Mata raya melotot seketika. Rasanya seperti ingin pergi ke bulan saja. Belum lagi sekarang jantung nya seperti ingin lompat dari tempatnya. Bagaimana kalo itu terjadi, lalu Raya akan mati.
Ah tidak mau!
"Aku benarkan kau sedang salah tingkah, karena aku mengatakan... " Mondy sengaja menggantung ucapannya. Melihat raya yang tampak semakin gugup dengan wajah memerah, Mondy malah semakin ingin menggoda pacarnya.
"I Love You" Lihat saja Raya sudah seperti kepiting rebus sekarang, dan mondy menyukainya. Rayanya sangat lucu, Aishh bisa-bisa mondy makin jatuh hati kalo begini terus.
"Kamu GILA! kurasa ada gangguan di otakmu. Kau harus diperiksa mondy " Kalian tau bagaimana Raya sekarang, dia masih terus membuang pandangannya dari mondy. Perasaannya makin menggila saat mondy terus saja menggoda nya.
"Tentu" Mondy menatap raya lekat bibirnya sengaja membentuk senyuman menggoda.
" Kau tau, aku GILA karena jatuh cinta padamu" Lanjut mondy.
Mata RAYA membulat sempurna, tidak menyangka mondy akan mengatakan hal seperti itu.
"YAKK DASAR TIDAK WARAS!" Jerit raya spontan sesaat mendengar pernyataan mondy. Tentu saja hal tersebut menarik perhatian seisi kelas 'Tamatlah sudah riwayat mu Raya'."RAYA ALENDRA! Kenapa kau berteriak? Dan sejak kapan kau berani berkata saya tidak waras. " Pak Hendra sudah berdiri. Tangannya dilipat didepan,tatapannya menatap raya tajam. Menunggu penjelasan Langsung dari Raya.
"Sa.. sa.. saa ya.. ti dak bermaksud seperti itu pak. Tolong maafkan saya" Raya menunduk takut. Jangan lupakan keempat sahabat Raya yang kini saling menetap heran.
"Sssttt Re.. Si Raya kenapa tuh?" Bisik melly
"Palingan juga mondy" Melly mengangguk mendengar jawaban Reva.
Raya masih menunduk takut, pak Hendra juga masih menatap penuh selidik, dan Mondy. Dia menahan tawa nya melihat raya yang begitu lucu.
"Megan, lu ngerasa ga kayanya mondy makin nempel aja ama raya" Cindy yang sejak tadi memperhatikan Raya, sepertinya melihat perubahan besar pada diri raya. Yaa tentu saja setelah mengenal mondy
Megan membalikan tubuhnya sekilas, mengikuti pandangan cindy. Lalu, berbalik kembali.
"Bagus dong. Raya jadi lebih ceria dan sekarang jauh lebih bahagia, gua ikut senang" Cindy mengangguk membenarkan ucapan megan.Sudah 3 menit berlalu sejak bel pulang sekolah berbunyi. Sepertinya semua murid sudah meninggalkan sekolah, terkecuali beberapa siswa yang sedang mengikuti ekskul.
Raya sendiri sedang duduk di taman belakang sekolah, dekat dengan tempat parkir kendaraan. Dia memang sengaja duduk disana karena mondy memintanya untuk menunggu sebentar sebelum mereka pulang. Para sahabat Raya pun sudah pulang lebih dulu, sebenarnya mereka ingin menemani Raya. Tapi Raya menyuruh mereka untuk pulang saja, karena merasa mondy tidak akan lama."Kamu itu milikku Raya, dan sampai kapanpun akan tetap seperti itu. Kau lihat saja apa yang bisa kulakukan pada pacar kontrak mu itu. Tunggu saja sayang." Seseorang menyeringai menatap Raya dari jauh.
"Sorry lama ya" Raya melihat mondy datang sambil memasukkan beberapa kertas yang dia bawa.
"Engga kok. Yaudah yuk pulang!"
Mereka berjalan untuk mengambil motor mondy yang terparkir tidak terlalu jauh dari tempat mereka sekarang.Baru saja Raya ingin naik. Mondy menahan tangannya, dan memintanya untuk menunggu sebentar.
"Aku beliin kamu helm ini, dan setiap kamu mau jalan keluar sama aku helm ini harus kamu pakai" Mondy memperlihatkan helm berwarna biru favorit Raya dengan gambar stitch yang lucu kesukaan Raya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Love (Hiatus)
RomanceTakdir suka lucu ya. Kita bertemu, jatuh cinta lalu tersesat didalamnya. Seperti sebuah permainan tanpa akhir. Raya yang mengetahui fakta dibalik kematian orang tuanya, dilanda bimbang karena sesuatu tersebut terhubung dengan perjanjian kontrak yang...