0.7 Perjanjian (Revisi)

1.8K 137 3
                                    

   Pandangan mereka saling beradu Raya masih terpaku tidak tau apa yg harus dia lakukan, dia ketakutan dengan Mondy tapi melihat mata gelap Mondy seakan mengambil alih kesadarannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


   Pandangan mereka saling beradu Raya masih terpaku tidak tau apa yg harus dia lakukan, dia ketakutan dengan Mondy tapi melihat mata gelap Mondy seakan mengambil alih kesadarannya. Mondy sendiri hanya menatap wajah Raya, menelisik setiap incinya. Raya memiliki wajah yang alami, tanpa ada bedak atau pemerah bibir. Setelah diperhatikan wajahnya yang memerah bukan karena perona pipi, ini semua alami dari wajahnya. Mondy berpikir bagaimana bisa bahkan wajah polos Raya terlihat lebih menarik daripada wanita yang memakai riasan tebal.

"Karena sudah berani mencium gue, lu harus bertanggung jawab dengan menuruti perintah gue" Kata Mondy dengan masih masih menatap Raya.

Raya kembali mendapatkan kesadarannya
"Maksud kamu apa?" Raya berusaha menjauhkan wajahnya dengan Mondy.

"Lu akan menjadi pacar gue selama 30 hari" Mondy berkata dengan wajah yang tidak bisa diartikan.

"Kenapa aku harus jadi pacar kamu tidak, aku tidak mau" kata Raya menolak, siapa juga yang ingin terjebak dengan hubungan bersama pria menakutkan seperti Mondy ini.

"Oke, kalau lu mau nolak. Tapi akan gue pastikan semua murid, teman lu bahkan guru disekolah ini tau kalau lu pernah melakukan tindak kurang menyenangkan karena mencium gue diruang kelas" Ancam Mondy

"Ja- jangan aku mohon" pinta Raya, pikirannya kalut sekarang apa yang harus dia lakukan. Dia tidak bisa membiarkan Mondy memberitahu semua orang disekolah tentang kejadian itu. Bisa saja mereka akan mulai berpikir negatif tentang dirinya. Kemudian dia kembali berpikir dan, akhirnya dia tidak bisa menolak keinginan pria gila didepannya ini.

"Iya okey, aku akan menjadi pacar kamu. Tapi ingat hanya selama 30 hari dan, jangan bertindak seperti sepasang kekasih didepan banyak orang." Raya pun akhirnya hanya bisa menerima semua ini. Lagipula ia berpikir hanya berpura-pura untuk menjadi pacarnya bukan, itu pun hanya 30 hari. Setelah itu ia akan kembali terbebas darinya.

Alis Mondy menukik tak suka.
"Sejak kapan gue bilang lu bisa ngasih peraturan."

Mondy kembali mendekatkan wajahnya pada Raya.
"Perjanjian ini hanya gue yang bisa atur dan, lu ga berhak untuk mengatur apa pun. Jadi mau gue bertindak sebagai pacar dimana atau bahkan didepan banyak orang, lu ga bisa protes. Lu hanya cukup ikuti apa perintah gue"

"Kok gitu, ini namanya pemaksaan bukan perjanjian" Balas Raya tidak suka.

Raya hendak kembali bersuara untuk menolak, tapi Mondy semakin mendekatkan wajahnya yang tersenyum menyeramkan tatapan matanya semakin tajam. Membuat Raya kehilangan keberanian, dirinya kalah lagi dari si pria gila ini.

"Ok, gua anggap lu udah setuju. Jadi karena sekarang lu pacar gue lu harus ikutin apa yang gue bilang" Mondy menarik raya untuk mendekat kearahnya.

Mondy mendudukkan dirinya dan Raya di sofa. Tentu saja Raya kembali terkejut, apalagi sekarang dia menyadari jaraknya dan Mondy terlalu dekat. Dia merasakan sinyal berbahaya dalam tubuhnya, Raya berusaha menggeser tubuhnya agar duduk lebih jauh dari Mondy. Tapi Mondy tidak membiarkan Raya bergeser sedikit pun, ia malah sengaja menahan pinggang raya agar tetap diam.

The Power of Love (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang