Dengan sangat terpaksa Raya akhirnya mau menyuapi mondy, ia membuka kotak makan tersebut. Karena tinggal tanpa orang tua Raya memang tau cara memasak makanannya sendiri, dia juga belajar untuk membantu Riko mengurus kebutuhannya dirumah. Hari ini dia hanya membawakan mondy nasi goreng dengan telur diatasnya.Raya pun dengan setengah hati menyodorkan satu sendok penuh ke mulut Mondy.
"Lumayan, bisa dimakan." Mondy tau Raya sedang kesal karena dia meminta disuapi. Tapi Mondy menyukai wajah gadisnya saat kesal, terlihat lucu."Untung aku ga khilaf, kalo ga ini makanan udah aku campurin sama obat nyamuk" Raya hanya bisa membantin sendiri sambil mencengkram erat sendok makan ditangannya.
Tiba-tiba Mondy mengambil alih kotak bekal tersebut dari tangan raya dan, menyodorkan sendok dengan nasi goreng itu ke mulut raya.
"Buka mulut."Raya menggelengkan kepalanya menolak. Ia masih sangat heran dengan perlakuan Mondy, gengsi juga sih masa dia disuapin Mondy gini. Ini udah mirip scene romantis novel remaja yang dia baca.
Mondy mendekatkan wajahnya ke raya hingga jarak mereka saat ini sangat dekat.
"Buka mulut sayang, atau aku harus.."Dengan cepat Raya langsung memakan nasi goreng yang ada ditangan Mondy dan, menjauhkan wajahnya yang memerah.
Mondy tersenyum penuh kemenangan karena lagi-lagi ia berhasil membuat raya menuruti permintaannya.
Setelah selesai makan Raya ingin segera pergi, tapi baru saja ia berdiri mondy menahan lengannya.
"Apa lagi sih?!" Ucap Raya kesal.
"Pulang sekolah ke rumah aku." Balas Mondy.
"Hah, ngapain? kamu mau macem-macem ya" Tuduh Raya
Mondy menaikkan alisnya apa maksud gadis aneh ini.
"Apa yang ada dipikiranmu gadis aneh, kalau aku mau melakukan hal seperti itu bukan kah lebih baik aku langsung melakukannya disini" Jawaban Mondy tersebut membuat kulit raya meremang takut. Mondy sendiri hanya menatap datar."La- lalu.. kita mau apa ke rumah kamu?" Raya kembali memberanikan diri untuk bertanya.
"Mama ingin bertemu dengan kamu dan, bertindak lah seperti pacar yang baik."
Apa Mondy sudah kehilangan kewarasan nya. Baru dua hari bertemu Mondy, lalu dirinya dipaksa untuk menyetujui perjanjian menjadi pacarnya. Sekarang dia harus bertemu dengan orang tua Mondy, bagaimana dia harus menghadapi situasi semacam itu. Raya kan tidak pernah pacaran.
"Aku ga mau" Tolak Raya. Berharap Mondy tidak memaksa, seharusnya pria itu tau kalau dia tidak siap bertemu mamah nya.
"Ini bagian dari perjanjian, cukup ikuti" Kata Mondy tidak bisa dibantah.
Tanpa mendengarkan jawaban Raya dirinya berjalan meninggalkan Raya yang masih terdiam ditempatnya.Raya pun tersadar dari lamunannya "AKH MENYEBALKAN, DASAR MONDY GILA!" Teriak Raya frustasi. Mondy hanya mengacuhkan teriakan tersebut memilih untuk pura-pura tidak mendengar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Love (Hiatus)
RomanceTakdir suka lucu ya. Kita bertemu, jatuh cinta lalu tersesat didalamnya. Seperti sebuah permainan tanpa akhir. Raya yang mengetahui fakta dibalik kematian orang tuanya, dilanda bimbang karena sesuatu tersebut terhubung dengan perjanjian kontrak yang...