Pria yang sedang tertidur dengan bertelanjang dada itu sedikit mulai terusik saat sinar matahari menyeruak masuk dari celah jendela kamarnya. Sambil mengerjabkan matanya Mondy duduk di ranjang, setengah dari dirinya mungkin masih di alam mimpi."Mondy, cepat bangun!" Teriak Fera dari luar kamar Mondy.
Mendengar suara mama nya Mondy mulai tersadar.
"Iya, mondy udh bangun ma" jawab mondy sambil berjalan menuju kamar mandi."Pagi mah " Sapa Mondy sambil mencium pipi mamahnya.
"Selamat pagi sayang" Balas Fera
Mondy memakan roti yang dibuatkan mamanya.
"Papa belum pulang?" Tanya mondyPapa mondy Arya alfaro seorang pengusaha yang mempunyai bisnis dibeberapa bidang bahkan kekayaan sangat berpengaruh di Indonesia,
Sudah 3 hari papanya mengurus perusahaannya yang berada di Jepang."Belum sayang, paling lusa papa pulang" Jawab Fera
Mondy mengangguk mengerti dia juga tidak bertanya lagi dan, mulai fokus dengan makanannya.
"Oh iya, kamu jangan lupa pulang sekolah nanti bawa pacar kamu itu ke rumah." Kata Fera mengingat kan anak semata wayangnya ini.
"Harus hari ini?" Jawab Mondy malas
"Ya iyalah sayang, mama itu mau ketemu sama perempuan yang bisa buat anak mamah ini jatuh cinta"
"Ok, Mondy ajak dia kesini" kata Mondy mengiyakan.
"Mondy berangkat mah, assalamualaikum" Mondy melangkah keluar setelah berpamitan dan menyalami mama nya.
"Iya waalaikumsalam hati-hati" balas Fera.
Setelah mengeluarkan motor hijau miliknya Mondy bergegas melajukan motornya menuju rumah pacar 30 hari nya, ya siapa lagi kalau bukan Raya.
Sedangkan dirumah Raya, sejak pagi gadis itu sudah harus berada didapur menyiapkan bekal untuk mondy. Karena perjanjiannya dengan Mondy dia sampai harus bangun lebih pagi hari ini. Setelah semuanya siap raya memasukkan bekalnya ke dalam tas, karena ia tidak ingin jika Riko curiga. Sebelumnya raya tidak mau jika harus membawa bekal ke sekolah yang menurutnya merepotkan.
Raya dan Riko sedang berada dimeja makan memakan sarapan mereka.
"Hmm.. Kak Riko nanti langsung ke kantor aja ya" ucap Raya hati-hati.
Riko menatap heran pada adik satu-satunya ini. Raya tidak pernah melewatkan untuk berangkat bersama dengan dirinya. Hanya jika Riko ada urusan mendadak baru lah Raya akan berangkat ke sekolah sendiri.
"Kok tumben kamu mau berangkat sendiri." tanya Riko curiga.
"Hari ini aku mau bareng teman aku kak" balas Raya dengan suara pelan.
Riko menatap Raya, merasa sedikit aneh karena biasanya Raya akan memperkenalkan temannya kepada Riko dan, Riko juga merasa jika yang akan menjemput adiknya bukan salah satu dari empat sahabatnya. Raya tidak mungkin menyebutkan mereka dengan kata 'teman' dia pasti akan menyebut nama karena Riko sudah mengenal mereka.
"Kak Riko tenang aja dia teman sekolah aku juga kok" ucap Raya cepat ia tidak ingin riko mengkhawatirkan dirinya. Raya sangat tau Riko itu sangat protektif apalagi saat berhubungan dengan dirinya.
"Siapa teman kamu, kenal kan sama kaka dulu baru kamu boleh pergi"
"Lain kali Raya pasti kenalin ke kakak, kalo sekarang nanti Kak Riko bisa telat ke kantor Raya juga bakal telat ke sekolah." Cegah Raya ia tidak ingin Mondy bertemu kakaknya karna bisa terjadi peristiwa besar. Setidaknya tidak untuk sekarang.
Riko melirik jam tangannya,hari ini dia ada meeting membuatnya harus segera sampai ke kantor lebih awal.
"Oke. Tapi besok bawa teman kamu ke kakak" Ucap Riko tegas."Iya kak, udah sana kakak berangkat nanti telat" Jawab Raya.
"Yaudah kakak berangkat kalau ada apa-apa langsung hubungi kakak" Kata Riko sambil mencium kening raya.
Setelah Riko pergi terdengar bunyi klakson motor Mondy dari luar.
Raya pun segera keluar dari rumah dan, disana sudah terlihat Mondy yang sedang menunggu diatas motornya.Mondy turun dari motornya kembali lagi dia melilitkan jaketnya pada Raya. Hal ini membuat Raya menahan nafasnya gugup.
"Cepat naik!" Perintah Mondy"Iya" Balas Raya malas
Saat dijalan Raya tidak bisa tenang. Bagaimana jika murid disekolah nya melihat Raya datang bersama Mondy, belum lagi jika sampai sahabat Raya tau. Raya hanya bisa berdoa saat sampai belum banyak murid disana dan tidak ada sahabatnya yang melihat.
Saat sedang melamun Raya mendengar Mondy berbicara.
"Bawa bekal?""Iya aku bawa kok, ada didalam tas" Jawab Raya
"Ok, istirahat ikut aku"
"Kemana?" tanya Raya bingung.
"Tugas kamu hanya mengikuti keinginan aku, jadi jangan banyak bertanya" Jawab Mondy
----
Mereka pun sampai di sekolah. Keadaan memang belum cukup ramai mengingat mereka datang lebih pagi. Tapi ada beberapa pasang mata yg melihat ke arah mereka, bahkan ada tatapan iri karena merasa Raya dan Mondy sangat serasi.Mondy menggandeng tangan Raya menuju ke kelas, Raya yang tidak ingin menjadi pusat perhatian pun lngsung melepaskan genggaman mereka. Tapi Mondy malah memegang tangan Raya semakin erat.
"Jangan melawan dan jadilah gadis baik. Atau kamu akan tau hukuman nya" Ancam Mondy.
Jadi lah Raya hanya bisa pasrah mengikuti keinginan pria tersebut.Tolong komen dibawah ceritanya kepotong atau gk soal'a aku liat ceritanya kepotong. Tolong bantu yah biar aku bisa pos yg lain🙏
Maaf lama postingnya soal'a kmarin lagi bnyak masalah semoga tetep suka yah❤❤
~~~
CERITA DIREVISI ULANG ⛔
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Love (Hiatus)
RomanceTakdir suka lucu ya. Kita bertemu, jatuh cinta lalu tersesat didalamnya. Seperti sebuah permainan tanpa akhir. Raya yang mengetahui fakta dibalik kematian orang tuanya, dilanda bimbang karena sesuatu tersebut terhubung dengan perjanjian kontrak yang...