3.4 Membingungkan (Revisi)

75 11 6
                                    

"Sekeras apapun aku berlari dari kenyataan. Sekeras apapun aku berlari dari takdir. Sekeras apapun aku mencari jawaban dari semua pertanyaan, jawaban dari semua itu cuma ada satu yaitu kamu. hanya aku yang terlambat tahu."💫

Suasana mendadak canggung untuk raya, perasaannya tidak nyaman. Jika boleh jujur Raya memang jauh dari kata 'baik' tapi dia tidak ingin membuat sahabatnya mengkhawatirkan keadaan nya. Kemarin setelah pertemuan yang tidak dia harapkan Raya memilih tidak ikut menginap dirumah Reva, dia beralasan kurang enak badan. Padahal setelah sampai dirumah yang dia lakukan adalah menangis untuk menutupi rasa sakit dan kekecewaannya. Tapi Raya tidak menyangka jika saat disekolah, sahabatnya terlebih Reva menyadari hal tersebut.

Sekarang raya merasa sejak dulu hanya dirinya yang selalu diberikan support, dia masih menjadi dirinya yang rapuh . Setelah kepergian orang tuanya, memang hanya Kakak dan sahabatnya yang Raya miliki, tapi sejak itu juga Raya merasa selalu berlindung dibelakang mereka tanpa berbuat apapun. Raya bukan gadis berani seperti Reva, dia tidak banyak bicara dan seceria Melly, bukan gadis gaul seperti Cindy, tidak juga seperti Megan yang modis. Raya tidak iri, sungguh justru dia sangat merasa bersyukur dan beruntung. Hanya saja Raya hanya merasa selalu diberi, dan tidak pernah memberi. Dia merasa tidak melakukan apapun untuk membalas perbuatan baik yang telah didapatnya

Raya berusaha membuat wajahnya seolah baik, dengan senyum tipis diwajahnya.
"Aku baik kok, kalian ga perlu khawatir"

Reva yang mendengar jawaban Raya, secara tiba-tiba malah menarik Raya dan memeluk tubuhnya.
"Dengan wajah pucat, mata bengkak dan lingkar hitam dibawah mata lu apa lu pikir gua akan percaya kalo lu baik-baik aja Ray"

Mendengar perkataan Reva, membuat Raya diam membeku matanya tidak bisa lagi membendung tangisnya. Seharusnya dia tau tidak ada yang lebih mengenalnya daripada sahabatnya, percuma untuk berbohong karena hanya dengan satu tatap sahabat sejati akan mengetahui yang disembunyikan.

"Huwee Raya jangan nangis, gua jadi ikut sedih" Ucap Melly sebelum akhirnya ikut memeluk raya, dan diikuti oleh Cindy dan Megan. Berharap pelukan dapat sedikit meringankan masalah sahabat nya.

"Gua gatau apa masalah yang lu hadapin, tapi lu harus tau Ray kita bakalan selalu ada buat bantu lu" Ucap Reva dan diangguki oleh semua sahabat nya yang lain.

"Makasih" entah harus berapa kali kalimat itu ia lontarkan, Raya merasa tidak pernah cukup untuk membalas semua yang telah sahabatnya ini beri.

Setelah sesi yang cukup mengharukan dimana lima sahabat tersebut menangis, memeluk dan saling menguatkan Raya merasa hati nya sedikit lebih tenang, walaupun ia belum bisa jujur kepada sahabatnya tentang apa yang terjadi. Para sahabatnya juga tidak memaksakan untuk Raya bercerita, mereka tau kebiasaan raya dia tidak bisa dipaksa bercerita tapi dia pasti akan menceritakan semuanya setelah dia merasa cukup waktu.

Untunglah saat mereka sedang menangis tadi, suasana kelas masih sepi karena mereka berlima memang punya kebiasaan datang pagi kata Melly sih supaya bisa nyalin PR disekolah dan ghibah sebelum stress mikirin pelajaran. Kalian tau.. sebenarnya tadi Raya sudah merasa lebih baik.

Tapi Raya melupakan satu hal, dan hal ini membuatnya kembali gelisah dia mendadak takut. Kalian tau apa yang dilupakan nya? Dia lupa kalo Mondy adalah teman sekelasnya, terlebih dia dan mondy duduk satu meja. Padahal dia udah bertekad untuk ga mau ketemu apalagi berhubungan lagi sama Mondy, sebenarnya Raya lagi berpikir untuk pindah tempat duduk mungkin dia minta tukeran aja sama sahabat nya, tapi Raya takut kalo dia lakuin itu sahabatnya bakal tau dia ada masalah sama Mondy, raya belum siap buat jelasin semua permasalahannya. Dengan terpaksa Raya memilih untuk bertahan di bangkunya, lagipula dia harus terbiasa berhadapan dengan Mondy mungkin dengan cara itu perasannya untuk Mondy bakal segera hilang. Lagipula mereka udah mau menghadapi ujian kelulusan, hanya tinggal sebentar lagi raya di SMA dan bertemu Mondy.

Murid dikelas mereka sudah mulai berdatangan, termasuk Mondy. Tanpa banyak kata Mondy berjalan menuju bangkunya melepas jaket hitam dan menaruh jaket beserta tasnya di atas meja.
Raya dan para sahabatnya masih duduk dan berkumpul dimeja Melly. Raya pikir harusnya tadi dia duduk sebelum Mondy dateng kalo gini raya harus bicara sama Mondy pas dia mau duduk, karena kursinya ada di pojok.

Guru pengajar mereka sudah datang, dengan cepat semua murid duduk ditempatnya termasuk Raya.
"Permisi, saya mau duduk" Kata Raya, dengan suara yang datar.

Laki-laki yang sedang menidurkan kepala diatas tas nya itu menoleh begitu mendengar suara Raya.
"Tolong panggil nama saya, setelahnya saya akan berdiri dan kamu bisa duduk" begitu mengatakan hal itu Mondy kembali meletakkan kepalanya di meja.

"Ishh.. ini bangku saya juga, jadi bisa gak kamu minggir karena saya ga punya banyak waktu" Raya berusaha tetap sabar dan berbicara dengan suara pelan.

Mondy tampak tidak mendengarkan, dia bersikeras untuk tidak memberi raya jalan.
"Apa menurutmu susah untuk memanggil nama saya? Tapi itu pilihan kamu. Saya sudah memberitahu caranya supaya kamu bisa duduk, mungkin kamu ingin lebih lama berdiri sampai ditegur sama guru."

"Okay! Mondy, saya mau duduk. Puas? Sekarang minggir" dengan kesal akhirnya dia memilih untuk mengikuti keinginan Mondy.

Mondy segera berdiri, membiarkan raya untuk masuk dan duduk di kursinya. Melihat raya kesal, tanpa sadar membuat Mondy menarik sudut bibirnya. Setelah semua yang terjadi, di dalam hatinya Mondy sangat merindukan raya, ia rindu raya memanggil namanya dengan suara lembut dan manja.

Mereka memulai kegiatan mereka hari itu, jam pertama adalah pelajaran bahasa Indonesia. Setelah penjelasan materi, Bu indah memberikan tugas dan memberi tau jika tugasmya akan dikerjakan bersama dengan teman sebangku. Mendengar itu Raya jadi panik sendiri, ingin rasanya dia pindah dan cari teman sebangku yang lain.

Sebaliknya Mondy menanggapi tugas dari Bu Indah dengan santai, tampak tidak keberatan. Pandangan Mondy melirik raya, dan ia menyadari bahwa wanita tersebut gelisah.

"Tidak perlu panik dan ketakutan seperti itu, kita hanya akan mengerjakan tugas kelompok bukan mau uji nyali"

Raya menatap Mondy kesal, rasanya seperti Dejavu. Melihat Mondy yang seperti ini mengingatkan raya dengan sifat Mondy diawal perkenalan mereka "Iya, saya juga tau. Lagipula siapa juga yang panik, kamu juga harus ingat kita hanya akan mengerjakan tugas kelompok. Ga lebih!"

"Lebih? Memang kamu berpikir kita akan melakukan apalagi, pacaran?!" Raya langsung membulatkan mata begitu mendengar ucapan Mondy, sementara Mondy malah tertawa melihat ekspresi Raya.

"Saya bukan pacar kamu! Dan selamanya tidak akan pernah" mendengar jawaban Raya, Mondy seketika menghentikan tawanya ada perasaan tidak nyaman dihatinya begitu mendengar hal tersebut.

"Terserah, kamu juga harus ingat sesuatu Ray. Kita punya perjanjian, dan disitu seharusnya sudah sangat jelas jika hari ini kamu masih dianggap sebagai pacar saya."

Sontak Raya terkejut mendengar perkataan Mondy. Matanya mengisyaratkan kemarahan, pikiran Raya kembali memutar kilasan kenyataan jika Mondy lelaki yang tanpa sadar ia cintai telah memiliki wanita lain. Raya berpikir jika Mondy sudah menjadi pria gila yang sangat jahat, apa dia tidak berpikir jika caranya telah melukai hati dua orang wanita sekaligus.







‼️HALO.. SAYA TIDAK TAU APAKAH CERITA INI MASIH ADA YANG BACA ATAU TIDAK‼️

SATU TAHUN SAYA KEHILANGAN AKUN SAYA YANG MEMBUAT SAYA TIDAK BISA MEMBUKA AKUN WATTPAD MILIK SAYA DAN MENULIS CERITA

💚CERITA INI AKAN DILANJUTKAN DAN AKAN SEGERA DISELESAIKAN DENGAN TARGET DUA BULAN TAMAT, JUGA SAYA AKAN MEROMBAK ULANG TULISAN SAYA UNTUK PART AWAL AGAR KELIATAN LEBIH JELAS DAN RAPI💚

Terimakasih untuk kalian semua yang masih mau nunggu dan baca, besok saya update lagi karena saya udah lembur nulis tinggal publish aja sebenernya. Cuma mau liat dulu masih ada yang nunggu atau engga jadi publish satu aja, kalo masih rame lanjut besok 'IYA, BENERAN BESOK".
JIKALAU BOLEH TOLONG VOTE DAN KOMEN AGAR BISA MEMBERIKAN DAMPAK POSITIF UNTUK DIRIKU INI 🙏

The Power of Love (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang