Malam ini Raya sedang berdiri di balkon kamar membiarkan angin malam menerpa wajahnya. Sejak tadi pikirannya tidak pernah hilang dari bayangan pria gila yang awalnya sangat menyebalkan tapi sejak tadi ada rasa yang menjalar dan rasanya berbeda."Mondy" Matanya menatap langit seolah wajah Mondy berada disana.
"Kenapa disini aku merasa aneh" Raya menyentuh dadanya sendiri, senyuman juga tidak pernah lepas dari wajah cantiknya.
----
Mondy duduk didepan jendela kamarnya, sambil memetik gitar hitam miliknya. Tidak ada yang tau apa yang sedang dipikirkan oleh pria itu, tapi siapa pun tau kalau ada raut yang berbeda dari wajahnya."Sepertinya gue mulai gila" mondy tersenyum mengingat perilakunya pada Raya.
Perlahan Mondy memetikkan gitar dia bernyanyi mengikuti perasaan nya saat ini.
Ku tuliskan kenangan
Tentang cara ku menemukan
Dirimu.
Tentang apa yg membuat ku mudah berikan hatiku padamu
Tak kan habis sejuta lagu untuk menceritakan cantikmu dan teramat panjang puisi tu menyuratkan cinta iniTelah habis sudah cinta ini tak lagi tersisa pada dunia tlah aku habiskan sisa cintaku hanya untukmu
Tak lama terdengar ketukan dari pintu kamar Mondy.
"Mondy ayo kita makan malam" ajak Fera dari depan kamar Mondy"Iya mah" Jawab Mondy, ia menaruh gitarnya dan segera menyusul fera ke meja makan.
Mondy dan Fera sudah ada dimeja makan saat ini.
"Sayang mamah senang kamu bisa punya pacar seperti Raya, dia anak yg baik" Fera tersenyum senang"Mm iya mah, mondy juga bahagia punya Raya" Kalimat tersebut keluar begitu saja, seperti pernyataan jujur dari diri Mondy sendiri.
Setelah selesai makan malam Mondy pamit pada mama nya kembali ke kamarnya.
Mondy berbaring di ranjangnya. Memikirkan apa yang sedang gadis anehnya itu lakukan sekarang. Ia ingin menghubungi, tapi ego nya menolak keras.
Sampai akhirnya dia terlelap.-----
Pagi-pagi sekali Raya sudah rapi. Seperti sebelumnya ia bangun lebih awal untuk menyiapkan bekal makan Mondy."Akhirnya selesai juga" Kata Raya senang,
hari ini ia membawakan mondy 2 potong roti lapis. Dia pun lngsung memasukkan kotak makan ke dalam tasnya. Dia tidak perlu menyiapkan sarapan untuk dirinya dan Kak Riko, karena sudah ada mba pekerja dirumah Raya yang melakukan nya."Pagi dek" Sapa Riko mengecup kening Raya yang sejak tadi sudah menunggu dirinya dimeja makan.
"Pagi juga Kak Riko" Raya membalas mencium kakanya sambil mengambilkan sarapan untuk dia dan Riko dan mereka sarapan bersama dengan damai pagi ini.
Hingga terdengar pintu rumah raya diketuk beberapa kali.
"Siapa yang datang ke rumah kita pagi-pagi begini." Tanya Riko pada Raya."Aduh itu pasti mondy nih gawat kalo sampai kak riko liat mondy" batin raya
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Love (Hiatus)
RomanceTakdir suka lucu ya. Kita bertemu, jatuh cinta lalu tersesat didalamnya. Seperti sebuah permainan tanpa akhir. Raya yang mengetahui fakta dibalik kematian orang tuanya, dilanda bimbang karena sesuatu tersebut terhubung dengan perjanjian kontrak yang...