Seperti yang Raya katakan semalam, saat pagi hari gadis itu benar-benar bangun dan langsung menyiapkan diri untuk berangkat sekolah. Riko yang masuk ke kamar Raya untuk mengecek adiknya itu pun dibuat terkejut, sebab saat dia masuk Raya sudah siap dengan seragam sekolahnya dan tengah sibuk dengan buku yang akan dia bawa.
Sama dengan Mondy tentu saja Riko melarang Raya untuk pergi ke sekolah dulu, menurut nya Raya masih perlu istirahat lebih banyak. Tapi Raya tetaplah Raya, dia sangat keras kepala dan tidak bisa di debat. Dia tetap memaksa untuk pergi sekolah dan, jadilah saat ini mereka berdua sedang duduk untuk sarapan sambil menunggu Mondy menjemput Raya.
"Kamu yakin udah mau sekolah hari ini?" Ujar Riko untuk kesekian kalinya.
"Kak.. Kak Riko udah tanya itu berkali-kali loh. Aku gapapa, serius deh." Jawab Raya meyakinkan.
"Lagipula aku kangen sahabatku, jadi aku harus sekolah hari ini. Ga betah juga lama-lama dirumah" lanjut Raya.
Riko menghela nafas pendek.
"Yaudah, jangan sampai kelelahan disekolah. Kalau badannya masih ga enak langsung istirahat atau ijin pulang biar kakak jemput nanti disekolah.""Iya kakak ku sayang"
Saat sarapan mereka hampir habis, Raya baru menyadari kalau Mondy belum juga sampai. Padahal rumah mereka kan dekat biasanya jam segini udah keliatan di depan pintu.
Raya mengambil ponselnya dan, mengetikkan pesan pada Mondy.
Kok belum jemput? Nanti telat nih
Prince thirty 👑
Aku ga bilang kamu boleh
sekolah hari ini?!
Membaca balasan Mondy membuat Raya cemberut karena kesal.Yaudah, gausah jemput! Aku minta
antar Kak Riko aja.
Dasar Mondy jelek, nyebelin?!Prince thirty 👑
Tunggu. Hukuman kamu bertambah.
Raya meneguk ludah kasar, aishh.. sepertinya dia salah menjawab. Dia melupakan fakta Mondy si pria gila yang suka mengancam.
Melihat raut wajah Raya yang berubah, membuat Riko mengerut dahi bingung.
"Kenapa dek?" Tanya Riko.
"Eh.. Gapapa kok kak" Raya tersenyum meletakkan kembali ponselnya dan, menghabiskan sisa sarapannya.
Tidak butuh lama pria gila yang disebut Raya benar-benar sampai didepan rumahnya, sejak mendengar sura bel rumah perasaan Raya semakin tidak enak. Tentu saja dia tau jika yang datang itu adalah Mondy.
"Dek, itu Mondy udah didepan. Ayok keluar." Kata Riko menginstrupsi.
"I-iya ka" Raya sudah pasrah, sepertinya dia akan menerima saja hukuman dari Mondy.
Riko membuka kan pintu lebih dulu, dan benar saja Mondy sudah berdiri tepat disana.
"Pagi kak" Sapa Mondy pada Riko.
"Ya, pagi" balas Riko.
Kemudian Mondy melirik sebentar ke gadis yang berdiri dibelakang dengan wajah pucat panik.
Mondy tersenyum tipis.
"Hey, pagi sayang" ujar Mondy menekankan kata 'sayang' pada kalimatnya.Raya shock berat mendengar panggilan Mondy. Hey! Tidak kah Mondy sadar Kak Riko juga ada disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Power of Love (Hiatus)
RomanceTakdir suka lucu ya. Kita bertemu, jatuh cinta lalu tersesat didalamnya. Seperti sebuah permainan tanpa akhir. Raya yang mengetahui fakta dibalik kematian orang tuanya, dilanda bimbang karena sesuatu tersebut terhubung dengan perjanjian kontrak yang...