Beberapa saat lalu bel masuk sekolah berbunyi, semua murid satu persatu sudah masuk ke kelas karena sebentar lagi kegiatan belajar mengajar akan dimulai.Didalam kelas Raya masih saja memasang wajah kesalnya mengingat kejadian tadi, sungguh betapa menyebalkannya laki-laki yang dia temui itu. Kalau diingat sebenarnya Raya juga tidak pernah melihat dia selama bersekolah disini.
"Ray.." panggil Cindy
Raya tidak menjawab, ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Raya, lu tuh kenapa sihh??" Kali ini Reva yg bertanya.
Raya masih saja diam.
"Ya ampunn Rayaa Alendra." suara Melly yang sangat cempreng dan berisik akhirnya membuat Raya tersadar"Kenapa sih teriak-teriak, berisik tau." protes Raya kesal karena merasa terganggu dengan suara Melly.
Untung saja saat ini guru yg mengajar belum datang, kalau tidak mungkin sekarang mereka sudah disuruh untuk keluar dari kelas akibat membuat kebisingan.
"Lagian lu tuh ya kita udah panggil dari tadi kenapa diam aja. Udah kaya orang budek deh lu." kata Megan yg akhirnya buka suara melihat sahabatnya ini.
"OMG!! Rayaaa lu gk budek beneran kan??" Melly langsung memeriksa telinga raya
"Apaan sih, aku gapapa kok. Aku cuma lagi kesel aja." Ucap Raya menjauhkan wajahnya dari Melly.
Baru saja Melly ingin bertanya kembali, tapi Bu Dona guru mereka sudah masuk ke dalam kelas. Melihat itu mereka semua segera kembali ketempat duduk masing-masing.
"Selamat pagi anak-anak" sapa Bu Dona.
"Hari ini kita kedatangan murid baru, dia baru saja pindah ke kota ini, dan ibu harap kalian semua bisa berteman baik." Raya yang memang tidak fokus hari ini tidak terlalu memperhatikan Bu Dona. Dirinya malah sibuk melamun dan meletakkan kepalanya diatas meja.
"Baiklah silahkan perkenalkan nama kamu" Perintah Bu Dona.
"Hai. Nama gue Mondy Alfaro" ucap Mondy singkat.
"Baiklah Mondy sekarang kamu bisa duduk." Mondy mengangguk.
Kebetulan tempat duduk yang masih kosong hanya disamping Raya, karena 3 Minggu yang lalu teman sebangkunya pindah ke sekolah lain. Melihat itu akhirnya Mondy berjalan kesana, tanpa banyak berpikir. Dia tidak merasa keberatan, duduk dimana pun. Mondy sendiri juga tidak mengetahui jika gadis yang sedang menelungkup kan wajahnya adalah gadis pagi hari yang ia tabrak.
Raya yang belum menyadari masih terlihat biasa saja. Sampai tiba-tiba ia merasa bahwa ada seseorang yang duduk disampingnya membuat Raya segera mengangkat wajahnya menoleh.
"Loh?! Kamu yang tadi nabrak aku kan ngapain kamu disini?" Tanya Raya heran, wajahnya menatap pria dihadapannya dengan tidak bersahabat.
"Selain cerobah lu juga punya masalah pendengaran ya. Lu gak bisa denger kalo gue murid baru disini" Jawab Mondy sarkas.
"Terus kenapa kamu duduk disini?" Tanya Raya lagi, karena kejadian pagi hari ditambah ucapan Mondy tadi Raya semakin dibuat kesal dengan pria ini. Dia tidak berharap mereka akan jadi teman sebangku, sepertinya mereka tidak akan cocok untuk itu.
Mendengar pertanyaan Raya, Mondy berbalik menatap raya tajam Seperti menghunus dengan pandangan kelam nya membuat Raya bergidik ngeri sehingga Raya langsung menjauhkan wajahnya agar tidak berdekatan dengan tatapan tersebut.
"Lu liat ada kursi lain yg kosong?!" sambil masih menatap kearah Raya.
Raya pun melihat seisi kelas dan memang benar bahwa tidak ada kursi lainnya yang kosong, hanya ada satu kursi disebelahnya.
Tidak mau memperpanjang masalah dengan pria tersebut Raya pun memilih untuk tidak bicara lagi, selama pelajaran pun dia tetap diam dengan muka ditekuk . Sungguh sial sekali dirinya hari ini ia dibuat kesal dengan laki-laki yg bahkan baru di kenalnya, dan yang lebih parah mereka akan jadi teman sebangku. Setiap hari ia harus berhadapan dengan si pria bermulut pedas menyebalkan satu ini.
CERITA DIREVISI ULANG ⛔
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Love (Hiatus)
RomanceTakdir suka lucu ya. Kita bertemu, jatuh cinta lalu tersesat didalamnya. Seperti sebuah permainan tanpa akhir. Raya yang mengetahui fakta dibalik kematian orang tuanya, dilanda bimbang karena sesuatu tersebut terhubung dengan perjanjian kontrak yang...