2.4 Ciuman Pertama (Revisi)

518 47 8
                                    

Raya merasakan sesuatu menyentuh bibirnya lembut, perasaan hangat menjalar dalam hatinya. Matanya masih terpejam, Mondy hanya menempelkan bibirnya tanpa mencumbu sedikitpun seakan menyalurkan ketenangan pada raya. Raya mulai merasakan mondy menjauhkan jarak mereka, nafas keduanya seakan memburu perasaan mereka pun semakin hanyut. Perlahan Raya membuka matanya, ia melihat mondy sudah menatapnya tersenyum lembut.
Tatapan mondy membuat jantung Raya berdetak lebih cepat, ia terlihat salah tingkah. Tidak tau harus membalas seperti apa.

"Kenapa kamu menatap ku seperti itu?" Tanya Raya memalingkan wajahnya dari Mondy

Mondy hanya tertawa, melihat Raya yang sedang salah tingkah. Wajahnya terlihat menggemaskan menurut Mondy.
"Kamu sangat lucu. Lihatlah wajahmu sangat merah saat ini"

"Wajahku tidak merah. Kamu saja yang salah lihat, dan berhenti menatapku seperti itu Mondy" Raya menyentuh kedua pipinya, sejujurnya ia tau bahwa pipinya mulai memanas sejak mondy menciumnya.

"Memang kenapa kalau aku ingin menatapmu seperti ini. Lagipula yang aku lihat kan pacarku sendiri"

"YAKH! Jangan menggodaku seperti itu Mondy" Mendengar pernyataan Mondy, perasaan Raya semakin tak terkendali. Sehingga dia sekarang malah memukul bahu Mondy, agar berhenti menggodanya.

"Aww aw kenapa kamu memukul ku" Dengan cepat Mondy menangkap tangan Raya.

"Aku sangat menyukai wajah kamu, saat sedang salah tingkah seperti ini" Raya tidak tau harus membalas perkataan Mondy seperti apa.

'Cup'
Mondy mengecup tangan Raya dalam genggaman nya.

"Aku mencintaimu Raya" Mondy berkata tulus menatap lekat manik mata Raya.

Raya hanya bisa mengerjabkan matanya, meyakinkan dirinya sendiri jika dia tidak salah mendengar perkataan Mondy.

Mondy terkekeh menyadari Raya yang begitu kaget mendengar pengakuannya "Apa tidak ada balasan untuk pernyataan ku barusan?"

"A.. aku juga... cinta kamu" Ucap Raya pelan. Sangat pelan, namun Mondy masih bisa mendengarnya. Karena dia duduk sangat dekat dengan Raya saat ini.

Sudut bibir mondy terangkat,perasaannya seakan menghangat. Dia tidak pernah tau jika Cinta akan sebahagia ini.
Tanpa berkata apapun mondy menarik raya kedalam Pelukannya, senyum mondy tidak pernah lepas menghiasi wajahnya.

"Terima kasih.. aku sangat mencintaimu Raya" Ucap mondy semakin mengeratkan pelukannya.

Raya tentu sangat bahagia, dia bersyukur mondy datang dalam hidupnya dan tulus mencintainya. Tapi dia merasa masih ada yang mengganggu hatinya, dia pikir itu mungkin saja dapat menjadi penghalang untuk dia dan Mondy nantinya.

Merasa raya hanya diam mondy menjauhkan tubuhnya, dan melihat wajah Raya.
"Ada apa Ray? kamu sedang memikirkan sesuatu" Tanya mondy saat melihat raut wajah Raya yang gelisah.

Raya menggigit bibirnya, mencoba sedikit menghilangkan kekhawatiran "Mondy, boleh aku bertanya sesuatu" Ucap Raya ragu.

"Tentu. Tanyakan saja kalo itu mengganggu pikiranmu" Mondy memperhatikan wajah Raya, dia menunggu apa yang akan raya katakan.

Raya tampak ragu untuk mengatakannya, ia berkali-kali menutup mata dan menarik nafas perlahan untuk meyakinkan dirinya.
"Raya. Ada apa?"

"Ba.. bagaimana dengan perjanjian kita, bukankah hubungan ini akan berakhir setelah kontrak dalam perjanjian habis." Tanya Raya menunduk.

Mondy terkekeh saat mendengar pertanyaan Raya.
"Bukankah sudah ku bilang kalau aku mencintaimu, dan kau juga mencintaiku. Lalu untuk apalagi perjanjian itu"
Perlahan raya mengangkat kepalanya, menatap langsung mata mondy. Ia mulai tersenyum lega, mendengar jawaban mondy.

"Mulai sekarang kamu, bukan lagi pacar kontrak ku, tapi pacar dari seorang Mondy sesungguhnya." Mereka tersenyum, dan berharap jika perasaan seperti ini juga hubungan mereka tidak akan pernah berakhir.

"Mmm Mondy bagaimana dengan Bara?" Ucap Raya, kejadian saat bara mencoba membawanya terlintas dalam pikirannya. Raya yakin bara tidak akan berhenti sebelum mendapatkan keinginannya.

Mondy menyentuh pipi raya, mengusapnya lembut. Mencoba memberi ketenangan pada kekasihnya.
"Jangan khawatir tentang nya, aku akan selalu menjaga kamu. Dia tidak bisa menyakitimu sedikitpun, percayalah"

Raya mengangguk. Mulai sekarang ia akan mempercayakan hatinya seutuhnya pada mondy, ia percaya mondy akan selalu menjaganya.

Duarr..
Suara keras terdengar dari luar rumah Raya. Mondy dengan cepat menutup telinga Raya, perasaan Raya diselimuti ketakutan. Ia menutup matanya erat.

"Tuhan kumohon jangan terjadi lagi" ucap Raya berulang dalam hati.




####
Cuma mau tau masih ada yang nungguin cerita ini atau enggak. Dari sini bakal mulai ke ungkap sedikit" yaa. wkwkwk tungguin aja

Jangan lupa
Vote + Coment
(Biar aku update cepet)


The Power of Love (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang