Mondy menjatuhkan tubuhnya ke lantai, badannya bersandar di pintu kamar. Tangannya berulang kali mengusap wajahnya kasar, dan menarik rambutnya sendiri.
"Maaf___ maafkan aku Raya" Kata tersebut terus terulang dari mulutnya.
"Aku cuma ga ingin kamu terluka lebih jauh, aku ga ingin orang itu terus menghantui kamu dengan ketakutan. Mereka bisa aja menyakiti kamu. "
Mondy bangkit dari tempatnya, dia berjalan ke arah laci yang berada disamping tempat tidur. Dirinya mengambil sebuah kotak merah dari dalam sana. Saat Mondy membuka kotak tersebut ada beberapa foto dan surat di dalam nya.
Mondy menyentuh salah satu foto "Sejak awal aku tidak pernah menganggap hubungan ini main-main Ray. Aku sengaja menjerat kamu dalam hubungan kontrak yang aku buat, karena aku menginginkan kamu untuk berada dekat denganku sepanjang waktu"
Mondy memandangi foto Raya yang sejak lama dia simpan, dia terus memandang foto itu dengan tatapan yang sulit dijelaskan.
"Raya aku ga pernah benar-benar pergi meninggalkan kamu" Pikiran Mondy kembali menelisik jauh kejadian penculikan dirinya saat itu.
Flashback on
"WOY.. LEPASIN GUA DARI SINI!" Teriak Mondy keras.
Raya apakah kamu baik-baik aja. Aku mohon jangan terluka, maaf karena aku tidak berada disana untuk melindungi kamu.
Semakin lama mondy merasakan kepalanya bertambah sakit, seluruh tubuhnya seakan mengalami mati rasa akibat pukulan yang dia Terima berkali-kali. Tapi Mondy tidak bisa diam saja disini, bagaimanapun caranya dia harus bisa keluar dan memastikan keadaan Raya.
Tak tak.. (Suara langkah sepatu)
"To__tolong keluarkan saya" Ucap Mondy lirih, tenaganya hampir habis. Dia merasa darah keluar dari kepalanya, membuat dirinya hampir kehilangan kesadaran
Prang prang..
"KALIAN SUDAH TERKEPUNG, ANGKAT TANGAN KALIAN DAN LETAKAN SELURUH SENJATA. JANGAN MENCOBA MELARIKAN DIRI"
Sekilas Mondy mendengar suara keributan di luar, dia berharap seseorang bisa membantunya keluar dari tempat ini.
BRAK!.. (Suara dobrakan pintu)
"Cepat bantu dia" Perintah salah seorang pemimpin mereka
"Tolong.. Raya.. " Ucap Mondy sebelum dirinya kehilangan kesadaran sepenuhnya.
Saat pertama kali membuka matanya Mondy merasakan kepalanya amat sangat sakit, luka akibat pukulan ditubuhnya pun baru terasaterasa nyeri.
Mondy melihat sekeliling memastikan tempatnya saat ini. Dirinya baru sadar bahwa dia sudah berada dirumah sakit, dia juga mengingat kejadian sebelum dirinya pingsan beberapa orang berhasil menemukan dan membantu nya.Mondy mencoba mendudukkan dirinya "akhh.. Sialan, kepala gua masih sakit banget"
"Raya!? Gua harus nemuin Raya" Mondy memaksakan dirinya untuk dapat berdiri.
"Ga perlu."
Mondy memalingkan wajahnya melihat siapa orang yang berbicara.
"Kak Riko. Apa maksud kakak ga perlu, Raya dalam bahaya dan saya harus tau kondisi Raya""Apa menurut anda saya akan membiarkan adik saya dalam bahaya? Raya baik-baik saja, dia sedang dalam penanganan dia juga tidak mendapatkan luka serius ditubunya. Jadi, anda tidak perlu mengkhawatirkan adik saya. Pikirkan saja diri anda sendiri. " Jelas Riko
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Love (Hiatus)
RomanceTakdir suka lucu ya. Kita bertemu, jatuh cinta lalu tersesat didalamnya. Seperti sebuah permainan tanpa akhir. Raya yang mengetahui fakta dibalik kematian orang tuanya, dilanda bimbang karena sesuatu tersebut terhubung dengan perjanjian kontrak yang...