melakukan pertemuan baik itu penyanyi yang akan di menyanyikan ostnya, Karin sang produser serta penulis, dan staf lainnya.
"wah keren lagunya Keisu bertahan di posisi satu hampir sebulan."
"aku jadi tambah ngefans dengannya."
"memang lagu terbarunya ini sangat bagus. Jika aku mendengar lagu ini, hatiku benar-benar sesak."
"mereka membicarakan apa sih dari tadi !" ucap Tsubaki mengunyah makanannya.
"mereka membahas ini." ucap Kashiwagi menyetelkan musik yang sedang trending topik.
"lagunya sedih." ucap Tsubaki.
"secara keseluruhan bercerita tentang kasih sayang saudara sampai rela bekorban. Tapi kenapa aku tidak asing ya dengan alunan musiknya." jelas Kaori yang ikut gabung makan bersama dengan Tsubaki dan Kashiwagi. Kaori sudah lolos pada babak pertama kompetisi Yokohama dengan pengiring baru yang di kenalkan oleh Kousei. Kaori meraih ponselnya mencari tahu pencipta lagu itu.
"Sei ? Nama yang aneh." ucap Tsubaki dengan polos.
"itu pasti nickname. Kadang orang-orang menggunakan nickname untuk publik." jelas Kashiwagi dengan ciri khasnya wajah datar.
"yo... Kalian sedang membicarakan apa ?" sapa Watari bersama Kousei di belakangnya.
"kami sedang membicarakan lagu ini." jawab Tsubaki memperdengarkan lagu itu.
"oh lagu ini. Memang sedang tranding topik sih." ucap Watari santai menarik kursi di depannya, begitu juga dengan Kousei menarik kursi di sebelah Kaori.
"kenapa ekspresi seperti itu Kaori manis." tanya centil Watari walaupun sahabatnya ada :v
"Kousei jangan bilang Sei itu..."
"sssttttt..." Kousei menghentikan ucapan Kaori dengan jari telunjuk di bibir. Mata Kaori terbelalak.
"kenapa ? Kenapa ?" ucap Watari semangat.
"jadi Sei itu adalah Arima dan yang menciptakan lagu penyanyi terkenal ini." ucap Kashiwagi tenang.
"apa !" teriak Tsubaki. Watari juga terkejut tapi tidak berteriak.
"jadi sebelum mengambil projek pembuatan ost, kamu sudah membuat lagu untuk Keichii Shimizu." tanya Kaori.
"begitulah."
"bagaimana bisa kamu bisa membuatkan lagu penyanyi terkenal itu ?" tanya Watari.
"hmm..sepertinya aku yang pernah membuatkan backsound senior Kujyou tersebar. Bahkan bibi Hiroko dan teman-temannya tahu. Jadi salah satu pekerja agensi WP datang meminta membuatkan lagu." jelas Kousei. Dia memang tidak ingin memberitahu bahwa itu rencananya. Terlalu rumit untuk menjelaskan kepada 4 remaja di depannya itu.
"tapi kenapa Sei ?" tanya Tsubaki.
"di ambil dari nama depanmu kan Kou-Sei." tebak Kashiwagi.
"kamu memang hebat ya, Kashiwagi." ucap Kousei. Sei memang nama panggung Kousei di waktu dulu.
"kalian sangat terkejut ternyata. Tapi daripada itu apa kalian sibuk malam akhir tahun ini ?" tanya Kousei.
"memangnya kenapa ?"
"jika kalian tidak sibuk, bagaimana kalau kita nonton ?" ucap Kousei memperlihatkan 5 tiket bioskop.
"Kousei, jangan-jangan ini ?"
"aku mendapatkan bonus." jawab Kousei cepat.
"wah Bagus itu sekalian kita ke kuil setelahnya." Ucap Watari.
.........
Sesuai rencana mereka akan menonton film yang ostnya di buat oleh Kousei. Mereka masuk dengan membawa popcorn dan minuman. Posisi duduk mereka untuk perempuan di depan para laki-lakinya. Judul filmnya Prince of Evil (malas cari judul lain :'v) bercerita dua pangeran yang bernasib bagai langit dan bumi. Si adik sejak lahir didedikasi untuk tidak melebihi si kakak, dia layaknya seorang pelayan bagi kakaknya, walaupun begitu si adik tetap sayang dengan si kakak. Dia melakukan apa saja, bahkan merelakan perempuan yang dia cintainya demi si kakak yang mencintai perempuan yang sama.
Akan tetapi, si kakak membunuh perempuan itu setelah mengetahui perempuan itu sebenarnya menyukai si adik. Si adik yang melihat dengan mata kepala sendiri menjadi murka. Si adik menjadi jahat, dia menjebak kakaknya agar bisa merebut semua yang di miliki serta menghukum mati si kakak. Walaupun sudah di hukum mati dan merebut semuanya, si adik tidak pernah merasa bahagia. Dia merasa menanggung dosa yang telah dia buat selama ini sampai mendekati ajal, si adik berharap jika di kehidupan akan datang dia ingin bertemu kembali dengan perempuan yang di cintainya itu.
Srett...
Tiba-tiba saja Kaori melihat film di layar berubah. Dia melihat Kousei berada di dalam mobil dengan kepalanya penuh darah, kaca mobilnya pecah dan terakhir mendengar namanya di panggil.
"...Ri ? Kaori ?"
Kaori tersadar ketika ada yang menepuk pundaknya. Dia menoleh kebelakang, melihat orang yang tadi dia lihat bercucuran darah tersenyum hangat di depannya.
"ada apa ? Aku lihat kamu melamun ?" tanya Kousei pelan.
Kaori menggeleng lalu menjawab tidak apa-apa. Film pun berakhir, para penonton mulai keluar satu persatu, sedangkan Kaori masih ke pikiran tentang imajinasinya tadi yang tiba-tiba film di layar berubah. Kousei di dalam imajinasinya terlihat lebih dewasa dan dia duduk di kursi kemudi.
"apa kalian menikmatinya ?"
"hiks...kenapa sampai akhir tokoh utama tidak merasakan bahagia." ucap Tsubaki yang dari tadi menangis selama menonton. Orang-orang pasti tidak percaya kalau dibilang Tsubaki yang di beri julukan gorila itu orangnya mudah tersentuh.
"ya karena itu hukumannya." jawab Kashiwagi.
"tapikan itu tidak adil ! Kenapa dia saja yang menanggung dosa itu !" ucap Tsubaki yang masih terbawa suasana film.
"itu hanya film, Tsubaki." ucap Watari menepuk kepala Tsubaki. Niatnya sih ingin menenangkan tapi malah di tendang Tsubaki.
"kamu ini ya ! Tidak bisa menerima kebaikanku." ucap Watari memegang kakinya.
"menurutmu bagaimana ?" tanya Kousei yang dari tadi dia lihat Kaori banyak melamun.
"akh.. Ceritanya bagus. Benar-benar ciri khas cerita bu Karin Hanazono dan ost yang kamu buat juga sangat mendukung jalan cerita. Aku tidak menyangka yang menyanyikannya si Kembar yang terkenal itu. Futatsu no Koudo to Akai Tsumi (Dua Detak Jantung dan Dosa Merah) iringan dan liriknya benar-benar menggambarkan cerita." jelas Kaori.
"Sekarang bagaimana kita ke kuil ?" ajak Kousei seperti mengalihkan pembicaraan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Starting Life in Another World
FanfictionSinopsis : Di London banyak orang mempercayai adanya roh yang bisa mengabulkan apa saja. Roh itu bisa berubah wujud sesuai keinginannya. Namun tidak seorang pun yang berjumpa dengan roh itu, sehingga itu hanya sebuah kepercayaan lokal saja. Namun be...